Selasa, 31 Desember 2019

23.16 -

Yoh 20:11-18

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 3 April 2018: Hari Selasa dalam Oktaf Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 2:36-41; Mzm 33:4-5, 18-19, 20, 22; Yoh 20:11-18


Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.

Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan (1) melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."

Kata Yesus kepadanya: (2) "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: "Aku telah melihat Tuhan!" dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.


Renungan


1. Kehadiran yang bermakna

(1) Maria Magdalena merasa begitu kehilangan sosok penting dalam hidupnya, yaitu Pribadi yang mengubah hidupnya, air mata itu pun mengaburkan pandangannya untuk segera mengenal Yesus. Kesedihan hatinya itu menutupi hatinya untuk mengenal Yesus yang berjumpa dengannya.

Hal ini mau mengatakan bahwa Yesus adalah pribadi yang begitu menarik dan penuh kasih, menyelamatkan dan menghidupkan, membersihkan dan mengangkat manusia dari kubangan dosa.

(2) Sapaan Yesus kepada Maria Magdalena, membuat Yesus segera dikenalinya. Perjumpaan itu menjadi perjumpaan yang penuh dengan sukacita, menguatkan hati untuk semakin teguh percaya kepada-Nya.

Kita tentu menginginkan kehidupan yang harmonis, damai dan tentram. Keinginan kita itu tidak akan tercapai jika kehadiran kita hanya mendatangkan luka dan air mata bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.

Sebagai murid Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi berarti bagi sesama kita. Menjadi berarti adalah sebuah panggilan untuk menjadi seperti Yesus yang penuh cinta. Apakah kehadiran dan keberadaan kita itu berarti bagi orang lain di sekitar kita?


Ada gula ada semut

Kesepian dan kepahitan sering bergandengan dalam siklus kehidupan didunia ini, waktu kita naik temanpun datang, waktu kita turun merekapun lari dari hadapan kita (Ams 19:4 > Kekayaan menambah banyak sahabat, tetapi orang miskin ditinggalkan sahabatnya). 

Tidak salah pepatah mengatakan "ada gula ada semut" dikala hidup kita penuh gula semutpun datang berkerumun dalam kehidupan kita, namun tatkala gulanya habis semutpun pergi meninggalkan kita.

Setiap manusia tidak terlepas dari siklus kehidupan, waktu naik banyak orang yang datang mendekat, namun tatkala turun mereka akan pergi, lalu kita kesepian merasa ditinggalkan dalam kesendirian, padahal disaat itu mungkin kita sangat membutuhkan dukungan mereka.

Yesus sendiripun mengalami hal yang sama, ketika Dia melakukan banyak mujizat orang banyak datang berkerumun kepada-Nya, namun tatkala Dia ditangkap, diadili bahkan digantung diatas kayu salib semua orang lari dari pada-Nya (2 Tim 4:16 > Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku, kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka).

Rasul Pauluspun mengalami hal yang sama, dia telah malang melintang dalam melayani, telah berjasa besar dalam mengangkat teman, sahabat dan murid muridnya dari keterpurukan dan keterbelakangan, dari beban dan penderitaan, istilahnya rasul Paulus telah sangat berjasa bagi orang orang ini, namun tatkala dia sedang diadili mereka semua meninggalkannya.

Dalam keadaan demikian sebagai manusia; rasul Paulus bisa saja menjadi sakit hati dan kepahitan, lalu mengumpat mereka sambil mencaci maki, karena mereka tidak pernah membalas budi kebaikan yang telah dilakukan olehnya, namun sebagai murid Yesus yang sejati rasul Paulus sebaliknya mengatakan "kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka".

Tidak mudah memelihara hati seperti rasul Paulus, namun dia mampu melakukannya sebab dia sungguh sungguh mengerti akan tugas dan panggilannya sebagai murid Kristus (2 Tim 4:17-18 > Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin).

20.31 -

Yoh 3:16-21

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 11 April 2018: PW St. Stanislaus, Uskup dan Martir - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Kis 5:17-26; Mzm 34:2-3, 4-5, 6-7, 8-9; Yoh 3:16-21; RUybs


Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sebab (*) Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.

Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak; tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."


Renungan


Tuhan datang bukan untuk menghukum

Allah itu Mahabaik. Dia menciptakan manusia dalam keadaan baik, bahkan sungguh amat baik (Kej 2:26-31).

Dia memanggil setiap manusia yang telah ternoda dosa untuk terus membarui diri. Manusia diajak menjadi sempurna sebagaimana Bapa adalah sempurna (Mat 5:48).

Namun, kadang manusia TIDAK TAAT dan JATUH DALAM KESALAHAN dan DOSA. Saat itulah manusia MERASA TIDAK AMAN SEKALIGUS TIDAK NYAMAN. Dia seakan berada di bawah hukuman Tuhan.

Padahal, (*) Tuhan datang bukan untuk menghukum, melainkan untuk mengasihi dan menghapus segala dosa supaya manusia beroleh keselamatan.


02.34 -

Hidup tak perlu pensiun



12 Nasihat dokter usia 103 tahun yang akan menyadarkanmu tentang hidup. Cara makan dan makanan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kesehatan seseorang.

Dr Shigeaki Hinohara merupakan salah satu dokter berpengalaman di Jepang dan di dunia. Dedikasi, pengalaman, dan pengetahuannya di bidang kesehatan tak perlu diragukan lagi. Kini, usianya lebih dari satu abad.

Menurut Shigeaki, cara makan dan makanan yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kesehatan seseorang, terutama untuk menjaga kesehatan tubuh agar mampu bekerja secara sempurna. Itu sebabnya, meski usianya sudah menginjak 103 tahun, dia masih mempunyai fisik yang prima dan tampak bugar. 

Dia juga berhasil menjaga berat badannya tetap ideal yaitu berada di kisaran angka 60 kg sejak berusia 30 tahun.

12 nasihat Shigeaki Hinohara agar memiliki tubuh sehat dan panjang umur.

1. Energi bersumber dari perasaan yang baik, bukan dari makan banyak atau tidur terlalu banyak.

Ketika kamu masih kecil, hal yang paling kamu sukai yaitu bermain dan bermain, iya kan? Bahkan, kamu sampai lupa waktu makan dan tidur. Menurut Shigeaki, orang dewasa juga perlu hidup dengan cara seperti anak-anak, tak ada aturan jam makan atau jam tidur.

2. Setiap orang dengan usia melebihi 100 tahun punya berat badan yang ideal.

Apapun jenis kelaminnya, negara, atau rasnya, semua orang dengan umur melebihi 100 tahun punya satu persamaan: mereka tidak mengalami kelebihan berat badan. Mereka juga sangat memperhatikan apa yang dia makan dan cara dia makan.

3. Makanan itu penting. Ini menu makanan Dr Shigeaki:

Untuk sarapan, dia minum segelas jus buah dengan satu sendok minyak zaitun. Segelas susu yang dicampur dengan bubuk kacang dan pisang.

Untuk makan siang, dia minum susu dengan 2-3 keping biskuit atau tidak makan ketika dia sedang sibuk. "Saya tidak pernah merasa lapar ketika sedang bekerja karena saya fokus," kata Shigeaki.

Untuk makan malam, dia makan buah atau ikan dan nasi, serta daging bebas lemak (2 kali seminggu).

4. Sibukkan waktumu.

Kegiatan Shigeaki terbilang sangat sibuk. Selain rutin bekerja di rumah sakit, dia juga aktif mengajar. Menurutnya, pensiun merupakan sesuatu yang tidak perlu. Tapi jika kamu ingin pensiun, sebaiknya lakukan ketika usiamu lebih dari 65 tahun.

5. Jangan terlalu mudah mengambil keputusan untuk operasi

Jika seorang dokter menyarankan untuk melakukan operasi atau prosedur tertentu, tanyakan padanya apakah dia akan melakukan hal sama pada anak dan istrinya. Menurutnya, para dokter tidak mampu menyembuhkan semua jenis penyakit. 

Jadi, jika operasi tidak benar-benar dibutuhkan, sebaiknya lakukan metode penyembuhan lain, seperti terapi hewan atau musik.

6. Pilihlah tangga ketimbang lift dan bawa barang belanjaanmu sendiri

Ketika saya menaiki tangga, saya selalu melompati dua anak tangga sekaligus dalam satu pijakan. Cara ini melatih otot-otot kaki. Saya mencoba untuk berjalan antara 2.000 hingga 2.500 langkah setiap hari.

7. Rasa sakit hal yang sangat misterius

Cara terbaik untuk mencegah atau menghilangkan rasa sakit adalah dengan menyingkirkannya. Sesederhana itu. Lakukan hal-hal yang menyenangkan. Kita sering mengabaikan kekuatan "otak" dan tidak tahu bagaimana menggunakannya dengan benar. "Gunakan otak Anda!" tegasnya.

8. Jangan kuatir!

Mengkuatirkan sesuatu tidak menyelesaikan masalah. Apalagi jika itu berkaitan hal-hal yang bersifat material, seperti uang, rumah, pakaian yang kamu pakai, atau mobil yang ingin kamu miliki. Ingatlah, ketika kamu mati, benda-benda tersebut tidak kamu bawa.

9. Sains tidak menyembuhkan seseorang

Harus selalu diingat bahwa setiap orang itu berbeda. Namun biasanya sains memperlakukan semua orang dengan cara yang sama. Contohnya, dengan resep obat yang sama dan jenis penyakit yang sama, ternyata proses penyembuhannya berbeda.

10. Temukan orang yang menjadi panutan hidupmu

Setiap orang pasti memiliki sosok idola atau yang menginspirasi hidupnya. Carilah seseorang yang dapat kamu contoh, entah itu ayahmu, artis terkenal, atau siapa pun itu.11. 

12. Hidup penuh dengan insiden dan kesempatan

Pada Maret 1970, saat berusia 59 tahun, saya liburan dari Tokyo ke Fukuoka. Pesawat yang saya tumpangi dibajak oleh partai komunis Jepang. Saya harus menghabiskan empat hari terikat kursi, dengan suhu 40 derajat celcius. Dan saya melihat ini sebagai percobaan. Namun saya teringat bahwa saya adalah seorang dokter. Rasanya cukup menakjubkan melihat cara organisme manusia bereaksi menghadapi krisis.

12. Menyenangkan punya umur panjang

Dr Shigeaki Hinohara mendedikasikan hampir seluruh hidupnya di bidang sosial. Meski berusia 103 tahun, dia mengaku mampu bekerja selam 18 jam sehari selama seminggu penuh. "Dan saya sangat menikmati setiap menit yang saya lalui," ujarnya.

(Sumber: brio.net).




Masyarakat di seluruh dunia pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok Mahathir Mohamad. Ya, pria berusia 94 tahun ini menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia sejak 2018. Meski usianya yang nyaris satu abad, pria ini masih berkecimpung dalam dunia politik. Tentunya Mahathir sendiri memiliki rahasia agar bisa hidup sehat, panjang umur dan terlihat awet muda.

Menghindari makanan berlemak, mengurangi karbohidrat dan tidak terlalu banyak mengkonsumsi gula adalah rahasia di balik umur panjangnya

Perdana Menteri Mahathir Mohamad yang hadir dalam acara KTT Asean ke-35 itu secara blak-blakan memberikan resep umur panjangnya saat berdialog di KTT bisnis dan investasi Asean belum lama ini.

Ketua Dewan Penasihat Bisnis Thailand Asean sekaligus Moderator acara, Arin Jira sempat bertanya kepada Mahathir bagaimana mengelola pikiran agar tetap tajam meski usia sudah senja. Mahathir pun mengaku tidak ada rahasia dibalik tubuh sehatnya, ia juga merasa beruntung karena terhindar dari segala penyakit yang bisa melemahkan fisiknya.

Pada kesempatan tersebut pria kelahiran 10 Juli 1925 itu menegaskan seseorang harus bisa disiplin terhadap hidupnya.  menjadi lebih sehat supaya bisa mendapatkan kesehatan hingga usia tua.

“Jangan makan makanan berlemak, terlalu banyak karbohidrat dan gula. Anda harus aktif, latihan tubuh dan wajib menggunakan otot agar mereka tidak menjadi lemah,” terang Mahathir Mohamad, sebagaimana dilansir Asia One, Kamis (7/11/2019).

(Sumber: https://m.cnnindonesia.com).


Dr. Mahathir Muhamad mengatakan: "Saya akan menyarankan orang untuk tidak beristirahat ketika mereka menjadi tua. Karena ketika Anda beristirahat, Anda akan segera menjadi sangat lemah dan tidak mampu, dan mungkin menjadi pikun. Jadilah aktif setelah Anda mencapai usia pensiun," kata Dr. Mahathir.

"Ini sama dengan otot-ototmu. Kalau Anda tidak menggunakan otot dan hanya berbaring sepanjang waktu, otot-otot bahkan tidak dapat membawa berat badan Anda, Anda tidak bisa berdiri, Anda tidak bisa berjalan."

"Otak juga sama. Kalau Anda tidak menggunakan otak Anda, Anda tidak berpikir, Anda tidak menyelesaikan masalah, Anda tidak membaca, Anda tidak menulis, otak Anda akan mundur dan Anda menjadi pikun. Jadi selalu aktif lah. Satu lagi resep, jangan makan berlebihan, usia bertambah tapi usahakan berat badan tetap sama."

Jadi, jangan pernah merasa sudah tua ... tetaplah muda dan aktif ... semangat terus dan teruslah bersemangat.


02.01 -

Tradisi Gereja dalam mengakhiri dan mengawali tahun



Gereja Katolik memiliki tradisi yang khas dalam mengakhiri dan mengawali tahun.

Dalam dokumen ENCHIRIDION INDULGENTIARUM, Gereja mengajak umat beriman untuk memadahkan "Te Deum" pada akhir tahun, dan "Veni Creator Spiritus" pada awal tahun.

Madah Te Deum pada hari terakhir dalam tahun dimadahkan sebagai ucapan syukur atas tahun yang telah lewat.

Sedangkan, madah Veni Creator Spiritus pada hari pertama dalam tahun dimadahkan sebagai permohonan penyelenggaraan ilahi atas tahun yang akan datang.

Indulgensi penuh diberikan kepada umat beriman yang di gereja atau tempat doa, secara tekun secara publik/meriah menyanyikan atau mendaraskan madah-madah ini.

Bagi yang tidak dapat memadahkannya secara publik, dapat memadahkannya secara pribadi dengan memperoleh indulgensi sebagian.

Madah Te Deum terdapat pada Madah Bakti no. 491 dan Puji Syukur no. 669. Sedangkan untuk Veni Creator Spiritus terdapat pada Puji Syukur no. 565/566. 


Senin, 30 Desember 2019

23.25 -

Luk 24:35-48

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 5 April 2018: Hari Kamis dalam Oktaf Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 3:11-26; Mzm 8:2a, 5, 6-7, 8-9; Luk 24:35-48


Minggu, 15 April 2018: Hari Minggu Paskah III - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 3:13-15, 17-19; Mzm 4:2, 4, 7, 9; 1 Yoh 2:1-5a; Luk 24:35-48


Lalu (1) kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, (3) Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: "Damai sejahtera bagi kamu!"

Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu?

Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku." Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka.

Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: "Adakah padamu makanan di sini?" Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka.

Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."

Lalu (2) Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.


Renungan


1. Allah beserta kita

(1) Pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang telah bangkit mengubah hati dan pikiran mereka menjadi manusia baru. Pengalaman iman akan Paskah inilah yang membuat mereka kembali ke komunitas dan hidup dalam semangat berbagi kasih.

(2) Mereka sekarang mengerti secara baru akan arti firman dan ajaran Yesus tentang diri-Nya. Dulu mereka pikir Yesus akan memimpin mereka keluar dari penjajahan orang Romawi saat itu. 

Akan tetapi, kenyataannya Yesus malah ditangkap dan dihukum mati. Rupanya pemahaman yang salah mempengaruhi kepercayaan mereka sehingga mereka melakukan tindakan yang salah dengan meninggalkan Yerusalem.

Akhirnya, Yesus yang bangkit diyakini bukan hanya sebagai Mahakuasa dan Mahakasih tetapi sebagai (3) Allah yang Mahahadir. Ia secara nyata hadir sungguh dalam komunitas para murid dengan membawa shalom, damai sejahtera-Nya.

Jadi, sebagai murid Kristus kita harus menyadari dan percaya bahwa Dia adalah Imanuel, Allah beserta kita. Yesus selalu hadir di setiap persekutuan orang-orang yang percaya pada-Nya. Yesus selalu hadir di setiap saat kita bercakap-cakap dan bertukar pikiran mengenai Dia. Yesus selalu hadir bagi setiap orang yang memanggil nama-Nya dalam doa terutama dalam Ekaristi Kudus. Bahkan, Dia rela berjalan bersama dengan kita saat suka maupun duka.


2. Jadilah pendamping dan pembimbing bagi sesama

Kisah Emaus menjadi kisah yang kaya makna. Setidaknya kita dapat menemukan bagaimana Yesus yang bangkit tidak membiarkan murid-murid-Nya mencari jalan lain, tetapi mendampingi dan membimbing kedua murid dari Emaus: mulai dari menemari mereka berjalan, menjawab kebingungan mereka dan membuat mata mereka terbuka sendirinya untuk melihat kehadiran-Nya.

Para murid Emaus yang mengalami kematian karena kematian Yesus, kini mengalami kebangkitan Yesus dalam hidup mereka. Dengan segera mereka kembali ke Yerusalem.

Pengalaman Emaus menjadi inspirasi bagi kita juga untuk mendampingi saudara-saudara kita yang mengalami keterpurukan atau mengalami kematian dalam hidup. Kadang diperlukan kesabaran untuk menemani, mendengarkan, berdialog, mengalami kebersamaan sampai pada suatu saat mata mereka terbuka dan mengalami “kebangkitan” dalam hidup mereka.



22.57 -

Yoh 6:30-35

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 17 April 2018: Hari Biasa Pekan III Paskah - Tahun B/II (Putih
Bacaan: Kis 7:51 - 8:1a; Mzm 31:3cd-4, 6ab, 7b, 8a, 17, 21ab; Yoh 6:30-35


Maka kata mereka kepada-Nya: "Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga."

Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."

Maka kata mereka kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa." Kata Yesus kepada mereka: (*) "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.


Renungan


1. Makanan yang mengenyangkan secara rohani

(*) Sebagai roti dari sorga, Yesus merupakan santapan bagi kita. Yesus sebagai Firman yang hidup seharusnya menjadi ‘makanan rohani’ bagi kita, karena Firman itu tidak hanya mengenyangkan kita, tetapi juga menjadikan kita tidak haus lagi. 

Namun tidak semua orang dapat menerima apa yang disampaikan oleh Yesus. Hal ini terjadi karena godaan dunia, yang makin menjauhkan Yesus sebagai makanan rohani.

Agar hidup kita seimbang, hendaknya kita mencari makanan yang tidak binasa, yang dimaksudkan adalah makanan yang mengenyangkan secara rohani, dan bukan makanan secara jasmani semata.

Jadi, sebagai pengikut Kristus, hendaknya Firman itu terus ‘dikunyah’ sehingga akan menjadi inspirasi dan pegangan hidup kita, dan Yesus menjadi pusat hidup kita. Inilah semangat yang harus dimiliki oleh setiap dari kita. Tentu saja semuanya perlu proses sehingga makin hari makin mencintai Yesus Sang Firman yang menjadi roti hidup secara rohani.


22.38 -

Yoh 6:44-51

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 19 April 2018: Hari Biasa Pekan III Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 8:26-40; Mzm 66:8-9, 16-17, 20; Yoh 6:44-51


(1) Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.

Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku.

Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.

Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati.

(2) Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."


Renungan


1. Roti Hidup

(1) Panggilan dasar kristiani berawal dari inisiatif Allah.

Unsur pertama dari iman ekaristik adalah misteri Allah, yaitu kasih yang Trinitaris. Dalam Ekaristi, Yesus tidak memberi kita suatu “barang”, tetapi diri-Nya sendiri. Dia memberikan tubuh-Nya sendiri dan mencurahkan darah-Nya sendiri kepada kita. Dengan demikian, Dia memberikan seluruh hidup-Nya kepada kita. Dia adalah Putra yang kekal, yang diberikan Bapa kepada kita.

(2) Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Roti Hidup yang diberikan oleh Bapa kepada umat manusia. Sekarang, pemberian itu kita terima melalui perayaan Ekaristi.

Sebagai orang Katolik, kita pantas bersyukur karena selalu diberi kesempatan untuk bisa bersatu dengan Yesus melalui Ekaristi. Maka, mari kita rayakan Ekaristi dengan penuh iman. Sebab disanalah kita diundang oleh Tuhan untuk keselamatan kita dan umat manusia lainnya.


22.24 -

Yoh 6:52-59

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 20 April 2018: Hari Biasa Pekan III Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 9:1-20; Mzm 117:1, 2; Yoh 6:52-59


Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: "Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan."

Maka kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman.

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.bSama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya."


Renungan


1. Perlunya katekese

Mengapa orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Yesus, Sang Roti Hidup? Mengapa mereka begitu sulit menerima bahwa Yesuslah Mesias? Karena mereka melihat dengan sudut panjang jasmani saja. Mereka hanya melihat Yesus sebagai salah seorang diantara mereka. Mereka tidak mampu melihat bahwa Yesus adalah tanda yang Allah berikan kepada mereka, bahwa Yesus adalah penggenapan dari nubuat para nabi.

Bagaimana agar orang dapat berubah dan menangkap arti yang lebih mendalam serta percaya kepada Yesus? Melalui Pembaptisan, orang mengalami kelahiran kembali dan mengalami pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit 3:5). Roh Kuduslah yang menerangi orang tersebut pada saat dia mengikuti pelajaran katekese (KGK 1213-1216).

Kita bersyukur bahwa kita dapat mengimani Yesus yang memberikan tubuh dan darah-Nya dalam perayaan Ekaristi. Mari kita bertekun di dalam-Nya agar kelak dapat merayakan perjamuan abadi dan kekal bersama Dia.


22.00 -

Yoh 10:11-18

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 22 April 2018: Hari Minggu Paskah IV - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 4:8-12; Mzm 118:1, 8-9, 21-23, 26, 28cd, 29; 1 Yoh 3:1-2; Yoh 10:11-18


Akulah gembala yang baik. (1) Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.

Akulah gembala yang baik dan (2) Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.

Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorangpun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku."


Renungan 


1. Gembala yang baik: Mengasihi dan memperhatikan Domba

Pengorbanan Kristus di atas kayu salib bukti nyata Ia sangat mengasihi kita, sehingga diberikannya hidup-Nya bagi kita demi perlindungan dan keselamatan kita. Hal ini semakin menegaskan bahwa Ia adalah Gembala yang baik(1).

Sebagai domba-domba-Nya tidak ada perkara yang harus kita takutkan dan kuatirkan di dalam hidup ini karena segala yang kita perlukan telah dipersiapkan dan disediakan oleh Gembala kita. 

Dewasa ini dunia diliputi krisis di segala bidang; kesulitan demi kesulitan dialami banyak orang, tantangan dan ujian menghalangi perjalanan kita, namun kita harus yakin bahwa Tuhan ada di pihak kita karena kita adalah milik-Nya, domba-domba-Nya. 

Tuhan berkata: "(2)". Dia tahu benar masalah dan pergumulan kita, keberadaan kita di bawah pengawasan-Nya selalu. Jadi, Ia tahu ke mana Ia memimpin dan membimbing kita, Ia tahu padang rumput yang hijau, Ia tahu tempat di mana kita dapat beristirahat dan kapan kita merasa letih dan haus.

Janganlah takut akan lawan-lawan yang ada, karena Tuhan telah mempersiapkan dan menyediakan setiap kebutuhan kita di hadapan para lawan kita. Bahkan, tidak hanya menyediakan apa yang kita perlukan, Ia juga akan mengurapi kepala kita dengan minyak suci dari sorga, yaitu Roh Kudus yang penuh kuasa untuk menyertai dan menopang kita (Mzm 23).