Selasa, 30 April 2019

23.49 -

Tit 2:1-8

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 13 November 2018: Hari Biasa XXXII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Tit 2:1-8, 11-14; Mzm 37:3-4, 18, 23, 27, 29; Luk 17:7-10


Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat: Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.

Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.

Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita.

Karena kasih karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata. Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.


Renungan


1. Penguasaan diri perlu dilatih

Hendaklah kita pahami bahwa menjadi percaya pada Tuhan Yesus tidak secara otomatis menjadikan kita ini kebal terhadap segala macam godaan dari si jahat, sebab "... si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya." (1 Ptr 5:8). Oleh karena itu kita harus senantiasa berjaga-jaga dalam berdoa supaya kita tidak jatuh!

Siapa pun yang mempercayakan hidup kepada Tuhan Yesus wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yoh 2:6), sehingga keberadaannya mampu menjadi teladan.

Untuk dapat menjadi teladan, kita memerlukan latihan dalam hal penguasaan diri (1 Kor 9:27). Melatih tubuh dan menguasai seluruhnya berarti berjuang untuk dapat menguasai diri dari belenggu keinginan-keinginan dagingnya yang bertentangan dengan kehendak Tuhan, supaya ia tidak ditolak oleh Tuhan. Ada harga yang harus dibayar untuk menjadi berkat dan teladan yang baik!

Tuhan Yesus memberkati.


23.39 -

Luk 17:11-19

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 14 November 2018: Hari Biasa XXXII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Tit 3:1-7; Mzm 23:1-3a, 3b-4, 5, 6; Luk 17:11-19


Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. 

Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan (*) mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."


Renungan


1. Bersyukur

(*) Rasa syukur yang dimiliki oleh orang Samaria ini bertitik tolak dari iman yang sangat mendalam. Pengalaman kasih ini membawanya kepada pengakuan bahwa Allah berkuasa dan kemuliaan Allah sungguh-sungguh hidup dan bekerja dalam dirinya.

Sudahkah kita bersyukur atas kehidupan yang kita alami? Rasa syukur itu dapat diungkapkan setiap waktu karena Tuhan sungguh-sungguh berkarya dalam kehidupan kita. Tuhan senantiasa melihat kerendahan hati kita yang tahu bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya. Orang yang tahu bersyukur, akan diberkati lebih dan lebih lagi.

Tuhan Yesus memberkati.


23.29 -

Luk 17:20-25

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 15 November 2018: Hari Biasa XXXII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Flm 7-20; Mzm 146:7, 8-9a, 9bc-10; Luk 17:20-25

Kamis, 14 November 2019: Hari Biasa XXXII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Keb 7:22 - 8:1; Mzm 119:89, 90, 130, 135, 175; Luk 17:20-25


Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana. Sebab sesungguhnya (*) Kerajaan Allah ada di antara kamu."

Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! 

Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.


Renungan


1. Kedatangan Kerajaan Allah

Pada zaman sekarang ini, kita pasti sering mendengar berita-berita tentang dunia akan berakhir, hancur, atau kiamat. Warta tentang dunia kiamat ini sering dimengerti sebagai datangnya Kerajaan Allah di dunia, yang ditandai dengan bencana-bencana yang dahsyat yang menghancurkan seisi dunia termasuk manusia. 

Manusia yang berkenan kepada Allah akan diselamatkan pada hari terakhir tersebut.

Sabda Yesus tentang kedatangan Kerajaan Allah ini hendaknya dimengerti sebagai sesuatu yang mendatangkan rahmat bukan malapetaka, rahmat yang kiranya memberikan pemahaman kepada setiap orang bahwa hidup di dunia ini adalah peziarahan menuju pada kemuliaan Tuhan.

Barangsiapa yang hidupnya dipenuhi dengan kebaikan, maka rahmat Allah senantiasa akan menuntunnya menuju kepada kemuliaan itu. Maka, janganlah kita terlalu sibuk dengan hal-hal lahiriah tentang datangnya Kerajaan Allah di dunia ini, tetapi marilah kita mempersiapkan diri kita dengan baik terutama dalam mengikuti jalan penderitaan salib Yesus, agar kelak ketika Kerajaan Allah itu datang, kita dengan hati yang terbuka siap untuk menyambut-Nya dalam kemuliaan kekal.


2. Yesus adalah Kerajaan Allah

Kerajaan Allah kerap dipahami sebagai sebuah simbol atau tempat dan situasi di mana Allah bertakhta. Di dalamnya terdapat suatu situasi yang damai dan penuh cinta karena Allah menjadi pemimpinnya. Pemahaman seperti ini tidaklah keliru dan tidak salah.

Namun, dalam pewartaan Yesus tentang Kerajaan Allah itu terdapat sebuah pemahaman baru yang lebih dalam dan realistis. Apakah sesungguhnya Kerajaan Allah itu? Kerajaan Allah itu adalah Yesus sendiri yang sudah hadir di tengah-tengah para murid dan masyarakat Farisi (*).

Yesus memberi makan kepada orang-orang lapar, menyembuhkan orang buta, memelekkan mata orang buta, memberi harapan bagi yang lemah dan putus asa, mengritik sikap dan prilaku yang tidak baik bahkan membangkitkan Lazarus dari kematian. Itukah tanda dan ciri nyata hadirnya Kerajaan Allah di dunia dalam diri Yesus Kristus.

Sebagai anak Allah, kita semua memiliki tugas dan tanggungjawab untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia melalui sikap dan perbuatan kita setiap hari. Memberi senyum kepada orang lain, membantu orang miskin, berderma, mendidik anak-anak dalam keluarga, hadir dan partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan dan masih banyak lagi. Intinya, menghadirkan Kerajaan Allah tidak lain adalah kehadiran kita memberi dampak positif bagi seluruh alam ciptaan.



2 Yoh 4-9

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 16 November 2018: Hari Biasa XXXII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 2 Yoh 4-9; Mzm 119:1, 2, 10, 11, 17, 18; Luk 17:26-37


Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa. Dan sekarang aku minta kepadamu, Ibu -- bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya -- supaya kita saling mengasihi. 

Dan inilah kasih itu, yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya. 

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya. Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak.


Renungan


1. Antikristus

Sekarang telah bangkit banyak antikristus. Mereka berasal dari kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita (1 Yoh 2:18-19). Jadi, mereka sudah menyimpang dari ajaran Alkitab.

Jadi, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia. Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka (1 Yoh 4:3, 5).

Tuhan Yesus memberkati.


3 Yoh 5-8

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
  

Penanggalan liturgi

Sabtu, 17 November 2018: Pw St. Elisabet dari Hungaria, Biarawati - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: 3 Yoh 5-8; Mzm 112:1-2, 3-4, 5-6; Luk 18:1-8; Ruybs.


Saudaraku yang kekasih, engkau (1A) bertindak sebagai orang percaya, di mana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing. Mereka telah memberi kesaksian di hadapan jemaat tentang kasihmu.

Baik benar perbuatanmu, jikalau engkau (1B) menolong mereka dalam perjalanan mereka, dengan suatu cara yang berkenan kepada Allah. Sebab karena nama-Nya mereka telah berangkat dengan tidak menerima sesuatu pun dari orang-orang yang tidak mengenal Allah. 

(2) Kita wajib menerima orang-orang yang demikian, supaya kita boleh mengambil bagian dalam pekerjaan mereka untuk kebenaran.


Renungan


1. Kasih Gayus menginspirasi untuk hidup di dalam kasih

(1AB) Rupanya perbuatan Gayus begitu berkesan dan menyentuh sehingga diceritakan di depan banyak orang. Salah satu contoh nyata perbuatan Gayus, yang mencerminkan perbuatan sebagai seorang yang percaya kepada Allah. 

Hal ini merupakan contoh nyata bahwa pengetahuannya tentang kasih telah sampai pada tataran praksis dan (2) menjadi pengalaman atau memori orang lain sehingga diapresiasikan dalam bentuk kesaksian kepada banyak orang.

Ini menjadi pergumulan kita bersama bagaimana pengakuan dan pengetahuan iman kita bisa dipancarkan sehingga menjadi bagian pengalaman hidup orang lain dan menjadi cerita yang menginspirasi banyak orang. Kiranya kasih Gayus ini bisa menginspirasi kita untuk terus hidup di dalam kasih.

Tuhan Yesus memberkati.


22.04 -

Dan 12:1-3

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 18 November 2018: Hari Minggu Biasa XXXIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Dan 12:1-3; Mzm 16:5, 8, 0-10, 11; Ibr 10:11-14, 18; Mrk 13:24-32


Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya. 


Renungan


1. Orang benar bercahaya seperti bintang

Menjadi seorang bintang adalah dambaan setiap orang di dunia ini. Menurut pemahaman orang kebanyakan, seorang bintang adalah orang yang hebat, memiliki prestasi luar biasa, dikagumi oleh banyak orang, sukses atau orang yang terkenal/populer. Secara umum definisi seorang bintang adalah orang terbaik di suatu bidang tertentu.

Bagaimana arti seorang bintang di pemandangan mata Tuhan? Orang dapat dikatakan seperti 'bintang' apabila ia berhasil dalam menjalankan panggilan hidupnya sesuai yang ditentukan oleh Tuhan, yaitu bekerja dan menghasilkan buah. 

Daniel, sekalipun hidup di tengah-tengah suatu bangsa yang menyembah berhala, ia tidak terbawa arus. Ia tetap mampu menjaga hidupnya berkenan di hati Tuhan sehingga kehidupannya menjadi berkat bagi banyak orang. Bagaimana dengan kehidupan kita? Sudahkah hidup kita memberkati banyak orang?

Tuhan Yesus memberkati.


21.53 -

Why 12:1-4; 2:1-5a

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 19 November 2018: Hari Biasa XXXIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Why 12:1-4; 2:1-5a; Mzm 1:1-2, 3, 4, 6; Luk 18:35-43)


"Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.

(A) Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa (A1) engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa (A2) engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan (A3) engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.

Namun demikian (B) Aku mencela engkau, karena (B1) engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.


Renungan


1. Kehilangan kasih mula-mula

(A) PUJIAN: (A1) Tidak mudah mengendalikan emosi saat menghadapi perbuatan orang jahat (2 Tim 3:12). (A2) Menentang penyesatan yang dilakukan orang yang mengatasnamakan dirinya sebagai rasul (Kis 20:29-30). (A3) Tidak mudah menghadapi penderitaan karena teror atau setidaknya intimidasi yang hendak menyurutkan iman kepada Yesus.

(B) CELAAN: (B1) tidak lagi melakukan pelayanan kasih, dampaknya mereka bisa berpaling dari iman percaya kepada Yesus Kristus.

Jemaat Efesus semula dipuji karena perbuatan kasih mereka kepada sesama terutama kepada orang kudus (Ef 1:15) namun kemudian meninggalkan perbuatan kasih dan tidak mau bertobat sehingga mereka mengingkari iman dan akhirnya mereka terjerumus ke alam maut dan kehilangan keselamatan abadi. 

Apakah kita senantiasa mawas diri dan menjaga keyakinan iman kepada Yesus walaupun menghadapi terjangan segala badai kehidupan? 

Tuhan Yesus memberkati.


21.44 -

Luk 19:1-10

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)

 

Penanggalan liturgi

Selasa, 20 November 2018: Hari Biasa XXXIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Why 3:1-6, 14-22; Mzm 15:2-3ab, 3cd-4ab, 5; Luk 19:1-10

Minggu, 3 November 2019: Hari Minggu Biasa XXXI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Keb 11:22 - 12:2; Mzm 145:1-2, 8-9, 10-11, 13cd-14; 2 Tes 1:22 - 2:2; Luk 19:1-10


Yesus masuk ke kota Yerikho dan berjalan terus melintasi kota itu. Di situ ada seorang bernama Zakheus, kepala pemungut cukai, dan ia seorang yang kaya. (1) Ia berusaha untuk melihat orang apakah Yesus itu, tetapi ia tidak berhasil karena orang banyak, sebab badannya pendek.

Maka (2A) berlarilah ia mendahului orang banyak, lalu (2B) memanjat pohon ara untuk melihat Yesus, yang akan lewat di situ.

Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: "Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu." Lalu (3A) Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. 

Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." 

Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: (3B) "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat."

Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham. Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."


Renungan


1. Perjumpaan yang mengubah orientasi hidup

(3B) Ketika Zakheus bertemu pandang dan berdialog singkat dengan Yesus, terjadi perubahan besar dalam hidupnya. Yesus mengubah orientasi hidupnya. Dari seorang yang hanya tahu mengambil dan meminta, namun sekarang berubah menjadi seorang yang tahu memberi.

Tuhan telah mengubah pemahaman Zakheus tentang kekayaan duniawi menjadi kekayaan abadi, yaitu kekayaan yang tidak dapat dirusak oleh ngengat dan karat (Mat 6:20). Kekayaan yang dia miliki sekarang jauh lebih bernilai dan berharga, sebab kekayaan materinya telah menghasilkan kasih dan keadilan.

Semoga perubahan sikap Zakheus dapat kita maknai di dalam panggilan kita masing-masing.


2. Beriman - soal kesetiaan

Sering kali iman kita hanya menjadikan Yesus sebagai dukun: saat kita butuh, kita datang kepada-Nya dan berharap semuanya selesai dengan cepat. Tindakan iman yang demikian sama dengan anak-anak sekolah yang berdoa hanya saat akan ujian.

Padahal, iman itu pekara kesetiaan. Bagaimana kita hari demi hari belajar untuk percaya bahwa Tuhan menjadikan segalanya baik dalam hidup kita. Belajar yakin bahwa Tuhan senantiasa campur tangan dalam hidup kita saat demi saat, bukan hanya saat kita butuh saja.

(1, 2AB) Apa yang dilakukan oleh Zakheus adalah gambaran bagaimana harusnya hidup beriman. Penasaran akan Yesus membuat kita dekat pada-Nya, saat demi saat, waktu demi waktu.

(3AB) Betapa pentingnya menerima Yesus dengan sukacita bukan dengan keterpaksaan. Ketika Tuhan diterima dengan sukacita akan ada perubahan dalam pribadi yang menerima-Nya. Setiap perjumpaan dengan Yesus kiranya juga membuat jiwa kita menjadi segar dan juga bahkan akan membelokkan jalan hidup kita yang keliru.

Marilah kita berjuang seperti Zakheus, untuk mengetahui lebih banyak tentang Dia dengan cara berdoa, membaca Kitab Suci, mengikuti berbagai kegiatan rohani dan lain sebagainya.