Selasa, 26 Desember 2017

19.17 -

3 Cara untuk menang melawan godaan dosa



Di dalam hidup ini, kita akan selalu digoda oleh berbagai macam godaan. Mau kita masih muda atau sudah tua, mau kita seorang pelajar atau seorang pendeta, kita pasti akan menghadapi yang namanya godaan dosa. 

Seringkali kita tidak ingin jatuh ke dalam dosa tersebut, tetapi kita malah menemukan diri kita terus menerus jatuh ke dalamnya. Kita ingin dapat setia kepada Tuhan, tetapi rasanya sangat sulit untuk melawan godaan-godaan dosa ini.

Tetapi sesungguhnya, Tuhan sudah menyediakan kita perlengkapan untuk mengalahkan dosa-dosa kita, hanya saja seringkali kita menolak untuk menggunakan perlengkapan yang Tuhan sudah beri tersebut, maka itu kita tidak kuat menghadapi godaan-godaan dosa.

Alkitab seringkali mengatakan tentang JATUH ke dalam pencobaan, tetapi Alkitab tidak pernah sekali pun mengatakan JATUH ke dalam kebenaran. 

Sangat mudah untuk terpleset ke dalam dosa, tetapi kita tidak dapat terpleset masuk ke dalam kebenaran. Kebenaran adalah sesuatu yang harus kita masuki dengan berjalan ke dalamnya

Ranting-ranting anggur yang melepaskan diri dari pokok anggurnya pada akhirnya akan mati, maka itu kita harus kembali menyambungkan diri kita ke pokok anggur kita yang memberikan hidup - kita harus kembali melekatkan diri kita kepada Tuhan. 

Tiga hal yang dapat kita lakukan untuk kembali kepada Tuhan dan mengalahkan godaan-godaan dosa di dalam hidup kita.

1. Berdoa

Pada Matius 26:41, Tuhan mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk berdoa agar tidak jatuh ke dalam pencobaan. Lebih dari itu, Yesus juga mengajarkan kepada murid-murid-Nya untuk berdoa kepada Tuhan dalam menghadapi cobaan-cobaan dunia ini dalam Doa Bapa Kami. 

Maka itu sangatlah penting untuk kita terus berdoa meminta kekuatan dari Tuhan. Seseorang yang tidak rajin berdoa dan tidak rajin meminta bimbingan Tuhan di dalam hidupnya, tidak mungkin kuat melawan godaan-godaan iblis. 

Daging kita memang lemah, tetapi sesungguhnya Roh Allah di dalam kita itu kuat. Berdoalah kepada Tuhan dan mintalah kekuatan dari-Nya. 

2. Pembacaan Alkitab

Jangan mengatakan Tuhan tidak menolong kita jika Alkitab kita masih tertutup. Mazmur 119:9 dalam Bahasa Inggris mengatakan: “How can a young man keep his way pure? By keeping it according to Your word.”

Firman Tuhan adalah pelita bagi kaki kita. Firman Tuhan-lah yang dapat memimpin kita berjalan di jalan kebenaran

Banyak orang Kristen yang ke gereja setiap Minggu, tetapi tidak pernah membaca firman Tuhan di dalam kesehariannya, dan ini adalah alasan mengapa banyak orang Kristen terus menerus jatuh ke dalam dosa. Mereka tidak bertumbuh di dalam firman Tuhan

Jika kita tidak membaca firman Tuhan, kita tidak akan kuat menghadapi godaan dunia ini. 

Firman Tuhan adalah sumber kekuatan bagi hidup orang-orang Kristen. Bagaimana kita dapat mengikuti jalan-Nya Tuhan di dalam hidup kita, jika kita bahkan tidak mendengarkan arahan-Nya di dalam keseharian kita? 

Kita akan lebih mengikuti jalannya media dan orang-orang dunia di sekitar kita. Beri makan-lah jiwa kita dengan makanan yang tepat setiap hari, yaitu pendengaran akan firman Tuhan.

3. Komunitas yang baik

“Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” (1 Korintus 15:33). 

Salah satu alasan kita kesulitan keluar dari dosa-dosa kita mungkin bersumber dari kelompok bermain kita. Jika kita ingin berhenti menggunakan narkoba, langkah awal yang harus kita lakukan adalah untuk berhenti berkumpul di tengah-tengah orang yang suka menggunakan narkoba. 

Langkah kedua adalah untuk berkumpul dengan kelompok orang-orang yang sungguh mengasihi kita dan menginginkan kita untuk mengalahkan adiksi-adiksi jahat tersebut.

Kita memiliki dua kelompok bermain, kelompok bermain gereja dan kelompok bermain non-gereja. Jujur saja, ketika kita membicarakan soal relationship, dua kelompok ini akan memiliki pandangan yang berbeda 180 drajat. 

Jika kita hanya mendengarkan tips-tips dari kelompok bermain kita yang non-gereja, kita mungkin tidak akan memiliki pandangan yang benar akan relationship dan relationship kita mungkin akan didasari oleh hawa nafsu. 

Tetapi karena kita juga sering bergaul dengan orang-orang gereja, kita mendapatkan masukan-masukan yang benar tentang relationship dan kita kini mengerti bagaimana cara membina relationship yang setia dan didasari oleh cinta kasih benar yang berasal dari Tuhan kita.

Maka itu, komunitas yang baik sangatlah penting.

“You show me your friends, and I’ll show you your future!”

Jangan pernah menyerah, dan terus lekatkanlah dirimu kepada Tuhan. Sesungguhnya Tuhan selalu dekat denganmu, dan Dia selalu menunggumu untuk kembali kepada-Nya

Dia adalah sumber kekuatan kita, Dia adalah sumber pengharapan kita, dan Dia adalah sumber kasih sejati di dalam hidup kita. Janganlah pilih dosa-dosa kita, tetapi pilihlah Yesus Sang Juruselamat-kita!

(Sumber: Grace Depth)

Mana yang lebih kamu cintai? Pemberian-nya / Pemberi-nya?



Pada suatu ketika, ada seorang anak SMP bernama Ben. Pada natal tahun ini, mama-nya Ben memberikannya sebuah PS4. Ben sangat senang oleh karena hadiah yang ia terima tersebut. Dia membanggakan PS4 itu kepada teman-temannya, dan dia memainkan PS4 itu setiap hari. 

Namun, Ben begitu mencintai PS4 miliknya, hingga dia melupakan ulang tahun mama-nya, tidak mau pergi makan keluar bersama mama-nya, dan marah setiap kali mama-nya mengajak dia mengobrol ketika dia bermain. 

Akhirnya, mama-nya Ben mengambil PS4 itu kembali dan melarang Ben untuk memainkannya. Ben menjadi sangat marah. Dia membanting pintu kamarnya ke depan mama-nya dan dia berteriak: “AKU BENCI MAMA!”

Sangat keterlaluan bukan anak bernama Ben ini? Dia lebih mencintai PS4 pemberian mama-nya dibandingkan mama-nya yang telah memberikan PS4 itu kepadanya. Dia melupakan sang pemberi oleh karena pemberian yang telah dia terima. 

Namun sesungguhnya, seringkali kita juga melakukan hal yang sama seperti Ben. Kita lupa dengan siapa pemberi dan penyedia di dalam hidup ini - kita lebih mencintai pemberian-pemberian Tuhan dibandingkan Tuhan sang pemberi itu sendiri. 

Kita seringkali bekerja, pacaran, bermain game selama berjam-jam, tetapi kita lupa untuk menghabiskan waktu untuk bersyukur kepada-Nya atas semua yang sudah Dia berikan kepada kita. 

Kita tidak mau menghabiskan waktu untuk bersekutu dengan-Nya di dalam doa dan pembacaan firman-Nya di dalam keseharian hidup kita. Dan kita seringkali marah dan mengatakan bahwa Dia jahat ketika pemberian dari-Nya Dia ambil kembali. 

Apakah kamu mencintai Tuhan? Atau hanya pemberian-pemberian-Nya? Jika semua yang Dia berikan kepadamu, Dia minta kembali, apakah kamu akan tetap mencintai-Nya?

Apakah cintamu kepada-Nya ditentukan oleh pemberian-pemberian-Nya untukmu? Ataukah cintamu kepada-Nya didasari oleh siapa Dia sesungguhnya?

Saya percaya setiap dari kita tidak ingin menjadi mama-nya Ben. Ketika kita memberikan sebuah pemberian sebagai tanda kasih untuk seseorang, kita tidak ingin orang itu malah lebih mencintai pemberian kita daripada kita sendiri yang telah memberikannya itu. 

Sama hal-nya dengan Tuhan, Dia memberikanmu begitu banyak hal-hal baik di dunia ini untuk kamu dapat menikmatinya, tetapi Dia tidak ingin kamu sampai lupa akan Dia sang pemberi pemberian-pemberian itu.

Tuhan mengatakan bahwa perintah yang pertama dan paling utama adalah: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat 22:37).

Yang Tuhan inginkan dari kita adalah hati kita. Jangan sampai pemberian dari Tuhan malah merengut hatimu darinya - jangan sampai pemberian Tuhan malah menjadi sebuah berhala di dalam hidupmu

Sesungguhnya, Tuhan adalah seorang Bapa yang selalu menyediakan untuk kita, seorang Teman yang selalu ada di sisi kita, seorang Juruselamat yang menyerahkan diri-Nya untuk kita, dan sebuah Harta yang jauh melebihi segalanya di dunia ini. 

Jangan sampai kita melewatkan hal yang paling berharga yang kita miliki! Jangan sampai kita melupakan harta terbesar di dalam hidup kita! Jangan sampai kita lupa dengan Tuhan Allah sang sumber sukacita sejati!

“Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa” (Mazmur 16:11).

(Sumber: Grace Depth).