Selasa, 31 Januari 2017

Spiritualitas pertobatan pintu masuk Kerajaan Allah



Dari kodratnya yang terdalam manusia bersifat sosial, dan tanpa berhubungan dengan sesama ia tidak dapat hidup atau mengembangkan bakat-pembawaannya (GS 25). 

Maka sebagai seorang Bapa, Allah tidak mau manusia hidup dan tinggal sendiri-sendiri, Dia menghendaki agar manusia hidup dan tinggal bersama-sama dengan orang lain sebagai sebuah keluarga

Atas dasar pemahaman ini, kita berada, kita tinggal dan hidup, kita bertumbuh dan berkembang, kita membina dan dibina di dalam sebuah komunitas kehidupan bersama, baik dalam keluarga, dalam masyarakat maupun dalam panggilan religius karena panggilan Tuhan. 

Panggilan Tuhan dalam setiap kehidupan bersama bukanlah suatu panggilan yang serba bebas dari segala tantangan dan kesulitan, dari segala penderitaan dan kesusahan tetapi seringkali manusia mengalami gangguan jiwa atau penyakit hati karena berbagai persoalan dan kesulitan

Untuk menenangkan gangguan jiwa dan menyembuhkan penyakit hati dari berbagai persoalan hidup, kita perlu datang kepada Tuhan, memandang dan memperhatikan Dia, mendengarkan dan menghayati Sabda-Nya dan kata-kata-Nya, teguran-teguran-Nya, ajakan-ajakan dan nasihat-nasihat-Nya. 

Ketika kita tidak lagi mengandalkan Tuhan dan tidak lagi tergantung kepada-Nya, kita memang bisa menjadi amat bebas. Kita menjadi satu-satunya perancang dan pelaksana riwayat kita sendiri. 

Namun, dengan menjadi tuan atas diri sendiri, kita justru sering menjadi hamba atau budak dari keinginan dan nafsu pribadi yang tak terkendali

Jadi, dalam kehidupan bersama hanya dapat lestari dan bertahan apabila Tuhan selalu hadir dan tetap hadir, atau dihadirkan dan diandalkan oleh setiap anggota keluarga/komunitas baik secara individual-pribadi maupun secara kolektif-bersama.

Tanpa sentuhan atau kontak dengan Kristuspertobatan akan menemui jalan buntu dan kehilangan "rohuntuk berdaya dan berbuah bagi pertumbuhan dan kemajuan hidup manusia.

Apabila kita waspada dalam hidup dan selalu berbuat baik dalam setiap pekerjaan, penderitaan dan salib pada umumnya tidak menimpa kita

Namun, apabila kita lalai dalam hidup dan berbuat jahat dalam pekerjaan dan pergaulan sehari-hari, sudah pasti penderitaan dan salib muncul dalam kehidupan kita

Orang yang melakukan kejahatan sama dengan orang yang menanam benih-benih kejahatan untuk kemudian bertumbuh dan menghasilkan buah-buah penderitaan dalam hidup pribadi dan dalam hidup bersama (Ayb 4:8-9; Yer 2:17,19). 

Manusia menderita karena kejahatan, yang merupakan sesuatu kekurangan, pembatasan atau penyimpangan dari sesuatu yang baik (Ams 11:27, 21,19; Mzm 140:12; Yer 2:19).

Untuk menghadapi penderitaan dan salib yang tidak dapat dihindari ini, ada dua sikap yang perlu kita miliki dan hayati

1. Kesabaran untuk memikul dan menanggung penderitaan yang ada (2 Kor 6:4-5). 

Orang yang memiliki ketahanan dan kesabaran, beban penderitaan akan terasa lebih ringan baginya. Kesabaran dan ketahanan untuk dengan ikhlas menanggung penderitaan menghantar seseorang kepada kemenangan dan keberhasilan (Mat 10:22; 2 Tim 4:5; Rm 5:3-5; Yak 1:12).

Sikap tobat

Barangsiapa menyembunyikan kesalahannya dan tidak mau bertobat dari kesalahannya itu, ia akan selalu merasa tertekan dan tekanan itu pasti menimpa diri dan hidupnya (Mzm 32:3-4; 5:10-11). 

Kejahatan dan dosa merendahkan martabat manusia setingkat dengan binatang, dan dengan demikian menghilangkan makna hidupnya sebagai putra Allah di dunIa ini

Orang yang banyak berdosa menderita kesakitan, sedangkan orang benar dan orang yang dengan jujur mengakui dosa dan kesalahannya akan bergembira dan berbahagia.


Jalan menuju perubahan hidup ke arah yang baik dan benar adalah pertobatan. Melalui pertobatan, kita pertama sekali akan menyadari kesalahan dan kekeliruan kita. Sesudahnya, kita berbalik pada sikap dan tingkah laku yang baik dan benar. Kita kembali pada tindakan dan perbuatan yang berkenan dan menyelamatkan.


Dalam kehidupan yang biasa, memang tidak gampang kita memisahkan manusia dari kejahatan yang dilakukannya, kejahatan identik dengan pelakunya

Namun, sebagai orang beriman kita harus mampu membedakan kejahatan dan pelakunya sama seperti kita membedakan pasien dari penyakitnya. Hal yang mesti kita benci adalah jenis penyakit atau kejahatan, dan bukan pasien atau pelaku kejahatan.

Prinsip ini berlaku bagi setiap orang dan setiap kita, baik dalam relasi keluar dengan orang lain maupun dalam relasi ke dalam dengan diri sendiri. 

Dalam kaitan dengan diri sendiri, kita harus mampu melihat dan menyadari, mengenal dan mengakui kejahatan-kejahatan yang timbul dalam hati dan pikiran kita dan yang lahir dalam perkataan dan perbuatan kita. 

Penyadaran diri dan pengakuan dosa sudah merupakan suatu bentuk pembenaran hidup dan sebuah langkah maju menuju pertobatan.

Pengakuan atau penyampaian dosa membebaskan kita dan merintis perdamaian kita dengan orang lain. Melalui pengakuan itu orang melihat dengan jujur dosa-dosanya, bahwa ia orang berdosa; ia menerima tanggung jawab atas dosa-dosanya itu, dengan demikian membuka diri kembali untuk Allah dan untuk persekutuan Gereja, sehingga dimungkinkanlah satu masa depan yang baru (KGK 1455).

Pertobatan akan berhasil dilaksanakan apabila pertobatan itu lahir dari hati. Dengan kata lain, orientasi dasar dan bentuk utama dari pertobatan dijalankan "bukan pertama-tama dengan karya yang kelihatan (puasa dan mati raga), melainkan pertobatan hati, pertobatan batin. Pertobatan jiwa ini diiringi dengan kesedihan yang menyelamatkan dan kepiluan yang menyembuhkan.

Untuk bertobat, manusia membutuhkan rahmat Allah yang mampu membalikkan hati kita kepada-Nya. Menurut iman Katolik, "Manusia tidak dapat berbuat sesuatu yang baik, tidak dapat menentang godaan, tidak dapat melangkah untuk bersatu dengan Tuhan, kecuali dengan bantuan rahmat yang diberikan Tuhan secara bebas."

Mengapa untuk bertobat, manusia harus terus-menerus bergulat dan berjuang dalam hidup? Hal ini terjadi karena dalam diri setiap orang terdapat dua kekuatan atau kekuasaan yang saling bertentangan dan saling berperang

Peperangan antara Tuhan dan Setan, antara kebaikan dan kejahatan ini terjadi di dalam hati manusia. Kita berada dalam dua kutub yang tarik menarik seperti terjadi dalam perlombaan "tarik tambang". Kita akan bergerak "maju mundur maju mundur" dalam hidup. Kita akan senantiasa bimbang dan ragu, tidak berani mengambil sikap atau keputusan.

Dengan posisi demikian, Tuhan atau Setan menjadi "tuan" atas manusia, namun manusia menjadi "tuan" atas dunia. Tuhan atau Setan dapat meraja dan menguasai, memimpin dan menentukan manusia, tetapi manusia dapat meraja dan menguasai, memimpin dan menentukan dunia dan lingkungan sekitar. Apabila hidup manusia berhasil "dikuasai" dunia dan lingkungan sekitar juga akan mudah "dikuasai".

Suatu kehidupan yang baik dan selamat di dalam Kerajaan Allah tidak berjalan secara otomatis seperti sebuah mesinIa lahir dari suatu perjuangan yang keras sepanjang hidup.

Penderitaan adalah bagian dari pengalaman manusia. Sekalipun penderitaan merupakan pengalaman hidup manusia, namun tidak semua orang bersikap positif dan responsif terhadap penderitaan

Karena itu, manusia perlu bertobat untuk menemukan sikap yang tepat berhadapan dengan pengalaman penderitaan dalam hidup

Secara khusus, setiap orang Kristen yang tinggal di dalam Kerajaan Allah mesti memandang Kristus untuk dapat memaknai dan menyikapi dengan baik dan benar berbagai bentuk penderitaan dalam ziarah hidup di dunia ini. 

Bagi orang Kristen, "persatuan dengan sengsara Kristus" (KGK 1521) adalah sikap tobat dasariah yang harus dibangun untuk menghadapi segala bentuk penderitaan di dunia ini

Ingatlah! Penderitaan merupakan jalan Tuhan untuk menegur dan mengoreksi, untuk membimbing dan mendidik kita menuju kematangan dan kedewasaan panggilan, menuju kesempurnaan dan keselamatan hidup

Bagi orang yang mencintai dan mengikuti Tuhan, kegembiraan dan penderitaan dapat hadir bersama dalam jiwa dan dalam hidupnya

Dengan demikian, muara akhir dari pendidikan Tuhan melalui jalan salib atau penderitaan selalu merupakan kesembuhan dan keselamatan.

Dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkantetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian (2 Kor 7:10)

Solidaritas Tuhan Yesus dalam penderitaan manusia, yaitu mengembalikan makna hidupnya di dunia, makna yang sebagian besar telah hilang akibat dosa (penghidupan yang mulia dan bermartabat).

Setiap orang juga dipanggil untuk ikut ambil bagian dalam penderitaan Kristus. Dalam solidaritasnya dengan Tuhan, manusia mengalami dua dimensi kehidupan Kristus: kegembiraan dan kesusahan, kemuliaan dan kehinaan, dan akhirnya kehidupan dan kematian, manusia akan mencapai keagungan, martabat, dan nilai dirinya sebagai citra Allah. 

Solidaritas dan partisipasi manusia dalam penderitaan dan salib tidak hanya terjadi dalam relasi dengan Kristus. Namun, kita juga mesti solider dengan orang-orang lain dan mengambil bagian dalam penderitaan dan salib hidup mereka. 

Dasar dari partisipasi horisontal ini adalah keanggotaan kita dalam Gereja sebagai Tubuh Kristus sendiri (1 Kor 12:27; Rm 12:4-5; 1Kor 12:26). 

Sebagai anggota dari Tubuh Kristus, setiap kita berbeda-beda satu dari yang lain, baik dalam kelebihan maupun kekurangan. 

Perbedaan ini bertujuan agar kita saling melengkapi dan saling menolong untuk memenuhi hukum Kristus (Rm 12:15-16; 1 Yoh 3:17; Ef 4:28; 2 Kor 8:14-15; Gal 6:2).

Untuk dapat menanggung penderitaan bagi kepentingan dan keselamatan bersama, kita perlu memiliki sikap bela rasa terhadap orang lain. Sikap "bela rasa" tidak sama dengan "rasa kasihan". 

Rasa kasihan mengandaikan ada jarak, bahkan sikap merendahkan. Misalnya memberikan uang kepada pengemis, tetapi tidak melihat matanya, tidak berbicara dengan dia. 

Bela rasa berarti menjadi dekat dengan orang yang menderita, memberikan seluruh hatinya untuk orang lain, juga tidak sayang untuk memberikan sarana-sarana material dan siap untuk terluka.

Penderitaan hadir di dunia untuk mempertalikan kasihuntuk melahirkan karya-karya kasih terhadap sesamauntuk mengubah seluruh peradaban manusia menjadi suatu peradaban kasih (Santo Yohanes Paulus II)

Kebangkitan tidak dapat dipisahkan dari kematian. Kebangkitan dan kematian selalu merupakan sebuah mata uang logam dengan kedua sisi yang berbeda, namun saling mengandaikan, saling menentukan dan saling menyempurnakan. 

Tanpa kematian, tidak ada kebangkitan; tanpa kebangkitan, sia-sialah kematian. Dengan kebangkitan, kematian tidak menjadi sia-sia, tetapi amat bernilai atau bermakna bagi munculnya suatu kehidupan baru (Yoh 12:24). 

Dengan kebenaran ini 

1. Salib, penderitaan, dan kematian merupakan "benih" kehidupan baru yang siap bertumbuh dan berkembang, siap bertunas dan berbuah bagi manusia. 

2. Kehidupan kita sebagai pengikut Kristus selalu berwajah ganda: antara susah dan senang, suka dan duka, untung dan malang, sedih dan gembira, jatuh dan bangun, turun dan naik, sakit dan sehat, mati dan hidup atau mati dan bangkit (Bdk. Pkh 3:1-8). 

Dengan melihat warna atau kondisi hidup yang silih berganti ini, hendaklah kita jangan terlalu kecewa, putus asa atau putus harapan, apabila kita mengalami kegagalan, persoalan atau krisis hidup. 

Konkretnya, kalau kita gagal dalam ujian, janganlah kita gelisah sampai "makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, komunikasi menjadi beku, senyum menjadi hambar. Akibatnya her-ujian jumlahnya terus bertambah. 

Sebaliknya juga, ketika kita menemukan atau mengalami kesuksesan, keuntungan, atau prestasi yang gemilang, hendaknya kita tidak menjadi orang yang lupa daratan atau lupa diri. 

Misalnya, nilai ujian kita dalam semester sekarang ini 9 (sembilan), lalu karena kita lupa diri, kita sombong dan angkuh serta tidak belajar lagi, nilai kita pada semester berikutnya turun menjadi 5 (lima).

Bertobat berarti selalu bersiap siaga menanti kedatangan Tuhan yang menyelamatkansehingga manusia pantas dan layak untuk hidup dan tinggal di dalam Kerajaan Allah, Kerajaan Tuhan sendiri.

Pada tingkat penyesalan, orang yang sudah jatuh biasanya merasa amat sedih dan kecewa, merasa tertekan dan stres, merasa malu dengan dirinya dan orang lain, merasa jijik dan malu dengan dosa yang dilakukannya, merasa dirinya hina dan tidak berarti di mata Tuhan dan sesama. 

Dalam ketakutan ini, manusia tidak melihat "titik terang" kehidupan. Yang ada dalam hati dan pikiran manusia dan yang ada di depan mata hanya bayang-bayang gelap, suram, muram dan hanya bayang-bayang maut

Hal ini disebut "Ketakutan patologis", ketakutan sebelum kebangkitan, ketakutan negatif yang merusak, membelenggu atau menghambat perkembangan atau kemajuan hidup manusia

Orang yang berjiwa patologis merasa biasa-biasa saja dengan kegagalan atau kejatuhannya. Kalau pun ia merasa sedih atau kecewa, ia juga tidak berbuat apa-apa untuk mengatasi kegagalannya. Ia menyerah atau bersikap pasrah pada kegagalan atau kejatuhannya. Ia tidak mempunyai ambisi yang sehat untuk berjuang dan bangkit lagi dari kejatuhan dan kegagalannya. 

Orang yang menghayati spiritual kebangkitan tidak mengenal putus asa. Ia tidak merasa kecewa atau puas sesaat, tetapi ia selalu memiliki harapan hidup yang besar untuk maju terus di tengah kesulitan dan tantangan hidup.

Ketakutan spiritual (ketakutan sesudah kebangkitan, suatu ketakutan religius atau ketakutan suci) merupakan ketakutan yang lahir dari perasaan cinta dan tanggung jawab atas kehidupan

Dalam konteks kebangkitan, ketakutan spiritual berarti kemauan untuk bangkit dan hidup sekaligus kemauan untuk tetap bangkit dan tetap hidup

Dalam keseharian hidup, ketakutan spiritual ini amat diperlukan. Sebab, sebagai manusia yang rapuh, kita seringkali mengalami jatuh bangun atau pasang surut. 

Orang yang memiliki ketakutan spiritual akan berusaha bangun lagi kalau ia sudah jatuh, ia tidak putus asa atau kecewa, ia akan bertobat dan mengubah diri, membarui sikap dan tingkah laku yang membuat ia jatuh atau gagal

Pada orang seperti ini, biasanya ada satu langkah yang amat penting dalam proses pertobatannya yaitu penyesalan sebagai "kesedihan jiwa dan kejijikan terhadap dosa yang telah dilakukan", dihubungkan dengan niat, mulai sekarang tidak berdosa lagi (KGK 1451).

Bangkitlah dan angkatlah muka, sebab penyelamatmu sudah dekat (Luk 21:28).

Untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus meresmikan Kerajaan Allah di dunia (LG 3). Dalam dunia, khususnya dalam Gereja, Kerajaan Allah menjadi "tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia" (LG 1). 

Wujud paling nyata dari Kerajaan Allah seperti ini adalah komunitas hidup bersama, baik dalam keluarga, dalam masyarakat maupun dalam panggilan religius

Dalam arti ini, spiritual pertobatan bagi manusia berarti sebuah adventus di dalam komunitas hidup bersama. Adventus bisa mengacu pada Tuhan, tetapi juga bisa mengacu pada manusia. 

Dalam acuan pada Tuhan, adventus berarti kedatangan Tuhan kepada kita. Dalam adventus kita menantikan Tuhan yang datang kepada kita untuk menjumpai dan mengunjungi kita, untuk menghampiri dan mendekati kita dalam suasana hidup bersama, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam komunitas hidup religius. Namun, dalam acuan pada manusia, adventus berarti kedatangan manusia kepada Tuhan

Dalam nuansa ini, Spiritual tobat berarti bukan lagi terutama Tuhan yang datang kepada kita, tetapi kitalah yang wajib dan mewajibkan diri untuk datang kepada Tuhan

Dalam pertobatan, Tuhan memang menerima dan menyambut kita, tetapi kita juga mesti menerima dan menyambut Tuhan dalam kebersamaan hidup kita.

Dengan masuknya Tuhan ke dalam hati kita, kita merasa aman dan tentram dalam hidup. Hati kita menjadi damai, pikiran kita menjadi tenang, kehendak kita menjadi kuat dan mantap, perasaan kita menjadi lega

Alasannya jelas, yaitu karena dengan masuknya Tuhan ke dalam hati kita serta beristirahat di dalamnya, bukan lagi kita yang hidup, melainkan Dia yang hidup di dalam kita (Gal 2:20)

Dalam masa adventus bukan hanya Tuhan yang aktif dan giat untuk mendatangi kitatetapi juga kita sendiri aktif dan giat untuk mendatangi Tuhan (Bdk. Luk 24:13-35).

Dalam dunia ini ada orang yang mengangkat diri atau diangkat oleh orang lain untuk menjadi raja atas dirinya sendiri dan atas orang lain. 

Selain itu, ada juga orang yang melihat 'raja kehidupannya' dan menilai kebahagiaan hidupnya dalam banyak hal duniawi, misalnya "harta dan kehormatan", kekayaan dan kekuasaan", "ketenaran dan kekuasaan", karya manusia ... seperti ilmu pengetahuan, teknik dan kesenian (KGK 1723). 

Semua orang bertekuk lutut di depan kekayaan: Manusia, kebanyakan orang menyembahnya secara naluriah. Mereka mengukur kebahagiaan menurut kekayaan, dan menurut kekayaan mereka mengukur juga nilai seseorang. 

Semuanya itu berasal dari keyakinan bahwa dengan kekayaan orang bisa beroleh segala sesuatu. Kekayaan adalah salah satu berhala dewasa ini, dan selanjutnya kesohoran ... kemasyuran, kenyataan bahwa seorang dikenal dan disanjung dunia telah dianggap sebagai sesuatu hal yang baik dalam dirinya sendiri, suatu kebaikan tertinggi, satu objek untuk dihormati (John Henry Newman).

Tuhan Allah menganugerahkan segala kuasa dan harta kekayaan kepada manusiaKerajaan manusia yang bertumpuh pada harta kekayaan duniawi tidak mungkin bertahan lama, hartanya tidak kekal (Pkh 5:17-18; Ayb 15:29)

Dalam kerajaan dunia ada penindasan dan pemaksaan, tetapi dalam Kerajaan Allah ada kerelaan dan tawaran, ada dorongan dan persuasi

Dalam kerajaan dunia ada penguasaan, tetapi dalam Kerajaan Allah ada pelayanan yang bernafaskan kepatuhan dan ketaatan dan berisi sikap mendengarkan dan menerima apa yang baik dan menyelamatkan

Dalam kerajaan dunia, manusia ingin menjadi "Tuan" dan penguasa, tetapi dalam Kerajaan Allah manusia mau menjadi hamba dan pelayan, "hanya melakukan apa yang harus dilakukan" (Luk 17:10). 

Seorang hamba atau pelayan tidak menuntut dan memaksa. Ia hanya melakukan tugas kewajibannya dengan tekun dan rajin, setia dan penuh tanggung jawab. Ia mau berkorban bagi orang-orang lain dalam tugas pelayanannya.

Manusia dari zaman kita membutuhkan Kristus dan kata-kata keselamatan-Nya. Sesungguhnya hanya Tuhan dapat memberikan jawaban-jawaban  kepada kecemasan-kecemasan dan persoalan-persoalan dari zaman kita sekarang ini (Santo Yohanes Paulus II)

Roh Kudus-lah yang menolong kita untuk membiarkan Tuhan Allah sendiri meraja dalam hidup kita sehingga mampu mengubah hati dan pikiran karena Kerajaan Allah dan demi Kerajaan Allah.

Kerajaan Allah berarti Allah sendiri menjadi satu-satunya Raja dalam kehidupan manusia. Kehadiran Allah sebagai Raja yang mulia dan perkasa dalam kehidupan, pekerjaan, dan perbuatan manusia bertujuan bukan pertama-tama untuk menghukum atau membalas, melainkan untuk menyelamatkan dan memberi perlindungan kepada manusia (Mzm 145:11-13; Yes 33:22). Dengan kehendak bebas, tiap orang dapat menentukan diri sendiri (Sir 15:14; KGK 1730-1731).

Ciri-ciri Kerajaan Allah

Kerajaan Ilahi (Yoh 18:36; 3:31); 
Bermarkas di hati (Yoh 18:34); 
Jauh dari perlawanan, dari pembangkangan, dan dari pemberontakan (Yoh 18:36). 
Kerajaan-Nya tidak menghendaki kekerasan, melainkan hanya "kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus" (Rm 14:17). 
Dalam Kerajaan-Nya tidak ada dorongan nafsu yang gelap dan rangsangan hati yang buta, yang ada hanyalah "keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan" (1 Tim 6:11).

Untuk dapat mewartakan Kristus yang bangkit kepada sesama, marilah kita mewartakan melalui kesaksian hidup kita, suatu kehidupan baru yang tidak lagi dikuasai oleh dosa yang menghancurkan, membinasakan dan mematikan. 

Rahasia Paskah mempunyai dua sisi:

Dengan kematian-Nya Kristus membebaskan kita dari dosa;
Dengan kebangkitan-Nya Ia membuka pintu masuk menuju kehidupan baru yang menempatkan kita kembali dalam rahmat Allah (KGK 654).

(Warta KPI TL No.109/V/2013 » Spiritualitas Pertobatan Pintu Masuk Kerajaan Allah, Mgr. Humbertus Leteng).

19.14 -

Orang-orang diseputar salib

Herodes, raja wilayah telah menangkap Yohanes, membelenggunya dan memenjarakannya, berhubung dengan peristiwa Herodias, istri Filipus saudaranya. Karena Yohanes pernah menegornya, katanya: "Tidak halal engkau mengambil Herodias!"

Pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes, sehingga Herodes bersumpah akan memberikan kepadanya apa saja yang dimintanya.

Setelah dihasut oleh ibunya, anak perempuan itu berkata: berikanlah aku di sini kepala Yohanes Pembaptis di sebuah talam." Karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya, diperintahkannya juga untuk memberinya (Mat 14:1-12).

Kejadian jahat dan penindasan yang timbul dari dalam hati manusia karena penyalahgunaan kebebasan (KGK 1739)

Supaya satu perbuatan merupakan dosa berat, harus dipenuhi secara serentak tiga persyaratan (KGK 1857-1861): 

1. Mempunyai materi berat sebagai obyek 

Materi berat = sepuluh perintah Allah. Dosa-dosa dapat lebih berat atau kurang berat: pembunuhan lebih berat daripada pencurian. Juga sifat pribadi orang yang dilecehkan, harus diperhatikan: tindakan keras terhadap orang tua bobotnya lebih berat daripada terhadap orang asing.

2. Dilakukan dengan penuh kesadaran

3. Dengan persetujuan yang telah dipertimbangkan

Dosa berat menuntut pengertian penuh dan persetujuan penuh. Ia mengandaikan pengetahuan mengenai kedosaan dari suatu perbuatan, mengenai kenyataan bahwa ia bertentangan dengan hukum Allah. 

Dosa berat juga mencakup persetujuan yang dipertimbangkan secukupnya, supaya menjadi keputusan kehendak secara pribadi. 

Ketidaktahuan yang disebabkan oleh kesalahan dan ketegaran hati tidak mengurangi kesukarelaan dosa, tetapi meningkatkannya

Ketidaktahuan yang bukan karena kesalahan pribadi dapat mengurangkan tanggung jawab untuk satu kesalahan berat, malahan menghapuskannya sama sekali

Tetapi tidak dapat diandaikan bahwa seseorang tidak mengetahui prinsip-prinsip moral yang tertulis di dalam hati nurani setiap manusia

Juga rangsangan naluri, hawa nafsu serta tekanan yang dilakukan dari luar atau gangguan yang tidak sehat dapat mengurangkan kebebasan dan kesengajaan dari satu pelanggaran. 

Dosa karena sikap jahat atau karena keputusan yang telah dipertimbangkan untuk melakukan yang jahat, mempunyai bobot yang paling berat

Dalam kasus pembunuhan Yohanes Pembaptis

dosa Raja Herodes (Mrk 6:20, 26 - ia tahu bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, tetapi karena sumpahnya dan karena tamu-tamunya ia tidak mau menolak permintaan anak Herodias), 

Herodias (Mrk 6:19 - menaruh dendam), 

anak perempuan Herodias (Mat 14:8 - dihasut ibunya) dan 

pengawal yang memenggal kepala Yohanes (Mrk 6:27 - hanya menjalankan perintah raja) mempunyai bobot yang lebih ringan dibandingkan 

 dosa tamu-tamu yang hadir di hari ulang tahun Herodes (punya pengetahuan bahwa (1) Yohanes adalah orang benar dan suci. (2) membunuh itu suatu dosa tetapi mereka mengambil zona nyaman dengan tidak mencegahnya). 

Dosa menurut Santo Thomas Aquinas (KGK 1856):

1. Dosa berat menurut obyeknya: kalau kehendak pendosa memutuskan untuk melakukan sesuatu yang dalam dirinya bertentangan dengan kasih, yang mengarahkan manusia kepada tujuan akhir, entah ia melanggar kasih kepada Allah atau melawan kasih terhadap manusia.

2. Dosa ringan: kalau kehendak pendosa memutuskan untuk membuat sesuatu yang dalam dirinya mencakup satu kekacauan tertentu, tetapi tidak bertentangan dengan kasih Allah dan sesama.

Marilah kita mengenal orang-orang diseputar salib Yesus (Mat 27:1-66):

PONTIUS PILATUS, mewakili kekuasaan dunia

Telah menjadi kebiasaan bagi wali negeri untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu atas pilihan orang banyak (Mat 27:15). 

Pilatus berkata kepada mereka: "Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus, yang disebut Kristus?" (Mat 27:17). 

Kata Pilatus untuk ketiga kalinya kepada mereka: "Tidak ada suatu kesalahan pun yang kudapati padaNya, yang setimpal dengan hukuman mati. 

Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya." Tetapi dengan berteriak mereka mendesak dan menuntut, supaya Ia disalibkan. Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu (Mrk 15:15)

Maka dia memutuskan, supaya tuntutan mereka dikabulkan (Luk 23:22-25) 

» Wali negeri memiliki kuasa penuh atas hidup dan mati seseorang, dan dapat mengubah hukuman berat yang harus disahkan oleh dia. 

Karena desakan dan tuntutan maka dia melakukan kejahatan yang tidak cocok dengan hati nuraninya (Yoh 19:12 - "Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar"; Mat 27:19 - "Jangan engkau mencampuri pekara orang benar itu ..."). 

Kekuasaan seringkali dipakai untuk menentang sebuah kebenaran. Akhirnya, tanpa sadar seseorang melakukan sesuatu yang berbeda dengan hukum-hukum cintakasih, lebih menuruti apa kata dunia daripada apa kata Tuhan.

YUDAS ISKARIOT

Yudas, anak Simon Iskariot, seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Yesus (Yoh 6:71; 12:4). 

Berkatalah Yudas: "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang miskin?" Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya (Yoh 12:4-6) 

» Yudas hanya melihat sesuatu yang dapat menambah dana kas yang dipegangnya, dan dengan demikian menambah isi kantongnya sendiri. Kepalsuan hatinya dipoles dengan mengatakan bahwa uang itu dapat diberikan untuk membantu orang miskin.

Pergilah Yudas Iskariot kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus (Mat 26:14-16).

Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot untuk mengkianati Dia (Yoh 13:2). 

Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang diantara kamu akan menyerahkan Aku." Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" 

Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikan pada Yudas Iskariot. Sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera."

Pada waktu Yudas melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia ... lalu pergi dan menggantung diri (Mat 27:3-5). 

» Meskipun setiap hari bersama Yesus, Yudas Iskariot hatinya tidak berubah. Karena cinta uang, dia menghalalkan segala cara untuk memperolehnya; hatinya sudah tercemar sehingga dia menjadi pengkianat

Uang yang diperolehnya dengan cara tidak benar, ternyata tidak membawa kebahagiaan dan kesejahteraan dalam hidupnya.

YESUS BARABAS

Terkenal kejahatannya, telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan (Mrk 1:7).

SERDADU-SERDADU, mewakili kekuasaan dunia

Kekuasaan yang tidak disertai dengan kasih Allah dan roh takut akan Tuhan akan membuat manusia menjadi lalim, senang melihat orang lain menderita (mengolok-olok, meludahi-Nya dan memukul kepala-Nya). Hal ini seperti seorang yang sakit jiwanya.

SIMON DARI KIRENE

Ditahan dan dipaksa untuk memikul salib Yesus (Luk 23:26) 

» meskipun melakukan sebuah pekerjaan yang kecil, namanya tercatat di dalam Kitab Suci.

DUA ORANG PENJAHAT, seorang di sebelah kanan dan seorang di sebelah kiri-Nya. 

Seorang dari penjahat yang digantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankan Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu sendiri dan kami!" 

Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah." 

Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, Sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus (Luk 23:39-43).

ORANG BANYAK, gambaran manusia di dunia ini yang mudah terhasut.

IMAM-IMAM KEPALA dan AHLI-AHLI TAURAT, mewakili orang-orang beragama tetapi sombong rohani, menutup diri terhadap kebenaran.

Agama tanpa kasih akan hilang penghayatannya, yang ada hanya penghakiman.

YUSUF DARI ARIMATEA, gambaran orang yang selalu memberikan yang terbaik bagi Tuhan

Seorang anggota Majelis Besar yang kaya dan terkemuka; seorang murid Yesus yang secara sembunyi-sembunyi (takut kepada orang-orang Yahudi) meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus dan membaringkan di dalam kuburnya yang baru (Mrk 15:43; Yoh 19:38).

Dalam kasus penyaliban Yesus, orang banyak mempunyai bobot yang paling berat dosanya karena mereka mengambil zona nyaman dengan tidak mencegahnya

Marilah kita merefleksikan kehidupan kita. Apakah kehidupan kita seperti lalat? Yang lebih tertarik pada kotoran sehingga kaya kuman dan penyakit. Jika kita hidup seperti lalat maka akan mencelakakan orang lain

Atau, apakah kehidupan kita seperti lebah? Yang lebih tertarik pada bunga sehingga kaya akan madu

Jika hidup kita seperti lebah maka jiwa kita tidak menghasilkan penderitaan (sakit hati, iri dll.) dan pikiran kita akan menjadi positif sehingga menghasilkan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain

(Sumber: Warta KPI TL No.109/V/2013 » 
Renungan KPI TL tgl 21 Maret 2013, Dra Yovita Baskoro, MM).



Senin, 30 Januari 2017

20.45 -

Rahasia Rosario



Ada seorang rahib muda yang mempunyai kebiasaan mendaraskan Rosario setiap hari, sebelum makan malam. Pada suatu hari, lonceng untuk makan malam telah berdentang tetapi ia belum mendaraskan Rosario karena sesuatu halangan. Maka sebelum memasuki ruang makan ia meminta izin kepada pimpinannya untuk kembali ke kamarnya untuk berdoa.

Setelah sekian lama ia tidak kunjung datang, pemimpin biaranya menyuruh seorang rahib muda lain memanggilnya. Apa yang dilihat rahib muda itu? 

Ia melihat kamar rahib rekannya itu bermandikan cahaya surgawi, dan rekannya itu sedang memandang Bunda Maria yang dikawal oleh dua malaikat. Mawar-mawar yang indah terus bermunculan dari mulutnya pada setiap doa Salam Maria

Satu demi satu mawar-mawar itu diambil oleh dua malaikat itu, lalu diletakkan di atas kepala Bunda Maria. Dan Bunda Maria menerima mawar-mawar itu dengan tersenyum.

Dua rahib lain menyusul untuk tahu apa yang telah terjadi atas kedua rahib pertama, mereka juga menyaksikan pagelaran ajaib yang indah itu. Bunda Maria bersama dua malaikat itu belum juga menghilang sampai seluruh peristiwa Rosario didaraskan.

Kata Rosario berarti mahkota mawar.

Bruder Alfonsus Rodriquez, biarawan Yesuit biasanya mendaraskan Rosario dengan semangat berkobar-kobar sehingga sering ia melihat sekuntum mawar merah keluar dari bibirnya pada setiap doa Bapa Kami dan sekuntum mawar putih pada setiap doa Salam Maria. Kedua macam mawar itu sama indah dan harumnya. Perbedaannya hanya pada warnanya.

Biji-biji Rosario adalah kuncup mawar.

Kuncup yang mengagumkan ini akan mekar menjadi kembang mawar indah jika kita mendoakan satu Salam Maria dengan sungguh-sungguh.

Orang-orang berdosa yang tegar hati berseru: "Marilah kita mengenakan karangan kuncup mawar sebelum jadi layu!" (Keb 2:8). 

Mawar-mawar orang berdosa hanya kelihatan seperti mawar, sementara mawar-mawar mereka itu merupakan duri-duri tajam yang menusuk-nusuk mereka selama hidupnya dengan memberi mereka kesedihan hati yang nian pahit, dan pada saat mereka mati duri-duri itu akan menusuk mereka dengan penyesalan yang nian pahit, bahkan lebih buruk lagi dalam keabadian

Hal ini terjadi karena mawar-mawar mereka adalah kenikmatan-kenikmatan daging, kehormatan-kehormatan duniawi, serta kekayaan-kekayaan yang fana yang sewaktu-waktu akan layu, rusak atau hilang. 

Sedangkan mawar-mawar kita, adalah doa Bapa Kami dan Salam Maria, yang kita daraskan dengan khitmat berulang kali disertai tindakan-tindakan pertobatan yang baik, tidak akan pernah layu dan mati, dan mawar-mawar kita itu akan tetap elok mempesona selama-lamanya. 

Kalaupun mawar-mawar kita itu berduri, duri-duri itu adalah duri-duri Yesus Kristus yang mengubah mereka menjadi mawar-mawar

Jika mawar-mawar itu menusuk-nusuk kita, hal itu hanya berlangsung dalam waktu singkat, untuk menyembuhkan penyakit dosa dan menyelamatkan jiwa kita.

Jika kita dengan setia mendoakan Rosario Suci sampai mati, kita akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu (1 Ptr 5:4)

Pada awal doa Rosario, kita mengucapkan credo, pengakuan iman, yang merupakan inti semua kebenaran iman kristen

Kalimat awal credo, yaitu "Aku percaya akan Allah", kalimat itu sangat efektif sebagai sarana pengudusan jiwa kita, dan sarana penolakan setan secara total, karena kalimat itu mengandung tiga keutamaan teologis, yakni iman, harapan dan kasih.

Barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibr 11:6).

Rosario Suci disebut juga Mazmur Yesus dan Mazmur Maria. Sebutan itu diberikan karena Mazmur Yesus dan Mazmur Maria mempunyai jumlah yang sama dengan jumlah mazmur di dalam Kitab Mazmur Daud. 

Tetapi Rosario dapat dianggap lebih bernilai daripada Mazmur Daud karena tiga alasan:

1. Mazmur Malaikat itu mengandung nilai yang lebih mulia, yaitu Sabda yang menjelma di dalam Pribadi Yesus Kristus, sedangkan Mazmur Daud memuat ramalan-ramalan perihal kedatanganNya.

2. Mazmur Maria lebih agung daripada Mazmur Daud yang hanya berfungsi sebagai pralambang.

3. Doa Rosario yang terdiri dari doa Bapa Kami dan Salam Maria merupakan karya langsung Tritunggal Mahakudus dan tidak dibuat oleh manusia.

Doa Rosario terdiri dari Doa Tuhan dan Salam Malaikat.

Doa Bapa Kami (Doa Tuhan) mempunyai nilai yang sungguh luhur, karena penciptanya bukan manusia biasa atau malaikat, melainkan Yesus Kristus, Tuhan dan Juru Selamat kita. 

Doa Bapa Kami berisi semua kewajiban yang harus kita penuhi kepada Allah, perbuatan-perbuatan sebagai buah dari semua keutamaan dan permohonan bagi semua kebutuhan kita baik rohani maupun jasmani.

Allah Bapa kita lebih suka mendengarkan doa yang telah kita pelajari dari Putra-Nya daripada doa yang kita susun sendiri, yang mengandung berbagai keterbatasan manusiawi kita (Santo Yohanes Krisostomus)

Tatkala St. Mechtildis sedang berdoa dan memikirkan cara untuk dapat menyatakan cintanya kepada Bunda Maria dengan lebih baik daripada yang telah dilakukannya selama ini, ia mengalami ekstase

Bunda Maria menampakan diri kepadanya dengan Salam Malaikat tertulis dengan huruf-huruf emas yang berkilau-kilauan di dadanya, sambil berkata kepadanya: "Anakku, aku mau engkau tahu bahwa tak ada seorang pun dapat menyenangkan aku lebih daripada dengan mendaraskan salam yang dikirimkan Tritunggal Mahakudus kepadaku dan dengannya Ia mengangkat aku ke martabat Bunda Allah."

Salam Malaikat sedemikian surgawi sifatnya dan begitu dalam artinya bagi kita sehingga Beato Alan dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat menangkap artinya; yang mampu menerangkannya hanyalah Yesus Kristus.

Selubung itu masih tetap menyelubungi kita … hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya (2 Kor 3:14).

Doa Salam Maria berasal dari Salam Malaikat Gabriel (Luk 1:28) dan pujian Elisabet (Luk 1:42). 

Pada abad VI, Gereja Timur (Yunani) menggabungkan “Salam Malaikat Gabriel dan pujian Elisabet” sehingga menjadi: “Salam Maria penuh rahmat, Tuhan sertamu. Terpujilah Engkau diantara wanita dan terpujilah buah tubuhmu Yesus.” 

Baru setelah beberapa tahun kemudian ditambahkan doa permohonan Gereja (umat beriman): “Santa Maria Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan waktu kami mati. Amin.”

Salam itu merupakan rumusan singkat semua hal yang diajarkan teologi Katolik tentang Santa Perawan Maria.

Salam Maria merupakan embun rahmat yang jatuh dari surga ke atas jiwa-jiwa yang ditentukan. Ia memberikan kepada mereka kesuburan rohani yang mengagumkan sehingga mereka dapat bertumbuh dalam semua keutamaan

Semakin taman jiwa itu dialiri dengan doa ini, semakin teranglah akal budi seseorang, semakin bergeloralah hatinya dan semakin kuat perisainya melawan musuh-musuh rohaninya.

Salam Malaikat adalah obat bagi semua penyakit yang kita derita sejauh kita mendaraskannya dengan penuh khidmat dalam penghormatan akan Bunda Maria (Michel de Lisle, Uskup dari Salubre)

Karya-karya Tuhan dan Ibunda-Nya secara tepat dapatlah disebut misteri karena karya-karya itu sarat dengan keajaiban-keajaiban dan segala jenis kesempurnaan serta sarat dengan kebenaran-kebenaran yang dalam dan luhur yang diwahyukan Roh Kudus kepada orang-orang yang bersemangat rendah hati dan bersahaja yang menghormati misteri-misteri itu.

Bunda Maria mengajarkan kepada Santo Dominikus metode berdoa yang istimewa ini, dan menyuruh dia menyebarluaskan dengan maksud untuk membangkitkan dan menghidupkan kembali cinta akan Tuhan di dalam hati orang-orang Kristen.

Santo Dominikus membagikan kehidupan Tuhan dan Bunda Maria ke dalam lima belas misteri yang mencakup keutamaan-keutamaan dan perbuatan-perbuatan mereka yang terpenting 

Peristiwa Gembira (Senin, Sabtu): 
1. Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel (Luk 1:26-38). 
2. Maria mengunjungi Elisabet (Luk 1:39-45). 
3.Yesus dilahirkan di Betlehem (Luk 2:1-7). 
4. Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Luk 2:22-40). 
5. Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Luk 2:41-52);

Peristiwa Sedih (Selasa, Jumat): 
1. Yesus berdoa kepada Bapa-Nya di surga dalam sakratul maut (Mat 26:39-46). 
2. Yesus didera (Yoh 19:1). 
3. Yesus dimahkotai duri (Yoh 19:2-3). 
4. Yesus memanggul salib-Nya ke gunung Kalvari (Luk 23:26-32).
5. Yesus wafat di salib (Luk 23:44-49); 

Peristiwa Mulia (Rabu, Minggu): 
1. Yesus bangkit dari antara orang mati (Luk 24:1-12). 
2. Yesus naik ke surga (Luk 24:50-53). 
3. Roh Kudus turun atas Para Rasul (Kis 2:1-13). 
4. Maria diangkat ke surga (1 Kor 15:23; DS 3903). 
5. Maria dimahkotai di surga (Why 12:1; DS 3913-3917).

Pada tanggal 16 Oktober 2002, Paus Yohanes Paulus II telah menandatangani dan mengumumkan sebuah surat apostolik yang berjudul 'Rosarium Virginis Mariae'. Dalam surat itu diumumkan tentang penambahan 5 misteri baru kepada Rosario Santa Perawan Maria yang menekankan permenungan akan pelayanan Yesus Kristus di hadapan orang banyak yaitu 

Peristiwa Cahaya (Kamis): 
1. Yesus dibaptis di Sungai Yordan (Mat 3:13-17). 
2. Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana (Yoh 2:1-12). 
3. Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Mat 3:4-17; Mrk 1:15). 
4. Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Mat 17:1-9). 
5. Yesus menetapkan Ekaristi (Mrk 14:22; Luk 22:19-29).

Rosario bukan sekedar perpaduan doa Bapa Kami dan Salam Maria, melainkan ringkasan ilahi dari misteri-misteri kehidupan, kesengsaraan, kematian, dan kemuliaan Yesus dan Maria.

Sikap seorang Kristen yang tidak merenungkan misteri-misteri Rosario Suci menunjukkan bahwa ia sedikit sekali atau sama sekali tidak mengetahui kehidupan Yesus Kristus, bahkan ia tidak pernah bersusah payah untuk mencari tahu tentang Dia, apa yang dilakukan dan diusahakan-Nya untuk menyelamatkan kita.

Jadi, kita harus mempersenjatai diri dengan sering merenungkan kehidupan, keutamaan, serta penderitaan Tuhan kita yang terjalin sedemikian indahnya dalam dua puluh misteri Rosario Suci. Karena setiap hari kita bertemu dengan bahaya-bahaya rohani yang dapat menghancurkan jiwa kita.

Salam Maria itu semacam sorot cahaya yang tajam yang digabungkan dengan Sabda Allah, memberikan kepada para pengkotbah kekuatan untuk menembus, menggerakkan dan mempertobatkan orang-orang yang paling keras hatinya sekalipun ia tidak memiliki atau memiliki sedikit bakat alami untuk berkotbah.

Berkotbah selama 40 hari lamanya di Roma hanya tentang Salam Maria, membuat para pendengarnya terpesona serta penuh sukacita (Paus Leo XIII).

Setiap orang tahu bahwa ada tiga macam iman yang berbeda-beda, dengannya kita percaya akan beragam jenis cerita:

1. Terhadap cerita Kitab Suci, kita memperlihatkan iman ilahi.

2. Terhadap cerita lain, kita memperlihatkan iman manusiawi.

3. Terhadap cerita tentang hal-hal yang kudus, kita memperlihatkan iman kesalehan.

Menyadari bahwa gawatnya dosa-dosa umat merintangi pertobatan kaum bidaah Albigensia, Santo Dominikus mengasingkan diri ke sebuah hutan dekat kota Toulouse. Di sana ia berdoa tak henti-hentinya selama tiga hari-tiga malam

Selama itu, ia tidak berbuat apa-apa selain berdoa sambil menangis, dan dengan tekun mengusahakan penebusan dosa demi meredakan kemurkaan Allah Yang Mahakuasa. Ia berdoa dan bermatiraga dengan pengendalian diri yang sungguh-sungguh sehingga badannya menjadi lemah dan rapuh. Akhirnya ia jatuh sakit berat.

Pada saat itulah Bunda Maria didampingi oleh tiga malaikat menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Dominikus yang terkasih! Tahukah engkau senjata ampuh yang dipakai Tritunggal Mahakudus untuk membarui dunia ini?" 

Jawab Dominikus: "Oh, Ibu, engkau tahu senjata itu jauh melebihi saya, karena di samping Putramu Yesus Kristus, engkau selalu menjadi sarana utama keselamatan kami." 

Lalu Bunda Maria menjawab:"Aku mau engkau mengetahui bahwa dalam peperangan semacam ini, alat pelantak yang ampuh itu ialah Salam Malaikat, yang merupakan batu fondasi Perjanjian Baru. Oleh karena itu, kalau engkau mau menemui jiwa-jiwa kaum beriman yang bersikap keras, dan memenangkan mereka bagi Allah, wartakanlah mazmurku." Dominikus merasa terhibur dan bangun. 

Terbakar oleh semangatnya untuk mempertobatkan orang-orang di daerah itu, ia mendirikan sebuah katedral. Pada suatu hari, malaikat-malaikat yang tak kelihatan membunyikan lonceng-lonceng untuk mengumpulkan orang-orang di daerah itu. Lalu Dominikus mulai berkotbah kepada mereka. 

Pada awal kotbahnya terdengar letusan halilintar yang menggemparkan, bumi bergoncang, matahari tak bersinar, dan guntur serta halilintar menggelegar sambung-menyambung membuat semua orang ketakutan. 

Mereka semakin takut tatkala memandang gambar Bunda Maria yang terpajang di tempat terhormat mengangkat tangannya ke surga sebanyak tiga kali untuk menurunkan murka Allah atas mereka apabila mereka tidak mau bertobat, tidak mau mengubah hidup mereka, dan tidak mau mencari perlindungan dari Bunda Allah yang kudus

Karena doa Dominikus, halilintar itu mulai reda berangsur-angsur, sehingga ia dapat melanjutkan kotbahnya. Dengan tegas dan mendesak, ia menjelaskan nilai dan pentingnya Rosario Suci sehingga hampir semua orang Toulouse memeluknya dan berjanji untuk meninggalkan kepercayaan mereka yang salah. 

Dalam waktu yang singkat terjadilah perubahan besar di kota itu. Umat mulai menghayati kehidupan kristiani, dan menghentikan kebiasan-kebiasaan buruk mereka.

Rosario merupakan sarana untuk menyembuhkan seseorang dari dosa dan menuntun orang pada perihidup kristiani.

Pada suatu hari, ia berkotbah di Notre Dame, Paris, bertepatan dengan pesta St. Yohanes, Rasul dan Penginjil. Ketika ia berada di dalam kapel kecil di belakang altar yang tinggi, sedang kusuk berdoa mempersiapkan kotbahnya dengan berdoa rosario, sebagaimana biasanya, Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dan berkata: "Dominikus, kendatipun apa yang mau kau kotbahkan itu sangat baik, namun aku membawa kepadamu seuntai kotbah yang jauh lebih baik." 

Lalu St. Dominikus mengambil buku yang diulurkan Bunda Maria. Ia membaca kotbah itu dengan teliti. Setelah merenungkan dan memahami isinya, ia menghaturkan terima kasih kepada Bunda Maria.

Ketika saatnya berkotbah, ia dengan tenang naik ke atas mimbar. Berkenaan dengan pesta hari itu, ia tidak banyak bercerita tentang St. Yohanes, selain mengatakan bahwa Yohanes telah diakui layak menjadi pengawal Ratu Surga. 

Hadir dalam gereja itu para teolog dan orang-orang terhormat lainnya yang biasa mendengar kotbah-kotbah yang berbobot tinggi. 

Kepada mereka St. Dominikus mengatakan bahwa ia tidak bermaksud menyampaikan kepada mereka suatu kotbah orang terpelajar dan bijak dalam mata dunia, melainkan ia mau berbicara secara sederhana perihal Roh Kudus dan kekuatan-Nya.

Lalu ia mulai berkotbah tentang Rosario Suci dan menguraikan Salam Maria, kata demi kata, seperti ia lakukan di hadapan sekelompok anak. Ia memakai ilustrasi sederhana sebagaimana tertulis di dalam buku yang diberikan Bunda Maria kepadanya.

Anakku, berkotbah itu baik, namun selalu ada suatu bahaya, yaitu godaan lebih mencari pujian daripada mengusahakan keselamatan jiwa-jiwa (Penampakan Bunda Maria kepada St. Dominikus).

Ketika St. Dominikus sedang berkotbah tentang Rosario Suci di dekat Carcassone, ada seorang bidaah Albigensia yang menertawakan mujizat-mujizat dan lima belas misteri Rosario

Perbuatan ini menghalang-halangi pertobatan orang bidaah lainnya. Sebagai hukumannya, Allah membiarkan lima belas ribu roh-roh jahat merasuki orang itu.

Melihat kejadian itu, orang tuanya membawa dia kepada pastor Dominikus untuk dibebaskan dari gangguan-gangguan roh-roh jahat itu. 

St. Dominikus berdoa dan meminta kepada setiap orang yang hadir dalam kotbahnya untuk bersama-sama dengannya mendaraskan doa Rosario dengan lantang, jumlah mereka kira-kira ada dua belas ribu orang.

Roh-roh jahat yang merasuki orang tersebut dipaksa menjawab pertanyaan-pertanyaan St. Dominikus. Mereka mengatakah bahwa: Mereka berjumlah lima belas ribu di dalam tubuh orang malang itu, karena ia telah menyerang lima belas misteri Rosario; 

dengan mewartakan Rosario Suci, St. Dominikus menyebarkan ketakutan dan kengerian di dalam neraka, bahkan St. Dominikus adalah yang paling mereka benci di seluruh dunia, karena jiwa-jiwa yang direnggutnya kembali dari tangan mereka melalui devosi kepada Rosario Suci.

St. Dominikus melilitkan Rosarionya di leher orang Albigensia itu serta meminta kepada roh-roh jahat itu untuk menceritakan kepadanya siapakah dari antara semua orang kudus di surga yang paling mereka takuti, dan siapakah yang paling disayang dan dihormati manusia. 

Mendengar itu, roh-roh jahat menjerit-jerit ketakutan sehingga sebagian besar umat yang ada di situ merebahkan diri ke tanah dan pucat ketakutan. 

Kemudian dengan segala kelicikannya, agar tidak menjawab pertanyaan St. Dominikus, roh-roh jahat itu menangis dan merintih memilukan sehingga membuat banyak orang yang hadir turut menangis karena merasa kasihan. 

Roh-roh jahat itu berbicara melalui bibir orang Albigensia itu memohon dengan sangat: "Dominikus, Dominikus, kasihanilah kami, kami berjanji kepadamu bahwa kami tidak akan menyakitimu lagi. Kamu selalu berbelas kasihan kepada orang-orang berdosa dan orang-orang yang bersusah. Sayangilah kami, karena kami berada dalam kesulitan yang tak terkatakan. Kami sudah sangat menderita, lalu mengapa kamu bergembira dengan memperberat penderitaan kami? Apakah kamu belum puas dengan penderitaan kami tanpa menambahkannya lagi? Sayangilah, sayangilah kami!"

St. Dominikus tak terpengaruh sedikit pun oleh rintihan roh-roh jahat itu. Ia mengatakan kepada mereka, bahwa ia tak akan melepaskan mereka sebelum mereka menjawab pertanyaannya. 

Lalu mereka mengatakan bahwa mereka akan membisikkan jawaban atas pertanyaan itu sedemikian rupa sehingga hanya St. Dominikus sendirilah yang dapat mendengarkannya

St. Dominikus dengan tegas mendesak mereka agar menjawab pertanyaan-pertanyaan itu dengan suara lantang dan jelas

Roh-roh jahat itu menjadi tenang dan menolak berbicara sepatah kata pun, mereka tidak mematuhi sedikit pun perintah St. Dominikus. 

Lalu St. Dominikus berlutut dan berdoa kepada Bunda Maria: "Ya, Perawan Maria yang penuh kuasa dan ajaib, kumohon kepadamu melalui kuasa Rosario, perintahkanlah musuh-musuh umat manusia ini menjawab aku."

Tak lama setelah ia mengucapkan doa ini, seberkas cahaya merah meloncat keluar dari kuping, hidung, dan mulut orang Albigensia itu

Setiap orang gemetar ketakutan, namun api itu tidak menyakiti siapa pun. Roh-roh jahat itu lalu berteriak-teriak: "Dominikus, kami mohon kepadamu demi penderitaan Yesus Kristus dan demi karunia-karunia Ibunda-Nya yang suci dan semua orang kudus, biarkanlah kami meninggalkan tubuh orang ini tanpa berbicara lebih lanjut, karena para malaikat akan menjawab pertanyaanmu kapan saja kamu kehendaki. Lagi pula, apakah kami ini bukan pembohong? Mengapa kamu harus percaya kepada kami? Tolong, jangan menyiksa kami lagi. Sayangilah kami."

"Terkutuklah kamu hai roh-roh jahat, yang sungguh tak pantas untuk didengarkan," kata St. Dominikus sambil berlutut dan berdoa kepada Bunda Maria: "Ya Bunda Kebijaksanaan yang luhur, aku berdoa bagi orang-orang yang berkumpul di sini, yang telah mengetahui cara mendaraskan secara benar Salam Malaikat. Tolonglah, kumohon kepadamu, perintahkanlah musuh-musuhmu untuk menyatakan semua kebenaran dan hanyalah kebenaran tentang hal ini, di sini dan sekarang, di hadapan para hadirin."

Setelah St. Dominikus menyelesaikan doanya, tampaklah Bunda Maria dikelilingi sejumlah malaikat. Ia memukuli orang yang kerasukan roh-roh jahat itu dengan setangkai emas yang dipegangnya dan berkata: "Jawablah hambaku dengan segera." (Orang-orang itu tidak melihat dan tidak mendengar kata-kata Bunda Maria, hanyalah Dominikus yang melihat dan mendengar).

Kemudian roh-roh jahat itu menjerit: "Wahai engkau musuh kami, kejatuhan dan kehancuran kami, mengapa engkau turun dari surga hanya untuk mendera kami secara kejam? 

Wahai pengantara orang-orang berdosa, engkaulah yang merenggut orang-orang berdosa dari kuasa kami, engkaulah jalan yang paling tepat menuju surga, apakah kami harus menyatakan semua kebenaran itu dan mengakukannya di depan semua orang, siapa yang sebenarnya yang menjadi alasan rasa malu kami dan keruntuhan kami? Oh, terkutuklah kami pangeran-pangeran kegelapan

Dengarkanlah baik-baik, hai orang-orang Kristen: Bunda Yesus Kristus sungguh berkuasa dan ia dapat menyelamatkan hamba-hambanya dari kejatuhan ke dalam api neraka

Dialah matahari yang menghancurkan kegelapan tipu muslihat dan kecerdikan kami

Dialah yang membongkar komplotan-komplotan kami yang tersembunyi, memporak-porandakan jeratan-jeratan kami, serta membuat semua godaan kami tak berguna dan tak berhasil

Kami harus mengatakan kendatipun dengan berat hati, bahwa belum ada satu jiwa pun yang sungguh-sungguh bertekun dalam pelayanannya hancur bersama kami; satu tarikan nafas yang ia persembahkan kepada Tritunggal Mahakudus jauh lebih pantas daripada semua doa, keinginan, serta cita-cita segenap orang kudus. 

Kami lebih merasa takut kepadanya daripada semua orang kudus lain di surga dan kami pun tidak berhasil membujuk hamba-hambanya yang setia. 

Banyak orang Kristen yang memohon kepadanya saat kematiannya dan seharusnya mereka terkutuk menurut pertimbangan kami tetapi diselamatkan oleh perantaraannya

Oh, kalau saja Maria tidak mengadu kekuatannya dengan kekuatan kami serta mengacaubalaukan rencana-rencana kami, pastilah kami telah memenangkan Gereja serta menghancurkannya jauh-jauh hari sebelum ini. 

Kami pun pasti sudah bersaksi bahwa semua ordo religius di dalam Gereja itu telah jatuh ke dalam ketidakteraturan. Sekarang karena kami dipaksa untuk berbicara, kamu juga harus mengemukakan hal ini: "Tak seorang pun yang tekun dalam doa Rosario akan dikutuk, karena ia (Maria) akan memperoleh bagi hamba-hambanya rahmat penyesalan yang jujur dari lubuk hati yang dalam akan dosa-dosanya dan dengan demikian mereka mendapatkan pengampunan dan kerahiman Allah."

Kemudian St. Dominikus menyuruh semua orang berdoa Rosario dengan sangat perlahan-lahan dan dengan penghormatan yang besar. Terjadilah peristiwa ajaib. 

Pada setiap Salam Maria yang diucapkannya bersama umat, sejumlah roh-roh jahat berhamburan keluar dari tubuh yang malang itu berupa batu bara yang berpijar.

Ketika semua roh jahat telah keluar dan orang bidaah itu bebas dari belenggu mereka, Bunda Maria memberikan berkat kepada hadirin yang berkumpul (hanya St. Dominikus yang kelihatan), dan mereka diliputi sukacita karenanya. Sejumlah orang bidaah bertobat karena tanda heran ini dan bergabung dengan Serikat Rosario Suci.

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya (Kej 3:13).

Sepanjang hidupnya, St. Dominikus tidak mempunyai sesuatu pun dalam hatinya selain memuji dan meluhurkan Bunda Maria, mewartakan keagungannya, dan mengilhami setiap orang agar menghormatinya dengan mendaraskan Rosarionya. Sebagai pahala dan berkah, St. Dominikus menerima karunia-karunia tak terbilang banyaknya dari Bunda Maria.

Dominikus, Aku bergembira melihat engkau tidak menyandarkan diri pada kebijaksanaanmu sendiri, dan tidak mencari pujian kosong manusia. Engkau bekerja dengan sangat rendah hati demi keselamatan jiwa-jiwa (Penampakan Yesus Kristus kepada Santo Dominikus).

Beato Thomas dari St. Yohanes terkenal karena kotbah-kotbahnya tentang Rosario Suci. Setan cemburu dan iri hati terhadap keberhasilannya menyelamatkan jiwa-jiwa kaum beriman

Setan menyiksanya begitu hebatnya sehingga akhirnya ia jatuh sakit. Ia menderita sakit begitu lama dan dokter-dokter pun tidak mampu lagi mengobatinya

Pada suatu malam tatkala ia menyangka bahwa ajalnya sudah dekat, setan menampakkan diri kepadanya dalam rupa yang sangat mengerikan. Di dekat ranjangnya ada sebuah lukisan Bunda Maria

Ia memandangi lukisan itu sambil menangis tersedu-sedu dan sekuat-kuatnya berseru: "Tolonglah aku, selamatkanlah aku, Ibuku yang mulia!" 

Tidak lama kemudian lukisan itu tampak hidup dan Bunda Maria merentangkan tangannya, lalu merangkulnya sambil berkata: "Jangan takut, Thomas, anakku! Akulah ini. Aku mau menyelamatkan engkau, bangunlah sekarang dan teruskanlah karyamu mewartakan Rosario sebagaimana biasa kaulakukan. Aku berjanji untuk melindungi engkau dari musuh-musuhmu." 

Ketika Bunda Matia mengucapkan kata-kata ini, setan enyah darinya. Lalu Beato Thomas itu bangun dan merasa benar-benar sehat dan segar. 

Dengan tetesan air mata kegembiraan, ia menghaturkan terima kasih kepada Bunda Maria. Lalu dengan penuh semangat ia melanjutkan karya kerasulan Rosarionya. Kotbah-kotbahnya berhasil dengan sangat menakjubkan.

Jika seorang imam mengetahui rahasia Rosario dengan sungguh-sungguh, ia akan mendaraskan Rosario setiap hari dan akan mendorong orang lain untuk mendaraskannya juga. 

Tuhan dan Ibu-Nya akan mencurahkan rahmat yang berlimpah-limpah ke dalam jiwanya, sehingga ia dapat menjadi alat Tuhan bagi kemuliaan-Nya. 

Pewartaannya, meskipun sederhana akan lebih berdaya guna dalam sebulan daripada imam-imam pengkotbah lainnya dalam beberapa tahun.

Disetiap penampakan Bunda Maria meminta kita untuk mendaraskan rosario sebagai senjata ampuh melawan kejahatan dan sebagai sarana pembawa damai sejahtera.

Alfonsus, Raja Leon dari Galicia, ingin sekali agar seluruh hamba dan pelayannya menghormati Bunda Maria dengan mendaraskan Rosario Suci. Untuk itu ia biasa menggantungkan sebuah Rosario besar pada ikat pinggangnya dan selalu mengenakannya. 

Hanya sayangnya, ia sendiri tidak mendaraskan Rosario itu. Kendati demikian, dengan mengenakan Rosario itu pada pinggangnya, ia menggerakkan bawahan-bawahannya untuk berdoa Rosario dengan tulus hati.

Pada suatu hari Raja Alfonsus jatuh sakit berat. Ketika mendekati ajalnya, dalam suatu penglihatan ia menyaksikan dirinya sedang berdiri di hadapan takhta pengadilan Tuhan. Banyak setan ada di sana sedang mendakwanya perihal semua dosa yang telah ia lakukan. Yesus Tuhan kita sebagai Hakim Yang Mahakuasa hampir saja menghukumnya masuk neraka ketika Bunda Maria datang untuk membelanya

Bunda Maria meminta dibawakan sebuah timbangan. Pada satu belahan timbangan diletakkan dosa-dosanya, dan pada belahan timbangan lainnya diletakkan Rosario yang selalu dikenakannya serta semua untaian doa Rosario yang telah didaraskan dengan contoh hidupnya. Ternyata Rosario jauh lebih berat daripada dosa-dosamya.

Sambil memandang kepadanya dengan ramah, Bunda Maria berkata: "Sebagai pahala atas penghormatan kecil yang engkau tunjukkan kepadaku dengan mengenakan Rosarioku, aku telah memperoleh karunia besar dari Putraku. Engkau diperkenankan hidup selama beberapa tahun lagi. Hati-hatilah supaya engkau memanfaatkan tahun-tahun itu secara bijaksana dan bertobatlah." 

Ketika Raja Alfonsus sadar, ia berseru:"Terberkatilah Rosario Santa Perawan Maria, berkat Rosario itu saya dibebaskan dari hukuman kekal!"

Bunda Maria tidak saja memberkati orang-orang yang mewartakan Rosarionyamelainkan juga memberkati semua orang yang mendorong orang lain untuk mendaraskannya dengan contoh-contoh hidup mereka.

Segala sesuatu, bahkan yang paling suci sekalipun, tidak bebas dari perubahan, hal itu bergantung pada kehendak bebas manusia. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan Serikat Rosario itu hanya dapat mempertahankan semangat awal selama satu abad setelah dilembagakan oleh St. Dominikus. Setelah itu, semangat itu seolah terkubur dan terlupakan.

Pada tahun 1349, Tuhan menghukum seluruh Eropa dengan wabah yang mengerikan yang belum pernah terjadi di seluruh negeri itu. Pada tahun 1376, disusul adanya bidaah Flagellantus dan skisma yang menggemparkan.

Tatkala cobaan-cobaan itu berlalu, sebagai ucapan syukur atas kerahiman Tuhan, Bunda Maria menyampaikan pesan kepada Beato Alan de la Roche untuk menghidupkan kembali Serikat Rosario Suci. Ia memulai karyanya yang agung pada tahun 1460 setelah mendapat peringatan khusus dari Tuhan. 

Pada suatu hari ketika ia sedang merayakan Kurban Ekaristi, Tuhan bertanya kepadanya: "Bagaimana mungkin engkau begitu cepat menyalibkan Aku lagi?" 

Dengan ketakutan Beato Alan bertanya: "Apa kata-Mu Tuhan?" Jawab Yesus: "Engkau pernah sekali menyalibkan Aku dengan dosa-dosamu dan Aku lebih senang disalibkan lagi daripada Bapa-Ku disakiti hati-Nya oleh dosa-dosa yang selalu kaulakukan

Sekarang engkau menyalibkan Aku lagi, karena engkau sesungguhnya sudah tahu dan mengerti bahwa engkau harus menyebarkan Rosario Ibu-Ku, namun engkau tidak melakukannya. Seandainya engkau melakukannya, engkau tentu sudah mengajak banyak orang tentang jalan yang benar serta menghindarkan mereka dari perbuatan dosa. Namun, karena engkau tidak melakukannya, maka engkau sendirilah yang terjerumus ke dalam dosa seperti mereka."

Jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baiktetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa (Yak 4:17).

Murka yang menakutkan ini membuat Beato Alan mengambil keputusan teguh untuk tidak henti-hentinya menyebarkan Rosario Suci.

Pada suatu ketika Bunda Maria juga menampakan diri kepadanya untuk mengilhamkannya agar semakin giat mewartakan Rosario Suci, katanya: "Di masa mudamu engkau seorang pendosa besar, namun dari Putraku aku memperoleh karunia besar bagi pertobatanmu. Dengan berbagai penderitaan aku melakukannya demi engkau, karena pertobatan orang-orang berdosa merupakan kemuliaan bagiku. Aku telah berusaha bagimu agar engkau pantas menyebarkan Rosarioku."

Beato Allan yang telah memulihkan kembali devosi kepada Rosario Suci, ia memperoleh banyak keistimewaan dari Bunda Maria

Bunda Maria menampakkan diri kepadanya dengan maksud untuk mengajari dia cara mengusahakan keselamatannya, cara menjadi pastor yang baik dan rohaniwan yang sempurna, dan cara membentuk diri menyerupai Kristus.

Bunda Maria mengajarinya cara mendaraskan Rosario, menerangkan nilainya, serta buah-buah yang dapat diperoleh melalui Rosario. 

Sebagai tanda mata akan cinta kasihnya yang murni kepadanya, Bunda Maria memasang cincin pada jarinya dan kalung yang terbuat dari helai rambutnya sendiri dililitkan pada leher Beato Alan dan memberinya sebuah Rosario.

Sejalan dengan itu, ia banyak kali mengalami godaan yang berat dan menderita hebat, bahkan disiksa oleh setan-setan, semuanya itu membuatnya hampir putus asa. Bunda Maria senantiasa menghiburnya dengan kehadirannya yang menyenangkan sehingga terhalaulah segala awan kegelapan dari jiwanya.

Dapatkah seorang pendosa takut untuk binasa, Apabila Ibu Sang Hakim menjadi perantaraan pada-Nya? Pergilah dan carilah perlindungan pada Maria dan engkau akan diselamatkan (St. Alfonsus Maria de Liquori).

Pada tahun 1482, Yang Mulia James Sprenger bersama biarawan lain dari ordonya sedang giat berusaha menghidupkan kembali devosi kepada Rosario Suci dan membentuk juga Serikat Rosario Suci itu di kota Koln, Jerman.

Ada dua orang imam yang terkenal karena kehebatan kotbah mereka, mereka iri hati terhadap pengaruh besar dari kotbah-kotbah tentang Rosario Suci

Maka kedua imam ini mulai melancarkan perlawanan terhadap devosi Rosario Suci kapan saja ada peluang untuk berkotbah. Karena mereka sangat fasih berbicara dan memiliki reputasi besar maka banyak orang terbujuk untuk tidak menggabungkan diri di dalam Serikat Rosario Suci itu.

Salah seorang pengkotbah itu bertekad meneruskan maksudnya yang jahat itu. Ia menyusun satu kotbah khusus yang menentang Rosario Suci, dan hendak menyampaikan kotbah itu pada hari Minggu berikutnya.

Namun, ketika tiba waktunya berkotbah, ia tak kunjung datang. Setelah beberapa saat menunggu, seseorang disuruh pergi untuk menjemputnya. Tetapi sayang, ia mendapatkan imam itu meninggal dunia. Ia meninggal seorang diri tanpa seorang pun menyaksikan dan menolongnya.

Setelah meyakinkan dirinya bahwa kematian kawannya itu merupakan kematian yang alami, imam yang lainnya memutuskan untuk meneruskan rencana kawannya itu dalam menyampaikan kotbah yang sama pada kesempatan lain. 

Dengan cara ini ia berharap dapat mengakhiri riwayat Serikat Rosario Suci itu. Tetapi, ketika tiba saatnya bagi dia untuk berkotbah, Tuhan menghukum dia dengan kelumpuhan yang menghilangkan kekuatan tungkai dan lengannya maupun kemampuannya untuk berkotbah.

Akhirnya, ia mengakui dosanya, demikian juga dosa kawannya dan segera dengan tulus hati mencari perlindungan pada Bunda Maria. 

Kepada Bunda Maria ia berjanji bahwa apabila ia sembuh, ia akan mewartakan Rosario Suci dengan penuh semangat sebagaimana semangatnya untuk menentang Rosario Suci. Untuk maksud itu, ia memohon kepada Bunda Maria agar memulihkan kesehatan dan kemampuannya berkotbah. 

Seketika itu ia sembuh dan di hadapan umum ia membeberkan kekhilafan yang pernah dilakukannya. Semenjak itu ia dengan penuh semangat mewartakan keajaiban-keajaiban Rosario Suci.

Jika maksud dan perbuatan berasal dari manusia, tentu akan lenyapKalau berasal dari Allah, tidak akan dapat dilenyapkan (Kis 5:38-39)

Pada tahun 1578, seorang wanita dari Anvers menyerahkan diri kepada Iblis dan menandatangani kontrak dengan darahnya sendiri. Tak lama berselang ia menyesal sekali dan berniat sungguh-sungguh untuk memperbaiki perbuatannya yang ngeri ini

Untuk itu ia pergi menemui seorang bapa pengakuan yang ramah dan arif. Bapa pengakuan ini menyarankan kepadanya agar menemui Pater Henry, imam Dominikan, juga pemimpin Serikat Rosario Suci di kota itu untuk meminta agar memasukkan dia sebagai anggota persaudaraan itu dan sudi mendengarkan pengakuan dosanya.

Wanita itu kemudian pergi kepadanya. Namun yang diterimanya bukannya Pater Henry, melainkan Iblis yang menyamar sebagai seorang imam Dominikan

Iblis itu menghardiknya habis-habisan tanpa mengenal ampun dan mengatakan bahwa sepanjang hidupnya ia tidak akan lagi menerima rahmat Allah Mahakuasa, dan bahwa sama sekali tak ada jalan lagi baginya untuk menarik kembali perjanjiannya. 

Hal ini sangat memilukan, namun ia tidak putus asa memohon belas kasihan Allah. Sekali lagi ia mencari Pater Henry. Tetapi, untuk kedua kalinya Iblislah yang menjumpainya lagi dengan hardikannya yang kasar tanpa kenal ampun

Ia datang lagi untuk ketiga kalinya. Akhirnya, berkat Penyelenggaraan Ilahi, ia dapat bertemu langsung dengan Pater Henry. Dengan sangat ramah Pater Henry membantunya sambil mengajak dia agar memasrahkan diri kepada kerahiman Allah Yang Mahakuasa dan mengaku dosa dengan tulus. Pater Henry kemudian menerima dia di dalam Serikat Rosario Suci dan menyuruhnya sesering mungkin berdoa Rosario.

Pada suatu hari, sementara Pater Henry merayakan Perayaan Ekaristi untuk wanita itu, Bunda Maria memaksa Iblis itu mengembalikan kepada wanita itu perjanjian yang telah ditandatanganinya. Dengan demikian, ia dilepaskan dari cengkraman Iblis berkat kuasa Maria dan devosinya kepada Rosario Suci. 

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurnadatangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terangpada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yak 1:17). 

Bulan Mei adalah musim semi di Eropa. Karena itu umat Eropa dulu mempersembahkan bulan Mei kepada Maria (bulan Maria). Bunga-bunga yang bersemi pada bulan ini menggambarkan kelimpahan harta rohani Bunda Maria. 

Seperti bunga-bunga musim semi menghiasi bumi, demikian juga umat beriman diharapkan secara alamiah seperti bunga yang bersemi menghormati maha pencipta bersama Maria.

Pada tahun 1883, Paus Leo XIII dalam Ensikliknya "Supremasi Apostolatus" menetapkan bulan Oktober sebagai bulan Rosario

Paus Leo XIII menulis: "Kepada Bunda Surgawi ini kita telah persembahkan kembang-kembang mawar pada bulan Mei, maka kepadanya kita juga hendak mempersembahkan panen buah-buahan yang berlimpah bulan Oktober dengan hati yang penuh ikhlas." 

Doa Rosario bukan berdoa kepada Bunda Maria tetapi berdoa bersama Bunda Maria menuju Yesus (Per Mariam Ad Jesum)

Marilah kita menjadi dermawan dalam berdoa bagi bangsa dan negara, hirarki gereja, komunitas, lingkungan dan keluarga kita sehingga kita dapat mengusir banyak bahaya dan kejahatan di dunia ini.

(Sumber: Renungan KPI TL tgl 4 April 2013, Dra Yovita Baskoro, MM; Rahasia Rosario, Santo Louis de Montford; Rosarium Virginis Mariae, Vacare Deo, Edisi Tahun ke- 5 Maret 2003; Doa Rosario, Vacare Deo, Edisi V/XIII/2011 ).