Kamis, 23 Mei 2019

Kis 12:24 - 13:5a

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 15 Mei 2019: Hari Biasa Pekan IV Paskah - Tahun C/I (Putih
Bacaan: Kis 12:24 - 13:5a; Mzm 67:2-3, 5, 6, 8; Yoh 12:44-50


Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak didengar orang. Barnabas dan Saulus kembali dari Yerusalem, setelah mereka menyelesaikan tugas pelayanan mereka. Mereka membawa Yohanes, yang disebut juga Markus.

Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. 

Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, (1) berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka."

Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi. (2) Oleh karena disuruh Roh Kudus, Barnabas dan Saulus berangkat ke Seleukia, dan dari situ mereka berlayar ke Siprus. Setiba di Salamis mereka memberitakan firman Allah di dalam rumah-rumah ibadat orang Yahudi. 


Renungan


1. Peranan Roh Kudus

(1, 2) Kita tak tahu bagaimana Roh Kudus berkata dan memerintahkan para rasul. Demikian juga kita tidak tahu bagaimana para rasul bisa menangkap kata-kata dan perintah Roh Kudus ini. Yang kita imani adalah Roh Kudus mengatur perjalanan hidup Gereja setelah kebangkitan Kristus.

Karya Roh Kudus tak selalu dengan mudah bisa kelihatan. Oleh karena itu, kita perlu selalu mengadakan pembedaan roh atau discernment agar tidak tersesat. 

Tetapi kita boleh yakin, bahwa kalau Roh Kudus yang membimbing Gereja-Nya, maka meskipun dilanda banyak badai dan topan, biduk Gereja ini tidak akan pernah terhalang atau bahkan karam, untuk sampai ke tujuan.


Kis 13:13-25

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya



Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi


Kamis , 16 Mei 2019: Hari Biasa Pekan IV Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 13:13-25; Mzm 89:2-3, 21-22, 25, 27; Yoh 13:16-20


Lalu Paulus dan kawan-kawannya meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia; tetapi Yohanes meninggalkan mereka lalu kembali ke Yerusalem. Dari Perga mereka melanjutkan perjalanan mereka, lalu tiba di Antiokhia di Pisidia. Pada hari Sabat mereka pergi ke rumah ibadat, lalu duduk di situ.

Setelah selesai pembacaan dari hukum Taurat dan kitab nabi-nabi, pejabat-pejabat rumah ibadat menyuruh bertanya kepada mereka: "Saudara-saudara, jikalau saudara-saudara ada pesan untuk membangun dan menghibur umat ini, silakanlah!" 

Maka (*) bangkitlah Paulus. Ia memberi isyarat dengan tangannya, lalu berkata: "Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu. 

Empat puluh tahun lamanya Ia sabar terhadap tingkah laku mereka di padang gurun. Dan setelah membinasakan tujuh bangsa di tanah Kanaan, Ia membagi-bagikan tanah itu kepada mereka untuk menjadi warisan mereka selama kira-kira empat ratus lima puluh tahun.

Sesudah itu Ia memberikan mereka hakim-hakim sampai pada zaman nabi Samuel. Kemudian mereka meminta seorang raja dan Allah memberikan kepada mereka Saul bin Kish dari suku Benyamin, empat puluh tahun lamanya. 

Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. 

Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus.

Menjelang kedatangan-Nya Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis. 

Dan ketika Yohanes hampir selesai menunaikan tugasnya, ia berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka, tetapi Ia akan datang kemudian dari padaku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak. 


Renungan


1. Wariskan sejarah iman kepada anak cucu kita

(*) Kesempatan baik ini tidak disia-siakan oleh Paulus untuk mewartakan Sejarah Keselamatan. Sejarah Keselamatan ini dianugerahkan oleh Allah kepada bangsa terpilih, yakni Israel. Sejarah Penyelamatan oleh Allah kepada bangsa Israel memuncak dalam diri Kristus Sang Juru Selamat yang rela mati di atas kayu salib namun dibangkitkan oleh Allah.

Menceritakan kisah perjalanan iman adalah hal yang sangat penting. Kisah Sejarah Keselamatan dari Allah kepada bangsa pilihan wajib dilanjutkan dan dihayati sebagai penyertaan Tuhan dalam hidup.

Hal ini juga perlu kita lakukan. Dengan menceritakan sejarah iman kita kepada anak cucu kita, maka iman mereka akan semakin bertumbuh mengakar dan harapan mereka kepada Kristus akan berkembang sehingga iman mereka mampu menghasilkan buah kasih.


06.08 -

Yoh 14:1-6

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya



Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi


Jumat, 17 Mei 2019: Hari Biasa Pekan IV Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 13:26-33; Mzm 2:6-7, 8-9, 10-11; Yoh 14:1-6


"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada. Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ."

Kata Tomas kepada-Nya: (4) "Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi; jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?" Kata Yesus kepadanya: (5) "Akulah (1) jalan dan (2) kebenaran dan (3) hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.


Renungan


1. Akulah jalan dan kebenaran dan hidup

(1) Yesus adalah jalan. Artinya, Dia tidak hanya mengajari, memberikan petunjuk dan arah mana seseorang harus berjalan. Dia sendiri mengantar. Dia sendiri jalan, sehingga orang yang berjalan di dalam Dia dan bersama Dia tidak akan tersesat, pasti akan sampai kepada Allah.

(2) Yesus adalah kebenaran. Kebenaran (Ibrani: emet), artinya kesetiaan, bisa dipercaya, tulus. Ia bisa dipercaya, setia dan secara paripurna kebenaran-Nya tampak dalam seluruh hidup-Nya. Orang yang percaya kepada-Nya tak akan dikecewakan.

Sedangkan dalam bahasa Yunani, kebenaran (aletheia), bermakna ganda: bisa berarti benar dilawankan dengan palsu; atau nyata, asli dilawankan dengan bohong, hoaks atau tiruan. Jadi, Ia adalah benar dan nyata. Pada-Nya orang menemukan kepastian.

(3) Yesus adalah hidup. Bagi Injil Yohanes, hidup bisa dilihat secara fisik, yaitu hidup seperti apa adanya ini, di dunia ini atau hidup secara ilahi, yaitu hidup ilahi, hidup dalam persekutuan dengan Allah. Lewat Dia, orang bisa dan pasti sampai kepada Allah.


2. Yesuslah sumber keselamatan

(4) Barangkali pertanyaan Tomas ini mewakili kebingungan, keraguan, dan kegelisahan kita dalam mengikuti Kristus.

(5) Sabda ini memberikan jaminan dan kepastian bagi kita akan hidup yang kekal. Yesus telah menunjukkan jalan satu-satunya menuju hidup melalui salib. Untuk itu kita diajak untuk selalu mempercayakan seluruh hidup kita pada-Nya, susah atau senang kita mengandalkan Dia. Ia akan menuntun kita pada jalan keselamatan, sebab Ia sendirilah sumber keselamatan itu.

05.45 -

Yoh 14:7-14

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)

 

Penanggalan liturgi

Sabtu , 18 Mei 2019: Hari Biasa Pekan IV Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 13:44-52; Mzm 98:1, 2-3ab, 3cd-4; Yoh 14:7-14


Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." Kata Filipus kepada-Nya: (1A) "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."

Kata Yesus kepadanya: (*) "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? (1B) Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.

Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, (2) Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.

Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."


Renungan


1. Kritikan - jalan menuju pertobatan

Filipus adalah salah satu murid pertama yang bertemu Tuhan. Ia juga membawa Natanael kepada Yesus (Yoh 1:43, 45). Berarti secara naluriah ia mengetahui jalan keselamatan. Maka seharusnya ia mengenal Bapa yang mengutus Yesus, karena Bapa ada di dalam diri-Nya sama seperti Dia ada di dalam diri Bapa.

(*) Mengapa Yesus mengungkapkan kekecewaan-Nya? Karena kritikan itu jalan menuju pertobatan. Filipus dipaksa untuk berpikir, sejauh mana imannya sungguh bertumbuh. Oleh tantangan itu, Filipus menyadari kelemahan imannya sendiri dan memperbaikinya.

Terbukti kemudian, Filipus menjadi pewarta yang membuka mata sida-sida dari Etiopia (Kis 8:26-40). Dalam diri Filipus, kita menemukan perjalanan murid Tuhan: panggilan, pemurnian di jalan salib, pertobatan dan pembaharuan diri, lalu setia pada tugas sampai akhir hayat.

Pengalaman jatuh bangun dalam mengimani Kristus merupakan proses normal pada semua orang. Tuhan menuntut kita aktif mewartakan kebenaran dan membangun Kerajaan Allah.

Karena banyak tantangan, kita harus terlebih dahulu dimurnikan dalam jalan salib untuk membuktikan kesetiaan kita. Dengan itu kita belajar melihat betapa berharganya karunia Tuhan. Kita tidak boleh menelantarkannya, tetapi harus menjadikannya berkat bagi banyak orang.


2. Mengenal Yesus Kristus, mengenal Bapa.

(1AB, 2) Tidak sedikit umat beriman ingin melihat Bapa, seperti kerinduan Rasul Filipus. Kerinduan itu terpenuhi dengan mengenal Yesus, juga dengan mendalami ajaran-Nya dan mengetahui pekerjaan-pekerjaan-Nya. 

Dengan mengatakan itu, Yesus mengajak kita untuk membaca dan merenungkan Kitab Suci. Di dalamnya, kita mengenal Allah dan seluruh karya penyelamatan-Nya yang terpenuhi dalam "peristiwa Yesus Kristus"; kita pun bisa mengetahui kehendak-Nya bagi kita melalui Sabda-Nya yang selalu relevan bagi situasi dan kehidupan masa kini.

Dari Sabda-Nya kita tahu bahwa Allah selalu mengabulkan setiap doa permohonan dan keinginan kita. Dalam Sabda-Nya, Yesus berkata: "Jika ada dua orang di dunia ini sepakat meminta apa pun, akan dikabulkan oleh Bapa (Mat 18:19), bahkan setiap permintaan yang disampaikan dalam doa yang penuh kepercayaan pasti dikabulkan Allah (Mat 21:22; 7:7).

Kita sudah mengenal Yesus Kristus, dengan demikian kita mengenal Bapa. Kita dipanggil untuk melakukan Sabda-Nya sehingga kita dapat merasakan bahwa Allah selalu menyatakan kebaikan dan cinta-Nya kepada kita.

05.33 -

Yoh 15:9-11

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)

 

Penanggalan liturgi

Kamis, 23 Mei 2019: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 15:7-21; Mzm 96:1-2a, 2b-3, 10; Yoh 15:9-11


"Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; (1) tinggallah di dalam kasih-Ku itu.

Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh (2).


Renungan


1. Hidup dalam kasih, sukacita menjadi penuh

(1) Tinggal dalam kasih berarti berdiam dalam kerahiman Tuhan, yang mencurahi karunia agar orang-orang beroleh hidup, dan memilikinya secara berkelimpahan.

Kelimpahan itu sudah dicurahkan kepada para rasul, agar mereka sanggup mewartakan Injil. Ternyata karunia serupa dicurahkan juga ke atas orang-orang tak bersunat.

Dengan itu Yesus mengatakan, bahwa sunat itu sebuah hukum yang bisa diganti. Yang terutama di sini adalah iman kepada kebangkitan yang membawa keselamatan.

Ketika iman itu menjadi pedoman, penghargaan terhadap martabat manusia diperbaharui, sehingga ukuran kekudusan bukan pada hukum melainkan pada penghayatan kasih itu.

Ketika ada kasih, orang tidak berpikir untuk melakukan kejahatan yang bisa merusak dirinya dan sesama. Marilah kita hidup dalam kasih, agar sukacita kita menjadi penuh (2).

Rabu, 22 Mei 2019

04.15 -

Yoh 13:31-33a, 34-35

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Minggu, 19 Mei 2019: Hari Minggu Paskah V - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 14:21b-27; Mzm 145:8-9, 10-11, 12-13ab; Why 21:1-5a; Yoh 13:31-33a, 34-35


Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti (A) Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu (B) jikalau kamu saling mengasihi.


Renungan


1. Identitas pengikut Kristus

"Panggilanku adalah cinta" kata Santa Teresa dari Kanak-kanak Yesus ketika merenungkan identitasnya sebagai seorang Kristiani. 

Semua orang Kristiani mempunyai tugas utama yang sama yaitu mencintai Allah dan sesama dengan sepenuh hati. 

Alasannya: (1) Karena Yesus sangat mengasihi kita, para pengikut-Nya (A). (2) Karena cinta adalah satu-satunya jalan bagi manusia untuk dapat selalu berada dalam persatuan dengan Allah. Meninggalkan cinta berarti meninggalkan Allah karena Allah adalah Sang Cinta (1 Yoh 4:16).

Sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus adalah bukti yang tak terbantahkan akan kasih Allah yang besar kepada kita. Kita diselamatkan karena kasih Allah dan kita senantiasa dipanggil untuk selalu berada dalam kasih Allah. Dengan demikian, kasih sesungguhnya adalah identitas setiap pengikut Kristus (B).


Kis 14:5-18

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 20 Mei 2019: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 14:5-18; Mzm 115:1-2, 3-4, 15-16; Yoh 14:21-26


Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk (3) menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu.

Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. 

Di situ (1A) mereka memberitakan Injil. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.

Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: (1B) "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. 

Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: (4A) "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."

Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. 

Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: (2) (4B) "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 

Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." 

Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.


Renungan


1. Tanggapan terhadap cinta dan mujizat

(1AB) Paulus dan Barnabas berani dan tidak takut mewartakan tentang Yesus. Mereka mengasihi Tuhan dengan peduli pada orang cacat.

(2) Mereka tidak mencari pujian dan persembahan atas apa yang mereka lakukan melainkan dengan rendah hati menyatakan semua itu berkat Tuhan.

Bagi mereka, tanggapan terhadap cinta dan mujizat Tuhan itu bukanlah dengan pujian dan persembahan melainkan meninggalkan segala perbuatan sia-sia menuju kepada hidup menurut Injil Tuhan.


2. Hidup kita adalah sebuah pewartaan Injil yang sejati

Paulus dan Barnabas adalah contoh orang yang mengasihi dan setia pada perintah Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang gigih mewartakan Injil. 

Mereka (3) tidak lari ketika menghadapi kesulitan dan kejahatan yang hendak menghancurkan mereka. Mereka juga (4AB) tidak “silau” dan terbawa dengan ‘puji-pujian dan kemulian seorang dewa’ yang diberikan pada mereka. Mereka mewartakan Injil dalam keadaan susah dan senang dan selalu menempatkan Tuhan sebagai tujuan pewartaan Injil.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki kasih seperti mereka yang total taat pada perintah-Nya? Mewartakan Injil adalah sebuah keharusan bukan sebuah pilihan. Hidup kita adalah sebuah pewartaan Injil yang sejati. Melalui pikiran, perkataan, sikap dan perbuatan kita, orang dapat mengenal dan mencintai Dia dan mendapatkan keselamatan kekal.

03.55 -

Yoh 14:27-31a

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


 Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 21 Mei 2019: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 14:19-28; Mzm 145:10-11, 12-13ab, 21; Yoh 14:27-31a


(*) Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku. Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum hal itu terjadi, supaya kamu percaya, apabila hal itu terjadi.

Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku. Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku."


Renungan


1. Menjadi pembawa damai dan sukacita

Semua orang merindukan perdamaian. Namun, sedikit orang yang menyadari bahwa dirinya mampu membawa damai. Hal ini terjadi karena orang cenderung bersikap pesimis terhadap dirinya sendiri.

Oleh karena itu, (*) Yesus telah memberikan damai-Nya agar kita sebagai pengikut-Nya dapat membawa damai yang telah Ia berikan kepada kita bagi sesama di sekitar kita. 

Kita bisa membawanya melalui hal sederhana. Misalnya, dengan memberi senyuman , menyapa sesama, dan lain-lainnya. Dengan demikian, kita belajar menjadi pembawa damai dan sukacita bagi sesama.