Selasa, 26 September 2017

22.33 -

Mengapa Allah mengizinkan kejahatan ada?

Iman memberi kepastian kepada kita bahwa Allah tidak akan mengizinkan kejahatan jika Dia tidak menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan itu.

Hal ini dilaksanakan oleh Allah dengan cara yang menakjubkan dalam wafat dan kebangkitan Kristus. Kenyataannya, dari kejahatan moral yang paling besar dari semuanya (pembunuhan Putra-Nya), Dia membawa kebaikan yang paling besar dari semuanya (kemuliaan Kristus dan penebusan kita).

(Sumber: Warta KPI TL No.149/IX/2017 » Kopendium Katekismus Gereja Katolik 58).




Ketika Tuhan menguji, apakah yang dapat kita tanggung?

Salah satu hal penting agar tanaman anggur bisa berbuah dengan baik dan lebat adalah pada proses pemangkasan.

Tujuan pemangkasan adalah memperoleh batang pokok tanaman anggur yang kekar dan kuat, sehingga bentuk dasar tanaman bagus, memperoleh cabang dan ranting yang subur dan sehat dalam jumlah banyak, serta membentuk kerangka dasar tanaman yang sesuai bentuk pohon yang diharapkan.

Pemangkasan pembuahan tanaman anggur berguna agar tanaman anggur bisa berbuah dengan lebat dan memiliki kualitas bagus. Jadi, untuk menghasilkan panen buah anggur yang banyak dan berkualitas bagus, perlu pemangkasan yang baik dan benar.

Demikian pula dengan anak-anak Tuhan, jika sudah waktunya tidak menghasilkan buah yang tetap maka akan dipangkas oleh-Nya.

Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nyasupaya ia lebih banyak berbuahBarangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam diaia berbuah banyaksebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:2, 5).

Musim pemangkasan Tuhan itulah musim-musim yang paling tidak disukai oleh manusia dan seringkali membuat banyak orang memberontak (mengalami "padang gurun" dan "malam gelap", Yohanes Salib). 

Ketika kita dipangkas oleh Tuhan, kita mengalami suatu kerugian, menderita penderitaan badani. Tujuannya agar kita berhenti berbuat dosa (1 Ptr 4:1).

Apakah yang akan kita lakukan ketika kita dipangkas oleh Allah, masuk di dalam "pergumulan"?

Ada yang bergumul dengan Allah - selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk 18:1-8); senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus (2 Kor 12:10); menyerahkan jiwanya, dengan selalu berbuat baik, kepada Pencipta yang setia (1 Ptr 4:19); siap sedia baik atau tidak baik waktunya untuk memberitakan firman dengan segala kesabaran dan pengajaran (2 Tim 4:2 - tetap melayani).

Ada yang memberontak kepada Tuhan (Yes 30:9 - enggan mendengar pengajaran Tuhan). Mereka tidak tahu bahwa Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi (Ams 3:12).

Mereka juga tidak tahu bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28).

Tuhan mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai kita, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11).

Ingatlah! Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya. Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya (Mzm 25:10, 12).

Marilah kita belajar dari Kitab Ayub

[1:6] Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap Tuhan dan di antara mereka datanglah juga Iblis.

[1:7-8] Maka bertanyalah Tuhan kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada Tuhan: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." 

Lalu bertanyalah Tuhan kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."

[1:9-11] Lalu jawab Iblis kepada Tuhan: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut akan Allah? Bukankah (A) Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah segala yang dipunyainya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

(A) Orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya: Malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu (Mzm 91:11); Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya (Mzm 112:1-3).

[1:12] Maka firman Tuhan kepada Iblis: (B) "Nah, segala yang dipunyainya ada dalam kuasamu; hanya janganlah engkau mengulurkan tanganmu terhadap dirinya." Kemudian pergilah Iblis dari hadapan Tuhan.

[1:13-15] Lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput di sebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.

[1:16] Kambing domba dan penjaga-penjaga, api telah menyambar dari langit dan membakar habis.

[1:17] Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang.

[1:18-19] Anak-anak Ayub yang lelaki dan yang perempuan sedang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunya dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati.

[1:20-21] Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!"

[2:1] Pada suatu hari datanglah anak-anak Allah menghadap Tuhan dan di antara mereka datang juga Iblis untuk menghadap Tuhan.

[2:2] Maka bertanyalah Tuhan kepada Iblis: "Dari mana engkau?" Lalu jawab Iblis kepada Tuhan: "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi."

[2:3] Firman Tuhan kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Ia tetap tekun dalam kesalehannya, meskipun engkau telah membujuk Aku melawan dia untuk mencelakakannya tanpa alasan."

[2:4-5] Lalu jawab Iblis kepada Tuhan: "Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya. Tetapi ulurkanlah tangan-Mu dan jamahlah tulang dan dagingnya, ia pasti mengutuki Engkau di hadapan-Mu."

[2:6] Maka firman Tuhan kepada Iblis: (C) "Nah, ia dalam kuasamu; hanya sayangkan nyawanya."

[2:7-8] Kemudian Iblis pergi dari hadapan Tuhan, lalu ditimpanya Ayub dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya. Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.

» (BC) Allah tidak akan mengizinkan kejahatan jika Dia tidak menyebabkan suatu kebaikan yang datang dari kejahatan itu (Kopendium KGK 58; 1Ptr 3:17; Rm 8:28).

[2:9] Maka (D) berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"

[2:10] Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"

[2:11] Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.

[4:8, 5:17-18] Maka (E) berbicaralah Elifas, orang Teman: "Yang telah kulihat ialah bahwa orang yang membajak kejahatan dan menabur kesusahan, ia menuainya juga. ... Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa. Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula."

[22:10, 21-27] Maka (F) Elifas, orang Teman, menjawab: "Itulah sebabnya engkau dikelilingi perangkap, dan dikejutkan oleh kedahsyatan dengan tiba-tiba. ... Berlakulah ramah terhadap Dia, supaya engkau tenteram; dengan demikian engkau memperoleh keuntungan. Terimalah apa yang diajarkan mulut-Nya, dan taruhlah firman-Nya dalam hatimu. Apabila engkau bertobat kepada Yang Mahakuasa, dan merendahkan diri; apabila engkau menjauhkan kecurangan dari dalam kemahmu ... Jikalau engkau berdoa kepada-Nya, Ia akan mengabulkan doamu."

[8:3-7] Maka (G) berbicaralah Bildad, orang Suah:. "Masakan Allah membengkokkan keadilan? Masakan Yang Mahakuasa membengkokkan kebenaran? ... Kalau engkau mencari Allah, dan memohon belas kasihan dari Yang Mahakuasa, kalau engkau bersih dan jujur, maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu. Maka kedudukanmu yang dahulu akan kelihatan hina, tetapi kedudukanmu yang kemudian akan menjadi sangat mulia."

[11:4-6, 11] Maka (H) berbicaralah Zofar, orang Naama: "Katamu: Pengajaranku murni, dan aku bersih di mata-Mu. Tetapi, mudah-mudahan Allah sendiri berfirman, dan membuka mulut-Nya terhadap engkau, dan memberitakan kepadamu rahasia hikmat, karena itu ajaib bagi pengertian. Maka engkau akan mengetahui, bahwa Allah tidak memperhitungkan bagimu sebagian dari pada kesalahanmu. ... Ia mengenal penipu dan melihat kejahatan tanpa mengamat-amatinya."

[36:5-7, 21] (I) Berkatalah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun, Ia perkasa dalam kekuatan akal budi. Ia tidak membiarkan orang fasik hidup, tetapi memberi keadilan kepada orang-orang sengsara. Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya dari orang benar, tetapi menempatkan mereka untuk selama-lamanya di samping raja-raja di atas takhta, sehingga mereka tinggi martabatnya. Jagalah dirimu, janganlah berpaling kepada kejahatan, karena itulah sebabnya engkau dicobai oleh sengsara."

[42:7-8] (J) Firman Tuhan kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub. Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."

» (D-J) Penyebab penderitaan ada dua: (1) Karena dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut (Yak 1:14-15). (2) Karena dikehendaki Allah (1 Ptr 3:17).

Jadi, janganlah menghakimi seseorang yang sedang menderita, karena kita tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan orang tersebut.

[42:9] Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan Tuhan kepada mereka. Dan Tuhan menerima permintaan Ayub.

[42:10] Lalu (K) Tuhan memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan Tuhan memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.

» (K) Ada berkat yang luar biasa jika kita mau mengasihi musuh kita (Mat 5:44).

Teladan penderitaan, kesabaran dan ketekunan Ayub (Yak 5:10-11).

Sekalipun aku dicemoohkan oleh istri dan sahabat-sahabatku, namun ke arah Allah mataku menengadah sambil menangis, supaya Ia memutuskan perkara antara manusia dengan Allah, dan antara manusia dengan sesamanya (2:9; 16:20-21, 6).

Ia tahu jalan hidupku; seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas. Kakiku tetap mengikuti jejak-Nya, aku menuruti jalan-Nya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibir-Nya tidak kulanggar, dalam sanubariku kusimpan ucapan mulut-Nya. Tetapi Ia tidak pernah berubah siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakan-Nya juga. Karena Ia akan menyelesaikan apa yang ditetapkan atasku, dan banyak lagi hal yang serupa itu dimaksudkan-Nya (23:10-14).

Allah mempunyai pertimbangan dan pengertian (12:13). Aku tahu: Penebusku hidup, aku sendiri akan melihat memihak kepadaku; mataku sendiri menyaksikan-Nya dan bukan orang lain (19:25-27).

Allah itu bijak dan kuat, ... Walaupun aku benar, aku tidak mungkin membantah Dia, malah aku harus memohon belas kasihan kepada yang mendakwa aku (9:4, 15). Bila aku berbicara, penderitaanku tidak menjadi ringan (16:6).

Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya dan menuduh Allah berbuat yang kurang patut (1:22; 2:10).

Ingatlah! Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Kor 10:13).

(Sumber: Warta KPI TL No.149/IX/2017 » Renungan KPI TL Tgl 10 Agustus 2017 dan 7 September 2017, Dra Yovita Baskoro, MM).

Ketika Tuhan menguji, luluskah kita

Dalam perjalanan spiritual, kita akan mengalami "fase ujian". Kenapa Tuhan menguji iman kita? Tuhan ingin melihat kemurnian iman kita (1 Ptr 1:7). 

Tuhan ingin mengetahui apa yang ada dalam hati kita, yakni: apakah kita mencari Dia karena berkat-Nya (Yoh 6:26) atau kita sungguh-sungguh ingin mengasihi-Nya dan berpegang pada perintah-Nya atau tidak (1 Kor 8:3; Ul 8:2). 

(Baca juga: - Fase perjalanan spiritual).

Jika kita lebih mengutamakan janji-janji Tuhan di dalam hidup kita daripada Pribadi Tuhan itu sendiri, maka janji-janji Tuhan akan menjadi "berhala" dalam hidup kita.

Ada 7 faktor yang bisa membuat kita lulus dalam setiap ujian
1. Relakan milik yang sangat dikasihi ketika Tuhan minta. 
2. Taat kepada perintah Tuhan 
3. Tetap taat ditengah kelelahan dan kesulitan 
4. Tindakan yang nyata 
5. Mampu melihat yang tidak kelihatan 
6. Tetap taat meskipun dalam keadaan kritis 
7. Memiliki rasa takut akan Tuhan 

Marilah kita belajar dari Abraham (Kej 22:1-13)

[1-2] Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."

» Faktor yang membuat lulus ujian: (1) Relakan milik yang sangat dikasihi ketika Tuhan minta.

Ishak adalah anak perjanjian (Rm 9:7-8) yang dikasihi Abraham. Tuhan ingin anak itu dipersembahkan sekalipun anak itu adalah anak perjanjian.

Karena iman Abraham taat (Ibr 11:8). Dia tidak hidup menurut manusia biasa, dia sudah mendapat yang lebih baik dari janji itu, yaitu persahabatan dengan Sang Pemberi Janji. Maka dia rela melepaskan apa yang menjadi haknya, meskipun hal itu terasa sakit.

Karena mengenal dan kasihnya kepada Allah, dia menuruti perintah-perintah-Nya, Jadi, janji Tuhan tidak menjadi "berhala" baginya, dia lebih mengasihi Sang Pemberi Janji daripada janji-Nya. Baginya: perintah-perintah-Nya itu tidak berat (Yak 2:23; Yoh 15:15; 1 Yoh 2:3; 1 Yoh 5:3).

[3] Keesokan harinya (A) pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia (B) membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.

» Faktor yang membuat lulus ujian: (2) Taat kepada perintah Tuhan

Taat adalah masalah yang besar bagi manusia, apalagi harus taat pada yang tidak disukainya, yang bertentangan dengan logikanya, pertentangan dengan keinginannya, pertentangan dengan harapannya.

Taat pada hal yang masuk akal dan memberi harapan (Luk 5:4 - taat dengan sedikit terpaksa untuk mendapatkan berkat, Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.") lebih mudah dari pada taat karena harus melepaskan hak.

Abraham mampu taat pada Pribadi Allah dibandingkan dengan apa yang dijanjikan-Nya. Hal ini terjadi karena kasihnya kepada Allah, dia ingin menyenangkan hati Allah sehingga dia merasa perintah ini tidak berat (Bdk. Kej 29:20; 1Yoh 5:3).

[4-6] Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.

» Faktor yang membuat lulus ujian: (3) Tetap taat ditengah kelelahan dan kesulitan

Ketaatan adalah suatu keputusan dan pilihan yang harus diambil oleh setiap orang Kristiani di tengah kehidupan yang sulit dan melelahkan. 

Hanya ketaatan yang dilakukan dengan antusias dan penuh pengorbanan (melepaskan hak) yang akan membawa kepada kemenangan demi kemenangan dalam terobosan rohani.

Penyebab kekalahan dan berhentinya kerohanian adalah "ketaatan yang setengah-setengah", menjalankan kewajiban agama karena ada imbalan yang akan diterima (Luk 5:4), bukan karena ingin mengenal dan mengasihi Allah (1 Yoh 2:3; 1 Yoh 5:3).

Abraham tidak putus asa ketika mengalami kelelahan dan kesulitan. Dengan antusias dan penuh pengorbanan dia menjalankan perintah Tuhan, sebab dia percaya penuh pada sahabatnya, Sang Pemberi Janji.

Jadi, jangan hanya dari kata orang saja mendengar tentang Tuhan, tetapi kenalilah Dia secara pribadi (Ayb 42:5).

[5-6] Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."

Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

» Faktor yang membuat lulus ujian: (4) Tindakan yang nyata

Taat sampai pikiran dan kemauan saja belum cukup. Ketaatan baru bisa disebut ketaatan sampai hal itu diwujudkan dalam tindakan yang nyata. 

Jadi, jika iman tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati (Yak 2:17).

Abraham dibenarkan karena iman dan perbuatannya (Ibr 11:17; Yak 2:21).

Contoh lainnya: 2 Raj 4:1-7

[1-4] Salah seorang dari isteri-isteri para nabi mengadukan halnya kepada Elisa, sambil berseru: "Hambamu, suamiku, sudah mati dan engkau ini tahu, bahwa hambamu itu takut akan Tuhan. Tetapi sekarang, penagih hutang sudah datang untuk mengambil kedua orang anakku menjadi budaknya."

Jawab Elisa kepadanya: "Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kaupunya di rumah." Berkatalah perempuan itu: "Hambamu ini tidak punya sesuatu apapun di rumah, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak."

Lalu berkatalah Elisa: "Pergilah, mintalah bejana-bejana dari luar, dari pada segala tetanggamu, bejana-bejana kosong, tetapi jangan terlalu sedikit. Kemudian masuklah, tutuplah pintu sesudah engkau dan anak-anakmu masuk, lalu tuanglah minyak itu ke dalam segala bejana. Mana yang penuh, angkatlah!"

» Secara akal sehat, perintah ini tidak masuk akal dan terkesan konyol, memalukan namun janda ini mau taat dengan perintah abdi Allah.

[5-7] Pergilah perempuan itu dari padanya; ditutupnyalah pintu sesudah ia dan anak-anaknya masuk; dan anak-anaknya mendekatkan bejana-bejana kepadanya, sedang ia terus menuang.

Ketika bejana-bejana itu sudah penuh, berkatalah perempuan itu kepada anaknya: "Dekatkanlah kepadaku sebuah bejana lagi," tetapi jawabnya kepada ibunya: "Tidak ada lagi bejana." Lalu berhentilah minyak itu mengalir.

Kemudian pergilah perempuan itu memberitahukannya kepada abdi Allah, dan orang ini berkata: "Pergilah, juallah minyak itu, bayarlah hutangmu, dan hiduplah dari lebihnya, engkau serta anak-anakmu."

» Ketika bejana masih kosong, minyak dalam buli-buli tetap mengalir. Artinya: sumber berkat dari Tuhan tidak akan berhenti mengalir sepanjang hidup kita, jika kita mau menjadi bejana kosong dan terus-menerus mengosongkan diri seperti Yesus (Flp 2:7 - mengosongkan diri-Nya ... dan mengambil rupa hamba).

Jadi, percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri (Ams 3:5) agar mengalami mujizat dan hadirat Allah secara nyata seperti janda dan kedua anaknya.

[7-8] Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.

» Faktor yang membuat lulus ujian: (5) Mampu melihat yang tidak kelihatan

Abraham adalah seorang pemenang, dia mampu melihat melampaui apa yang dilihat oleh mata jasmaninya, dia mampu berjalan mengikuti sesuatu yang tidak pasti, dia tetap tenang ketika imannya dipertanyakan.

Contoh lainnya: 2 Raj 6:13-17

Berkatalah raja: "Pergilah melihat, di mana dia, supaya aku menyuruh orang menangkap dia." Lalu diberitahukanlah kepadanya: "Dia ada di Dotan." Maka dikirimnyalah ke sana kuda serta kereta dan tentara yang besar. Sampailah mereka pada waktu malam, lalu mengepung kota itu.

Ketika pelayan abdi Allah bangun pagi-pagi dan pergi ke luar, maka tampaklah suatu tentara dengan kuda dan kereta ada di sekeliling kota itu. Lalu berkatalah bujangnya itu kepadanya: "Celaka tuanku! Apakah yang akan kita perbuat?" Jawabnya: "Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka."

Lalu berdoalah Elisa: "Ya Tuhan: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat." Maka Tuhan membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.

» Elisa menyimpan janji Tuhan dalam hatinya. Janji inilah yang memberi kekuatan padanya: 

Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja (Kel 14:14) dan satu orang dapat mengejar seribu orang, dan dua orang dapat membuat lari sepuluh ribu orang (Ul 32:30).

Banyak orang yang beriman tetapi masih mempercayai fakta-fakta yang kelihatan sehingga hidupnya tidak tenang (Yak 1:8) seperti bujang Elisa. Hidup mendua hati adalah musuh iman.

Ingatlah! Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Iman bukan hanya percaya pada hal-hal yang tidak kelihatan tetapi juga menolak percaya pada fakta yang kelihatan.

[9-10] Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.

» Faktor yang membuat lulus ujian: (6) Tetap taat meskipun dalam keadaan kritis

[11-13] Tetapi berserulah Malaikat Tuhan dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kau apa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.

» Faktor yang membuat lulus ujian: (7) Memiliki rasa takut akan Tuhan

Bagi orang yang tidak percaya, takut akan Allah adalah takut kepada penghakiman Allah dan kematian kekal, yang merupakan pemisahan untuk selama-lamanya dari Allah (Lukas 12:5).

Bagi orang percaya, takut akan Allah adalah rasa hormat kepada Allah (Ibr 12:28). Inilah faktor yang memotivasi kita untuk berserah pada sang Pencipta alam semesta.

Kalau kita memahami siapakah Allah itu, dan mengembangkan rasa takut yang penuh hormat kepada-Nya, maka kita akan berusaha menghidupi kehidupan kita dengan cara yang berkenan kepada-nya.

Kita tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, maka Roh Allah diam di dalam kita. Roh kita mematikan perbuatan-perbuatan tubuh kita. Jadi, yang bisa mengerti Roh Allah adalah roh manusia (Rm 8:1-14).

Kita akan tunduk kepada disiplin-Nya (Ibr 12:5-11), kita akan hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada-Nya dengan segenap hati dan jiwa (Ul 10:12, 20-21). 

Jadi, takut akan Allah adalah permulaan pengetahuan (Ams 1:7), dasar bagi kita untuk mengikuti jalan-Nya, melayani-Nya, terutama mengasihi-Nya.

(Sumber: Warta KPI TL No.149/IX/2017 » Renungan KPI TL Tgl 3 Agustus 2017, Dra Yovita Baskoro, MM).

Mengenal jalan Tuhan atau perbuatan-Nya



Ada dua jalan yang ditawarkan pada kita, jalan dunia dan jalan Tuhan.

Jalan dunia adalah mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef 2:2).

Pendurhaka adalah sama seperti penyembah berhala (1 Sam 15:23); pekerjaan Iblis (2 Tes 2:9); telah menolak firman Tuhan (1 Sam 15:23); tidak tetap hatinya dan tidak setia jiwanya kepada Allah (Mzm 78:8).

Segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya (Mzm 25:10); jalan-Nya sempurna (Mzm 18:31). Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya (Yes 2:3).

Lakukanlah kewajibanmu dengan setia terhadap Tuhan, Allahmu, dengan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya, dan dengan tetap mengikuti segala ketetapan, perintah, peraturan dan ketentuan-Nya, supaya engkau beruntung dalam segala yang kaulakukan dan dalam segala yang kautuju dan supaya Tuhan menepati janji yang diucapkan-Nya (1 Raj 2:3-4).

Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musaperbuatan-perbuatan kepada orang Israel (Mzm 103:7).

Orang Israel adalah umat yang kudus bagi Tuhan, mereka dipilih-Nya dari segala bangsa di atas muka bumi untuk menjadi umat kesayangan-Nya. Hal ini terjadi karena "hati Tuhan terpikat" sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan mereka (Ul 7:6-7; 10:15).

Mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji (Rm 9:4).

[Kel 1:1-16] Para anak Israel datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing. Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir. Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.

Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.

Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf. Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita. Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan jika terjadi peperangan jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."

Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja, dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.

Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya: "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."

[Kel 2:23-24] Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub.

[Kel 3:7-10] Tuhan berfirman kepada Musa: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, Aku mengetahui penderitaan mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."

[Kel 13:17-18] Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir."

Tetapi Allah menuntun bangsa itu berputar melalui jalan di padang gurun menuju ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir.

[Bil 14:22-23] Semua orang yang telah melihat kemuliaan-Ku dan tanda-tanda mujizat yang Kuperbuat di Mesir dan di padang gurun, namun telah sepuluh kali mencobai Aku dan tidak mau mendengarkan suara-Ku, pastilah tidak akan melihat negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka! Semua yang menista Aku ini tidak akan melihatnya.

» Orang Israel hanya mengenal perbuatan-perbuatan Tuhan. Hal ini terjadi karena mereka tegar hatinya sehingga tidak mengenal jalan-Nya (Kis 19-9; Ibr 3:10; Kel 15:24; 16:2; 17:3).

Karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan. Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu (Kel 33:2-3).

Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak Tuhan, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak (Ul 8:2).

[Yos 5:6-7] Empat puluh tahun lamanya orang Israel itu berjalan melalui padang gurun, sampai habis mati seluruh bangsa itu, yakni prajurit yang keluar dari Mesir, yang tidak mendengarkan firman Tuhan. Kepada mereka itu Tuhan telah bersumpah, bahwa Ia tidak akan mengizinkan mereka melihat negeri yang dijanjikan Tuhan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Tetapi anak-anak mereka yang telah dijadikan-Nya ganti mereka. Dari mereka itu tidak ada seorangpun yang masih tinggal hidup selain dari Kaleb bin Yefune dan Yosua bin Nun, sebab keduanya mengikut Tuhan dengan sepenuh hatinya (Bil 26:65; 32:12).

Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia (Why 3:10).

Dalam segala kesesakanmu, bukan seorang duta atau utusan, melainkan Aku sendiri yang menyelamatkanmu; Akulah yang menebusmu dalam kasih-Ku dan belas kasihan-Ku. Aku mengangkat dan menggendongmu selama zaman dahulu kala (Yes 63:9).

Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk. Yang dimintakan dari padamu oleh Tuhan, Allahmu, selain dari takut akan Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan (Ul 10:12-16).

Ketika itu percayalah mereka kepada segala firman-Nyamereka menyanyikan puji-pujian kepada-Nya. Tetapi segera mereka melupakan perbuatan-perbuatan-Nyadan tidak menantikan nasihat-Nya (Mzm 106:12-13).

Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. Jadi, mereka adalah kekasih Allah oleh karena nenek moyang mereka. Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya (Rm 11:11, 28-29).

Orang-orang bodoh tidak mengetahui jalan Tuhan, hukum Allah mereka. Siapakah orang yang takut akan TuhanKepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya (Mzm 25:12; Yer 5:4).

[Kel 33:11-13] Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya. 

Lalu berkatalah Musa kepada Tuhan: "... jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu." 

Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupandi hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpahdi tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa (Mzm 16:11).

Aku tahu, ya Tuhan, bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya (Yer 10:23). Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari (Mzm 25:4 -5).

(Sumber: No.149/IX/2017 » Renungan KPI TL Tgl 27 Juli 2017, Dra Yovita Baskoro, MM).

Kerasukan roh lain

Pada waktu SMA, salah satu teman kost (X) ada yang kehilangan cincin. X pergi ke dukun untuk menanyakan siapa yang mencuri cincinnya.

Setelah pulang dari dukun, semua anak kost ditantang untuk minum air dari dukun tersebut, jika tidak mencuri cincinnya. Karena saya tidak mencuri cincinnya, maka dengan berani saya minum air dari dukun tersebut.

Selain itu di kamar mandi pembantu ada penunggunya sehingga yang punya kost memberi bunga sesajian. Pada waktu malam ketika hendak mengambil minum, saya harus melewati kamar mandi pembantu, saya merasa ngeri ketika melewatinya.

Dari semua anak kost, hanya saya saja yang mengalami hal-hal aneh, hampir setiap malam saya mendengar suara dari jendela kamar saya dan melihat tangan di samping saya, ada orang tanpa wajah. Puncak ketakutan saya ketika saya diangkat dari kasur dan dibanting. Setiap saya berdoa (saat ketakutan) selalu tidak terselesaikan baik doa Bapa Kami, Salam Maria maupun Rosario.

Pengalaman ini saya ceritakan pada teman kost, mereka menganggap saya sedang berhalusinasi. Kemudian saya bercerita kepada orang tua saya. Ibu saya meminta bantuan doa melalui team PD. Pada saat Pujian Penyembahan, mereka berbahasa roh, saya berteriak-teriak dan menangis.

Keesokan harinya doa dilanjutkan lagi karena team PD mengira saya luka batin. Ketika saya tahu bahwa mereka mendoakan saya untuk mengusir roh lain yang ada dalam tubuh saya, saya bertambah marah.

Akhirnya dipanggilkan romo. Pada saat romo menumpangkan tangan, saya merasa seluruh tubuh saya panas, saya berteriak-teriak mohon ampun. Karena tidak pernah mengalami kasus seperti ini, maka romo menyarankan saya ke Tumpang.

Di sana saya dilayani oleh dua suster Karmel. Setelah berkonsultasi dan didoakan, maka mereka tahu penyebab ketakutan saya, ternyata saya kerasukan arwah seorang ibu yang bunuh diri. Dia bunuh diri karena malu akibat diperkosa, dan dia menaruh dendam pada pemerkosanya. Setelah arwah itu didoakan, maka arwah itu ke luar dari tubuh saya.

Meskipun berada di tempat kost yang baru, saya juga mengalami hal yang sama. Setiap ikut PD, pada saat Pujian Penyembahan, saya berteriak-teriak. Akhirnya team PD hanya berdoa novena saja agar saya disembuhkan oleh Tuhan. Dalam keadaan down, saya berpikir percuma didoakan. Akhirnya saya dipulangkan ke Lumajang dan tidak mau didoakan lagi.

Orang tua dan adik saya takut menghadapi tingkah laku saya yang aneh. Saya membenci ayah saya, tanpa sebab apa pun tiba-tiba saya menggigit adik saya, kalau ada tamu saya tidak mau bertemu dan tatapan mata saya membuat orang ketakutan.

Atas saran seorang teman, ayah saya membawa saya ke dukun. Saya disuruhnya makan telur penyu agar arwah ibu tersebut keluar dari tubuh saya. Sejak saat itu keadaan dan tingkah laku saya membaik.

Namun, ketika saya mengikuti retret KTM (Komunitas Tritunggal Mahakudus), saya mengalami hal yang sama pada saat Pujian Penyembahan. Melihat keadaan saya, Romo Yohanes langsung menyuruh suster untuk mendoakan saya. Seketika itu saya tenang dan tiba-tiba saya bisa berbahasa roh.

Ternyata yang merasuki tubuh saya bukan arwah ibu yang bunuh diri tersebut tetapi kuasa gelap dari dukun yang membuat saya bertambah parah.

Pada saat Misa Penyembuhan, saya merasa berbicara langsung dengan Yesus, Dia menjamah saya lewat monstran yang dikelilingkan oleh Romo Yohanes. Di sinilah saya mengalami perjumpaan yang indah bersama Yesus.

Pada saat mengikuti retret Karunia Roh Kudus, saya mengalami pengalaman rohani yang luar biasa untuk yang kedua kalinya, yaitu: saya melihat salib besar dan bercahaya.

Saya bertanya pada Tuhan: "Tuhan, apa maksud dari penglihatan ini?" Jawab-Nya dalam hati saya: "Kamu harus bersaksi karena telah menerima kasih karunia-Ku." Berkat pertolongan Roh Kudus saya berani maju untuk bersaksi.

Selama 10 hari berada di sana, saya mendapat banyak berkat dan karunia Roh Kudus yang luar biasa.

Lewat peristiwa ini, Tuhan ubahkan hidup saya menjadi manusia baru. Dulu saya seorang yang minder, pendiam, dan pemalu. Sekarang saya mudah tersenyum dan bersyukur. Lewat peristiwa ini juga, Tuhan memanggil ayah dan saudara-saudara saya menjadi pengikut-Nya.

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah (2 Kor 1:3-4).

(Sumber: Warta KPI TL No. 149/IX/2017).

Minggu, 24 September 2017

19.57 -

Skapulir

 


Mengetahui Sejarah dan Fungsi Skapulir

SKAPULIR adalah benda berbahan kain (biasanya wol) yang digunakan pada bahu. Pasalnya, kata skapulir berasal dari kata Latin scapula, yang artinya bahu. Bentuknya pun beraneka ragam dan warna. 

Skapulir merupakan tanda yang mengungkapkan komitmen sang pemakai kepada kehidupan kontemplatif.

Dasar biblis skapulir? 2 Raja 2:2-18 salah satunya. Kisah tentang Nabi Elia dan Elisa. Elisa mewarisi mantol Elia setelah ia terangkat ke surga.

Salah satu skapulir yang sudah disetujui Gereja Katolik adalah skapulir coklat Sta. Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Simon Stock yang digunakan Ordo Karmelit. 

Sejarah Ordo Karmelit sendiri berasal dari Gunung Karmel, tempat Nabi Elia dan pewahyuan kuasa Allah terhadap penyembah Baal (1 Raja 18:20-46). 

Selain itu, orang-orang zaman dulu yang membaca Kitab Suci ingin hidup seperti para nabi dan menanggapi panggilan menjadi pertapa di Gunung Karmel. Itulah asal usul Ordo Karmelit.

Skapulir yang satu ini terdiri dari dua potongan kain coklat persegi yang dihubungkan dengan dua tali sehingga ketika dipakai, satu kain akan ada di dada dan satunya di punggung.

Di tahun 1251, seorang Karmelit bernama Santo Simon Stock (Ia dijuluki ‘stock’ karena tinggal dalam rongga sebatang pohon) menyaksikan penampakkan Maria. Bunda Maria memberikan habit (pakaian khusus rahib) sebagai tanda cinta istimewa dan janji perlindungan seorang ibu bagi umat Putranya.

Dasar devosi skapulir ini adalah bahwa Maria dengan semangat dan spiritualitas keibuannya, akan mencintai setiap kita sama seperti yang Ia lakukan kepada Yesus, sekarang dan waktu kita mati.

Skapulir adalah tanda konsekrasi total diri kita (usaha penyucian diri kita supaya serupa dengan Maria - karena skapulir coklat berdevosi kepada Maria), sehingga patutnya kita terus diingatkan untuk hidup dengan kualitas hidup Maria. 

Doa rutin pemakai skapulir ini kepada Bunda Maria adalah: “Pakai aku hari ini”. 

Seperti yang Pius XII juga katakan, sebagai seorang pencinta berat skapulir, “Tentunya Bunda kita yang terlembut tidak akan menunda -bahkan secepat mungkin- membukakan gerbang kerajaan surga bagi anak-anaknya.”

Dalam penampakan tersebut, Maria mengatakan bahwa orang yang meninggal dengan mengenakan skapulir ini tidak akan pernah disiksa oleh api yang kekal.

St. Yohanes Paulus II mengatakan bahwa skapulir itu ampuh karena ia merupakan suatu habit, baik dalam arti yang sesungguhnya (jubah) ataupun sebagai habitus (pola hidup) beriman.

Sta. Theresia dari Lisieux berkata, “Betapa bahagianya saya bahwa Anda mengenakan skapulir suci! Itulah tanda pasti dari nasib Anda!”

(Pustaka: Hahn, Scott. 2011. 40 Signs of Life. Malang: Dioma Publishing Catatan “The Brown Scapular of Our Blessed Lady of Mount Carmel”)

Skapulir Hijau

Skapulir Hijau ini terbuat dari sepotong kain flannel hijau dan pita dengan gambar Bunda Maria pada satu sisinya dan pada sisi yang lain dengan gambar hati bernyala yang tertusuk pedang dan titik-titik darah dengan salib diatasnya dan dikelilingi oleh kata-kata “Immaculate Heart of Mary proy for us now and at the haour of our death”. ( Hati Bunda Maria yang suci, doakanlah kami sekarang dan pada saat kematian kami).

Skapulir berwarna hijau ini diberikan kepada dunia oleh Bunda Maria pada tanggal 8 September 1840, pada pesta kelahiran Santa Perawan Maria. 

Pada hari itu, Bunda Maria menampakkan diri kepada seorang biarawati Perancis yang bernama Sr. Justine Bisqueyburu, dari Kongregasi Suster Putri kasih dari St. Vincentius de Paulo. 

Bunda Maria menjanjikan bahwa Skapulir yang baru ini akan mendukung pertobatan jiwa-jiwa, terutama mereka yang tidak memiliki kepercayaan dan akan memperoleh bagi mereka kematian yang bahagia.

Sejak saat itu, Skapulir Hijau ini telah menjadi sarana pertobatan-pertobatan yang tidak dapat dihitung jumlahnya, ditambah lagi bantuan-bantuan khusus dari Tuhan yang tampaknya tidak dapat diterangkan atau dijelaskan oleh manusia seperti pengobatan, penyembuhan, ketenangan dalam keluarga, perbaikan ekonomi, berhasil dalam pelajaran, kebahagian dalam perkawinan dll.

Untuk menerima Skapulir ini, tidak diperlukan upacara khusus. Satu hal yang diperlukan hanyalah Skapulir Hijau tersebut harus diberkati oleh seorang imam dan dikenakan atau dibawa oleh orang yang mempunyai pengharapan untuk mendapatkan rahmat melalui skapulir tersebut

Tetapi jika orang yang membutuhkan rahmat adalah seorang yang tegar hatinya, Skapulir Hijau dapat ditempatkan secara rahasia dalam bajunya, rumah, atau barang miliknya, dan orang yang memberikannya harus berdoa untuk orang tersebut.

Satu-satunya doa yang diperlukan adalah: “Hati Bunda Maria yang suci, doakanlah kami sekarang dan pada saat kematian kami”.

Doa ini dapat diucapkan beberapa kali sehari, paling tidak satu kali setiap hari. Banyak berkat yang ada pada Skapulir Hijau tersebut, tetapi besarnya rahmat tersebut tergantung pada besarnya kepercayaan dan doa orang yang menggunakannya

Ijin pembuatan dan penyerahan dari Skapulir Hijau telah dua kali diberikan oleh Paus Pius IX dalam tahun 1863 dan kedua pada tahun 1870. Waktu itu Paus berkata: “Tulislah kepada suster-suster yang baik itu bahwa saya memberikan kuasa kepada mereka untuk membuat dan membagikannya”.

Laporan-laporan mengenai pertobatan dan penyembuhan dari Bunda Maria melalui skapulir Hijau dapat dikirim dengan detail waktu, tempat dan orang-orang kepada Kongregasi Suster Putri kasih, dengan alamat: Marian Centre Saint Joseph Provincial House Emmetsburg, Maryland 21727. 

Untuk melengkapi keabsahan devosi ini, pada tanggal 18 September 1962, Uskup Agung Baltimore Laurence Cardinal Sheehan, DD telah memberikan “Imprimatur”.

Selama devosi ini disebarkan, telah terjadi banyak sekali mukjizat. Salah satunya dialami Robert A. MacDonald C.St.r. Beginilah kisahnya:

Biarkanlah saya menceritakan kepada anda bagaimana saya menemukan Skapulir Hijau. 

Ini adalah satu-satunya cara saya untuk mencoba menyebarkan suatu cinta yang benar dan lembut dari hati-Nya yang suci dan membayar hutang saya kepada-Nya.

Beberapa tahun yang lalu, sebelum penisilin digunakan, saya terbaring parah di rumah sakit karena sedang menderita radang paru-paru. Saya mulai mengalami pendarahan dan para dokter memutuskan untuk mengoperasi sebagai jalan terakhir. Kemudian, seorang biarawati datang ke ruangan saya.

“Bapa, apakah bapa memiliki kepercayaan yang besar pada Bunda Tuhan, terutama dalam hatinya? Jika, ya, anda dapat disembuhkan”

“Bagaimana caranya suster?” “Melalui Skapulir Hijau.” “Apa Skapulir Hijau itu suster?”

Suster itu menjelaskan hal itu lewat pengalaman pribadinya sendiri.

“Empat tahun yang lalu, saya dioperasi karena kanker. Saya begitu memikirkannya bahwa mereka hanya akan mengakhiri hidup saya dan mengirim saya ke pintu kematian. 

Kemudian saya berdoa kepada Bunda Maria dengan perantaraan Skapulir Hijau; karena menjadi letih dalam menunggu kematian, saya kembali bekerja. Saya disembuhkannya.” 

“Bapa, apakah bapa ingin agar saya memberikan sebuah Skapulir?” “Ya, suster.”

Dengan demikian, ia meletakkan sebuah Skapulir Hijau di atas kepala saya. Suatu perasaan keyakinan yang sangat kuat dicurahkan ke atas saya dan pendarahan berhenti seketika

Dua hari kemudian, dalam ruang X-ray, para perawat dan dokter bertanya kepada saya, kapan pendarahan telah berhenti. Ketika saya jawab itu terjadi beberapa hari yang lalu, mereka terkejut.

“Anda memiliki luka yang hanya dapat disembuhkan dalam enam bulan dan tidak ada tanda lainnya”. Hari ini, meskipun bekas-bekasnya telah hilang tidak heranlah saya berbicara tentang hutang yang tak terbayar untuk hati yang suci-Nya.

Sejak saat itu, saya telah melakukan apa saja yang mungkin untuk membantu perkembangan devosi ini. Saya sangat bergembira dan kagum kepada orang-orang yan mendengarkan pembicaraan saya mengenai Skapulir Hijau menjadi lebih bersemangat daripada saya. Tidak pernah saya melihat kepercayaan dan keyakinan yang sejajar dengan pengikut baru Bunda Maria ini.

Dalam bulan Mei, saya meminta ijin para rector St. Patrick, Toronto untuk berbicara pada devosi hari Rabu. Saya memiliki seribu Skapulir Hijau, tetapi tidak seorang pun berpikir bahwa lebih dari tiga puluh yang akan diminta. Ternyata, seribu Skapulir tersebut habis pada pagi yang pertama. 

Ruangan di mana kami membagikan Skapulir Hijau begitu berjejal-jejal, saya khawatir kalau seorang akan terluka. Sisa hari itu saya diserbu dari semua arah untuk meminta lebih lagi. Bodohnya saya menunjukan sebuah Skapulir Hijau kepunyaan saya dan begitu cepat Skapulir Hijau itu direbut dari tangan saya.

Skapulir Hijau adalah kisah dari St.Justine Bisqueyburu, seorang yatim piatu pada masa kecilnya diadopsi oleh sanak saudaranya yang kaya yang meninggalkan kekayaan untuknya. 

Hari kegembiraannya yang terbesar adalah 27 November 1939 ketika ia memasuki Novisiat yakni masa pendidikan calon biarawan-biarawati pada Kongregasi Suster Putri Kasih dari St.Vincentius de Paulo di Paris. Saudari-saudarinya seiman ditempatkan di Maryland.

Mereka dapat menceritakan kepada anda jauh lebih baik daripada saya mengenai seorang suster yang mengilhami cinta dan semangat pada setiap orang yang bertemu dengannya. 

Ia adalah wanita kepercayaan Paus Pius IX dalam hari gelapnya sebelum penahannya di vatikan, seorang yang dikagumi oleh umat Muslim di Afrika Utara, penerimma salinan pujian dari Florence Nightingale pada peperangan di Crimea.

Mereka dapat memberitahukan kepada anda usaha-usah besar yang dibuatnya untuk menjaga identitasnya tidak diketahui dan bagaimana rahasianya telah dibocorkan.

Mereka akan mengulang penampakan Bunda Tuhan, berdiri dengan semua keindahannya di hadapan calon biarawan muda itu, dan datang berulang kali sampai Skapulir Hijau telah dibuat dan dibagikan.

Bunda Tuhan mengatakan kepada biarawati muda itu bahwa Skapulir Hijau harus diberkati oleh seorang imam, dibawa, dikenakan, atau diletakan pada ruangan seseorang. “Kekuatan teristimewa dari Skapulir Hijau ini adalah pertobatan untuk membawa puteranya ke dalam hati setiap orang. “Doanya dapat diucapkan diatas doa-doa lainnya: “Hati Bunda Maria yang suci, doakanlah kami sekarang dan pada saat kematian kami”.

(Sumber Dari The Green Skapulir)