Kamis, 23 Maret 2017

Panggilan Allah

Sebagai orang Kristen, saya menyadari bahwa saya dipanggil untuk memperoleh berkat dan harus juga memberkati sesama. Karena itu setiap hari saya memanjatkan doa: “Tuhan, jadikanlah aku berkat bagi sesamaku.” 


Pada suatu hari saya bertemu dengan teman baik saya (X), saya berteman dengan keluarganya sejak SD. X mengatakan bahwa keponakannya (Y) yang masih duduk di bangku SD mengalami suatu penyakit yang menjadi momok bagi setiap orang, yaitu tumor otak. Tumor ini letaknya tersembunyi di batang otak sehingga dokter tidak berani mengoperasinya. 

Jadi, Y hanya diambil cairan dari otaknya supaya bisa bertahan hidup. Kakak X (Z) mengalami stress berat karena dia tidak mampu untuk membiayai pengobatan anaknya.

Mendengar kisah Y, hati saya tergerak untuk membantunya, tetapi saya tidak tahu bagaimana caranya.

Pada suatu hari saya menceritakan keadaan Y melalui BBM kepada adik sepupu saya (A) yang bekerja di sebuah perusahaan pelayaran. Keesokan harinya A membalas BBM saya, katanya: “Aku sudah menceritakan kepada bosku masalah yang dihadapi Z. Bosku tergerak hatinya dengan mengutus anak buahnya untuk menjenguk Y dan juga memberi bantuan sebesar 10 juta untuk pengobatan Y.”

Sebelum menikah, Z pernah bekerja di perusahaan yang sama dengan A.

A adalah tipe orang yang cuek ketika mendengar sesuatu, tetapi entah mengapa saat itu dia bisa menceritakan keadaan Z kepada bosnya. 

Membaca BBM itu saya menangis terharu karena saya merasakan bahwa Tuhan itu Mahapengasih, Dia menolong Z dengan menggerakkan hati bekas bosnya. 

Selain itu saya juga bersyukur bahwa Dia telah berkenan mengabulkan doa saya, yaitu saya boleh menjadi berkat bagi sesama meskipun hanya melalui sharing.