Kamis, 09 Maret 2017

Latihan rohani




Latihan rohani ialah setiap cara memeriksa hati, melalui doa lisan, meditasi, kontemplasi, serta segala kegiatan rohani lainnya. 

Sebagaimana gerak jalan, jarak dekat atau jarak jauh, dan lari-lari disebut latihan jasmani, begitu pula dinamakan latihan rohani setiap cara mempersiapkan jiwa dan menyediakan hati untuk melepaskan diri dari segala rasa lekat tak teratur, dan selepasnya dari itu, lalu mencari dan menemukan kehendak Allah dalam hidup nyata guna keselamatan jiwa kita (LR No. 1).

Tujuan dari latihan rohani ialah menaklukkan diri dan mengatur hidup begitu rupa hingga tak ada keputusan diambil di bawah pengaruh rasa lekat tak teratur mana pun juga (LR No. 21).

Latihan rohani adalah sekolah pendidikan cinta yang paling mendalampersiapan untuk masuk ke dalam kebenaran dan perendahan diri agar semakin menggabungkan diri pada pribadi Kristus, Raja Abadi, dan ikut serta dalam karya pengabdian-Nya; retret yang bertujuan mempersiapkan dan mengajak peserta untuk mencari dan menemukan kehendak Tuhan mengenai hidupnya, menolongnya untuk mengikuti Kristus lebih dekat.

Mencari dan menemukan kehendak Tuhan adalah pengalaman hidup dasariah dan menentukan, diperoleh lewat doa dan pertolongan pembimbing retret.

Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang (1 Tim 4:8).

Tuhan membimbing semua manusia pada jalan dan dengan cara yang berkenan kepada-Nya. Semua warga beriman menjawabnya dengan keputusan hati dan dengan bentuk ungkapan doa pribadinya. 

Tetapi tradisi Kristen mempertahankan tiga bentuk pokok ungkapan kehidupan doa: doa lisan, doa renung, dan doa batin. Ketiganya mempunyai ciri khas yang sama ialah ketenangan hati.

Doa lisan

Allah berbicara kepada manusia melalui Sabda-Nya. Doa kita berbentuk kata-kata, baik yang dipikirkan maupun yang diucapkan. 

Tetapi yang terpenting ialah bahwa hati selalu hadir di depan Dia, kepada siapa kita berbicara dalam doa. 

Apakah doa kita dikabulkan, tidak bergantung pada banyaknya kata-kata, tetapi pada kesungguhan jiwa kita (Yohanes Krisostomus, ecl.2).

Doa renung (meditasi)

Roh mencari agar mengerti alasan dan cara kehidupan Kristen, agar dapat menyetujui dan menjawab apa yang dikehendaki Tuhan. Biasanya kita mencari bantuan dari sebuah buku

Tradisi Kristen memberi satu pilihan yang sangat luas: Kitab Suci, terutama Injil, ikon, teks-teks liturgis untuk hari bersangkutan, tulisan-tulisan dari bapa-bapa rohani, kepustakaan rohani, buku besar yakni ciptaan dan sejarah, terutama halaman yang dibuka pada "hari ini".

Merenungkan apa yang yang sudah kita baca, berarti kita bertemu dengannya dan menjadikannya milik kita. Dengan cara demikian buku kehidupan kita dibuka: inilah peralihan dari pikiran kepada kenyataan

Sesuai dengan kerendahan hati dan iman, kita menemukan dan menilai di dalam meditasi gerakan-gerakan hati. Kita harus melakukan kebenaran, supaya datang kepada terang: "Tuhan, apakah yang Engkau kehendaki? Apakah yang harus aku lakukan?"

Meditasi memakai pikiran, daya khayal, gerak perasaan dan kerinduan.

Usaha ini penting untuk memperdalam kebenaran iman, untuk menggerakkan pertobatan hati dan memperkuat kehendak guna mengikuti Yesus

Doa Kristen terutama berusaha untuk bermeditasi tentang "misteri Kristus", sebagaimana terjadi waktu pembacaan Kitab Suci, "lectio divina", dan pada doa rosario

Metode-metode meditasi sangat beragam, yang terpenting ialah maju bersama Roh Kudus menuju Yesus Kristus, jalan doa satu-satunya.

Doa batin (Kontemplasi)

Kita adalah tubuh dan roh, dan merasakan kebutuhan untuk menyatakan perasaan kita. Kita harus berdoa dengan seluruh diri kita, supaya sebanyak mungkin memberikan kekuatan kepada permohonan kita. Kebutuhan ini sesuai dengan tuntutan ilahi. 

Allah mencari penyembah dalam roh dan kebenaran, yakni doa yang hidup keluar dari kedalaman jiwa. Dengan demikian doa lisan menjadi cara pertama dari doa batin.

Kita tidak selalu dapat bermeditasi. Namun selalu ada kemungkinan untuk masuk ke dalam doa batin, terlepas dari keadaan kesehatan, situasi kerja, dan keadaan perasaan. Hati adalah tempat dan pertemuan dalam kemiskinan dan iman.

Kita mencari Dia dalam iman yang murni, dalam iman yang membuat kita dilahirkan dari Dia dan hidup di dalam Dia. Kita juga masih dapat bermeditasi dalam doa batin, tetapi pandangan sudah diarahkan kepada Tuhan.

Doa batin adalah ungkapan misteri doa yang paling sederhana, puncak doa. Ini adalah anugerah dan rahmat, yang hanya dapat diterima dalam kerendahan hati dan kemiskinan

Di dalamnya Allah melengkapi kita dengan kekuatan melalui Roh-Nya, supaya "manusia batin" diperkuat di dalam kita, dan Kristus tinggal di dalam hati kita oleh iman, dan kita "berakar serta berdasar di dalam kasih" (Ef 3:16-17).

Kontemplasi ialah memandang Yesus dengan penuh iman. "Aku memandang Dia dan Dia memandang aku", demikian kata-kata seorang petani dari Ars, yang berdoa di depan tabernakel kepada pastornya yang saleh. 

Pandangan penuh perhatian kepada Yesus ini adalah penyangkalan "aku", pandangan Yesus membersihkan hati

Cahaya wajah-Nya menyinari mata hati kita dan membiarkan kita melihat segala-galanya dalam sinar kebenaran dan belas kasihan-Nya terhadap semua orang.

Meditasi merupakan upaya memahami atau merenungkan karunia Allah. Kontemplasi merupakan upaya merasakan indahnya karunia itu (Guido, The Ladder of Monk).

(Sumber: Warta KPI TL No. 122/VI/2014 » Latihan rohani, St Ignatius Loyola; KGK 2699-2719)..