Sabtu, 08 Oktober 2016

03.55 -

Perjalanan sukses

Seorang pemuda bercita-cita menjadi seorang ahli pidato yang andal. Cita-citanya ini membuat ia sangat bersemangat dalam belajar. 

Meskipun tidak termasuk orang yang banyak menerima pendidikan formal, ia tetap rajin membaca buku-buku bermutu dan bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ahli. Ia juga sangat gemar berkunjung ke berbagai perpustakaan di kotanya untuk meminjam dan membaca buku. Cita-cita untuk menjadi ahli pidato andal juga membuatnya rajin mendengarkan pidato orang lain. 

Dikisahkan pada suatu malam ia pernah berjalan kaki sekitar 30 km hanya untuk mendengarkan sebuah pidato. Saat tengah malam, dalam perjalanan pulang, ia menyusun kembali intisari pidato tadi. Intisarinya ini kemudian dijadikannya bahan untuk berlatih.



Untuk mengembangkan teknik dan daya tarik pidatonya, pemuda ini juga mengikuti sejumlah kursus dan seminar. Dia juga bertekun dalam berlatih dan berupaya memperbaiki kesalahan-kesalahannya. 


Bertahun-tahun kemudian ia menjadi seorang negarawan sekaligus ahli pidato terkenal. Dia adalah Abraham Lincoln, seorang presiden Amerika yang luar biasa dan namanya dikenang sepanjang masa.

Dari kisah sederhana ini, kita bisa menarik pelajaran berharga:

1. Kesuksesan bukanlah suatu kebetulan

Ada seorang pemuda yang bertahun-tahun menekuni seni suara. Ia rajin berlatih vokal, termasuk mengikuti kursus vokal. Pada kebaktian di gereja ia sering kali menyumbangkan suara, baik secara pribadi maupun terlibat dalam sebuah kelompok paduan suara. 

Tahun demi tahun berlalu dan suatu ketika ia mendaftarkan diri mengikuti sebuah kontes dan di luar dugaan ia menjadi juara. Lalu, ada seorang produser yang menawarinya rekaman. 

Seiring perjalanan waktu, ia kemudian menjadi penyanyi terkenal dan berpenghasilan miliaran. Apakah semua itu terjadi secara tiba-tiba? Tentu saja tidak. 

Ada sebuah proses panjang yang ia lalui, itulah yang namanya persiapan diri. Kontes yang diikutinya adalah sebuah kesempatan yang pada akhirnya membawa keberuntungan bagi hidupnya. 

Kesuksesan sebenarnya adalah pertemuan antara kesempatan dan persiapan (Senecaseorang filsuf)

2. Kesuksesan identik dengan sebuah proses.

Sukses adalah sebuah perjalanan (success is a journey). Sukses bukanlah sebuah tujuan akhir (success is not a destination). Ibarat orang yang selalu bersemangat menaiki satu per satu anak tangga yang ada, kita harus bersedia melalui tahapan-tahapan tersebut dengan sabar.

3. Sukses membutuhkan perjuangan dan pengorbanan

Orang-orang sukses bukanlah manusia super. Mereka hanyalah orang yang mau melakukan sesuatu sementara orang lain menolak melakukannya atau setengah hati ketika melakukannya. Orang-orang sukses juga berkorban dalam hal keuangan, waktu tenaga, perasaan dll.

Menurut Dr. John C. Maxwell, sukses terdiri atas tiga hal penting:

1. Mengetahui tujuan hidup anda (knowing your purpose in life).

2. Bertumbuh menggapai potensi maksimal anda (growing to your maximum potential).

3. Menaburkan benih yang membawa manfaat bagi orang lain (sowing seeds that benefit others).

Perjalanan sukses itu sangat berarti jika kita senantiasa melakukan yang terbaik yang bisa kita lakukan

Dengan kata lain, sukses adalah perjalanan untuk menemukan sekaligus mengembangkan talenta yang sudah Tuhan percayakan kepada setiap kita dan menjadikannya berkat bagi hidup sesama.

Kalau kita bisa memberikan manfaat yang nyata kepada orang lain, apa pun yang kita tawarkan akan lebih mudah berhasil.

Menunda pekerjaan sama halnya dengan menunda kesuksesan.

Beberapa akibat kurang baik dari sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan:

1. Sebenarnya kita sedang menumpuk pekerjaan yang harus kita kerjakan di kemudian hari.

2. Biasanya semangat kita akan semakin menurun dan bisa jadi kita akan segera melupakan impian kita.

3. Ada kemungkinan “harga” yang harus kita bayar semakin mahal.

4. Peluang bagi orang lain untuk lebih dulu melakukan hal yang ingin kita lakukan akan terbuka lebar. 

Jika orang ingin sukses, ia harus menghindari lima organisasi terlarang:

1. NATO (No Action Talk Only).

2. NACO (No Action Concept Only).

3. NADO (No Action Dream Only).

4. NAPO (No Action Plan Only).

5. NARO (No Action Review Only).

(Sumber: Warta KPI TL  No. 75/VII/2010 » The Power of Hope, Paulus Winarto).