03.39 -
*Kasih*
Harta yang paling berharga
Kasih adalah motivasi terbaik dalam setiap kehidupan. Kasih sejati sering kali berasal dari rumah, namun kebencian pun sering kali berawal dari rumah.
Jika di rumah anak sungguh merasa dikasihi, ia akan lebih mudah untuk mengasihi orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah.
Kehadiran sebagai wujud kasih sering kali menjadi “obat” paling mujarab bagi jiwa mereka sekaligus benteng perlindungan saat mereka beranjak remaja.
Mengasihi seseorang berarti melihat kebaikan dalam diri orang tersebut (Deborah Waitley)
Sebaliknya, jika di rumah anak merasakan kebencian (entah kebencian akibat hubungan yang kurang harmonis antara anak dan orangtua atau antara ayah dan ibu), biasanya anak akan punya kecenderungan membenci orang lain, baik di dalam maupun di luar rumah.
Ketika kasih tersebut tidak mereka dapatkan, mereka cenderung mencarinya di tempat lain yang bisa jadi akan berakibat fatal, seperti terjerumus dalam kenakalan remaja, narkoba dsb.
Manusia belajar 89% dari apa yang dilihatnya, 10% apa yang didengarnya, dan hanya 1% dari indra lainnya.
Lima bahasa kasih yang perlu diaplikasikan orangtua kepada anaknya, yaitu:
1. Kuantitas dari waktu berkualitas (meluangkan waktu bersama anak).
2. Perkataan yang meneguhkan (secara verbal mengungkapkan persetujuan orangtua).
3. Perbuatan yang melayani (melakukan sesuatu untuk anak berdasarkan kasih).
4. Hadiah yang berwujud (memberikan kepada anak sesuatu yang sangat mereka inginkan).
5. Sentuhan fisik (menyentuh dan memeluk mereka sebagai sebuah hadiah). Lima detik sentuhan mengungkapkan lebih banyak kasih dibandingkan lima menit perkataan.
Ketika kasih diwujudkan dalam kata dan perbuatan, berbagai keajaiban hidup mulai terjadi.
Keluarga adalah harta yang sangat berharga, maka gunakanlah kesempatan berharga yang selalu bisa dimanfaatkan (Ul 6:7), yaitu:
1. Saat makan adalah saat duduk bersama sebagai sebuah keluarga. Pada saat itu orang tua dapat mengajarkan banyak hal karena berfungsi sebagai seorang guru.
2. Saat berpergian (dalam perjalanan) adalah saat orangtua dapat menjadi sahabat bagi anaknya. Suasana menjadi santai dan aman.
3. Saat menjelang tidur (berbaring) biasanya terjadi percakapan paling intim dan orangtua dapat berperan sebagai seorang counsellor dengan berbagi aneka kisah.
4. Saat bangun pagi, di tengah kesibukan orang tua mempersiapkan diri berangkat kerja dan anak yang barangkali akan berangkat ke sekolah, orang tua dapat menjalankan perannya sebagai pemberi semangat.
Sukses akan kita dapatkan, ketika mereka yang paling dekat dengan kita mengasihi dan menghormati kita lebih daripada yang lain (Dr. John. C. Maxwell)
Setiap hari kita diberi kesempatan untuk mengasihi dan juga dikasihi. Itu satu paket! Pada saat kita mengasihi, kita pun akan dikasihi.
Terkadang karena rutinitas dan kesibukan sendiri, kita jadi lupa sehingga menganggapnya biasa-biasa saja. Memang, terkadang kita baru betul-betul merasa kehilangan ketika semuanya itu telah pergi untuk selama-lamanya.
Salah satu cara terbaik menunjukkan kasih kita kepada mereka yang telah tiada adalah dengan mengasihi orang-orang yang masih hidup, khususnya orang-orang yang dekat di hati kita.
(Sumber: Warta KPI TL No. No. 75/VII/2010 » The Power of Hope, Paulus Winarto).