00.43 -
*K Padang gurun*
Pertolongan Tuhan
Entah mengapa sejak siang hari perasaan saya tidak enak. Pada saat menunggu jemputan, barulah hal itu terjawab. Ternyata anak saya yang akan menjemput di Nginden mengalami kecelakaan – menabrak dua anak perempuan yang naik sepeda pancal. Yang kuingat saat itu hanya berteriak: “ Tuhan Yesus tolong anak saya.”
Saya langsung membawa anak saya dan dua anak tersebut ke rumah sakit. Salah satu dari ke dua anak itu dijahit dahinya dan boleh dibawa pulang. Sedangkan anak saya dua giginya patah, satu goyang dan kaki kirinya setelah difoto ternyata retak, dan langsung digips. Oleh dokter tulang disarankan untuk dioperasi, tetapi dia takut dan stres. Karena itu saya dan suami sepakat mencari pengobatan alternatif.
Di Surabaya banyak juga pengobatan alternatif seperti “sangkal putung”, tetapi dalam hati saya mengatakan bahwa hal itu ada kekuatan magis.
Jadi saat itu juga saya langsung pesan tiket untuk pulang ke Flores. Tetapi sayang tiketnya habis. Di saat itulah saya pasrah dan berdoa: “Tuhan, jika Engkau berkenan saya pulang ke Flores perlancarlah jalan saya. Sekiranya Engkau tidak berkenan, tolong berikan petunjuk pengobatan yang lain selain operasi.”
Ternyata sungguh luar biasa Allah kita; sekitar jam enam sore ada telp mengatakan bahwa ada tiket pesawat ke Maumere.
Pada saat di bandara dengan tak sengaja saya berkenalan dengan hamba Tuhan dan mendoakan serta dia selalu sms yang isinya menguatkan hati saya.
Setiba di Maumere sudah ditunggu hamba Tuhan; di rumah saudara pada saat gipsnya dibuka dan didoakan langsung dapat berjalan, sungguh luar biasa karya Tuhan. Pada saat itu saya juga diberi ayat Why 3:11-22, isinya teguran buat kami karena kurang percaya dan kurang setia pada Tuhan.
Dari kejadian ini saya merasakan kasih Tuhan nyata dalam kehidupan keluarga saya:
Semua doa saya dikabulkan, anak saya bisa jalan seperti biasa tanpa operasi dalam waktu 3 hari.
Di saat suami saya tidak ada di rumah (kerjanya pelayaran); tetangga, keluarga menemani baik di rumah sakit, membantu baik moril maupun materi. Selama di rumah sakit dan di Flores, anak saya yang lain diurus oleh tetangga saya – seorang ibu yang baik hati.
Saya baru menyadari bahwa dengan kejadian ini, ada suatu rencana yang indah. Karena saya dapat pulang dan menyelesaikan urusan yang belum selesai di Flores.
(Sumber: Warta KPI TL No. 30/X/2006).