03.49 -
*Hal terakhir*
Kehidupan yang Bermakna
Ada
orang yang memandang kehidupan manusia sebagai sesuatu yang tidak adil, dan
penuh tetesan air mata. Tidak adil karena tidak ada seorangpun sebelum lahir
diberi hak untuk menentukan di mana dia mau dilahirkan/sebagai suku bangsa
apa/mempunyai kesempatan untuk memilih, untuk dilahirkan sebagai laki-laki atau
perempuan.
Sesungguhnya,
ketidakadilan itu hanya dipandang dari sisi yang sempit saja. Buktinya, ada
orang yang bisa memilih dan menentukan ke mana arah akhir hidupnya.
Kitab
Suci mengajarkan kita bahwa semua manusia akan mati karena manusia sudah
berdosa. Tetapi di tengah-tengah berita bahwa semua manusia akan mati, ada Elia
dan Henokh yang tidak mengalami kematian! Di sini kita melihat suatu harapan!
Ada kemenangan bagi orang percaya!
Keluarga,
pekerjaan, lingkungan dan zaman di mana kita hidup, seharusnya tidak
menghalangi kita untuk hidup bergaul dengan Allah.
Persoalan
sebenarnya hanyalah terletak kepada komitmen kita untuk tidak terbelenggu oleh
perkara-perkara duniawi itu. Orang-orang
percaya seharusnya bisa tetap hidup bergaul dengan Allah dalam keadaan apapun sebagaimana
yang telah dilakukan oleh Elia dan Henokh.
Bagaimana
dengan hidup saudara saat ini? Dunia menawarkan begitu banyak pilihan sehingga
hati kita tergelitik dan kita mulai mengikuti jalan dunia ini. Arah perjalanan
kita sedikit demi sedikit mulai bergeser tujuannya.
Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk mengiring Kristus, mengikuti jalan-Nya, tetapi seringkali yang menjadi masalah, kita bukan mengiring Kristus, tetapi berusaha memaksa Dia untuk mengiringi dan mengikuti keinginan kita.
Itu
sebabnya kehidupan kekristenan kita di dalam dunia ini tidak ada uniknya, tidak
ada kegairahannya, dan tidak ada kuasanya karena arahnya yang salah.
Hanya
ada dua pilihan bagi kita, percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, mungkin
dengan banyak mengalami penderitaan di dunia, tetapi mengalami rest in heaven
(istirahat di sorga)! Atau, tidak percaya kepada Yesus mengalami rest in hell
(istirahat di neraka)! Yang mana saudara pilih?
Karangan yang bernilai, bukan terletak pada berapa panjang dan pendeknya karangan tersebut, melainkan pada isinya. Demikan juga nilai hidup manusia di dunia ini, bukan terletak pada berapa panjang atau pendek umurnya, melainkan bagaimana ia mengisi kehidupannya di dunia ini (Abraham Lincoln – ex Presiden Amerika)
Karangan yang bernilai, bukan terletak pada berapa panjang dan pendeknya karangan tersebut, melainkan pada isinya. Demikan juga nilai hidup manusia di dunia ini, bukan terletak pada berapa panjang atau pendek umurnya, melainkan bagaimana ia mengisi kehidupannya di dunia ini (Abraham Lincoln – ex Presiden Amerika)
(Sumber: Warta KPI TL No. 31/XI/2006; Kehidupan yang Bermakna,
Mansor September 2002)