Selasa, 27 Oktober 2015

Kehidupan yang Bermakna

Ada orang yang memandang kehidupan manusia sebagai sesuatu yang tidak adil, dan penuh tetesan air mata. Tidak adil karena tidak ada seorangpun sebelum lahir diberi hak untuk menentukan di mana dia mau dilahirkan/sebagai suku bangsa apa/mempunyai kesempatan untuk memilih, untuk dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan.

Sesungguhnya, ketidakadilan itu hanya dipandang dari sisi yang sempit saja. Buktinya, ada orang yang bisa memilih dan menentukan ke mana arah akhir hidupnya.

Kitab Suci mengajarkan kita bahwa semua manusia akan mati karena manusia sudah berdosa. Tetapi di tengah-tengah berita bahwa semua manusia akan mati, ada Elia dan Henokh yang tidak mengalami kematian! Di sini kita melihat suatu harapan! Ada kemenangan bagi orang percaya!

Keluarga, pekerjaan, lingkungan dan zaman di mana kita hidup, seharusnya tidak menghalangi kita untuk hidup bergaul dengan Allah.

Persoalan sebenarnya hanyalah terletak kepada komitmen kita untuk tidak terbelenggu oleh perkara-perkara duniawi itu. Orang-orang percaya seharusnya bisa tetap hidup bergaul dengan Allah dalam keadaan apapun sebagaimana yang telah dilakukan oleh Elia dan Henokh.

Bagaimana dengan hidup saudara saat ini? Dunia menawarkan begitu banyak pilihan sehingga hati kita tergelitik dan kita mulai mengikuti jalan dunia ini. Arah perjalanan kita sedikit demi sedikit mulai bergeser tujuannya.

Sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk mengiring Kristus, mengikuti jalan-Nya, tetapi seringkali yang menjadi masalah, kita bukan mengiring Kristus, tetapi berusaha memaksa Dia untuk mengiringi dan mengikuti keinginan kita. 

Itu sebabnya kehidupan kekristenan kita di dalam dunia ini tidak ada uniknya, tidak ada kegairahannya, dan tidak ada kuasanya karena arahnya yang salah.

Hanya ada dua pilihan bagi kita, percaya kepada Yesus dengan sungguh-sungguh, mungkin dengan banyak mengalami penderitaan di dunia, tetapi mengalami rest in heaven (istirahat di sorga)! Atau, tidak percaya kepada Yesus mengalami rest in hell (istirahat di neraka)! Yang mana saudara pilih?

Karangan yang bernilai, bukan terletak pada berapa panjang dan pendeknya karangan tersebut, melainkan pada isinya. Demikan juga nilai hidup manusia di dunia inibukan terletak pada berapa panjang atau pendek umurnya, melainkan bagaimana ia mengisi kehidupannya di dunia ini (Abraham Lincoln – ex Presiden Amerika)

(Sumber: Warta KPI TL No. 31/XI/2006; Kehidupan yang Bermakna, Mansor September 2002)