Sabtu, 28 Desember 2019

Keb 6:1-11

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 13 November 2019: Hari Biasa XXXII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Keb 6:1-11; Mzm 82:3-4, 6-7; Luk 17:11-19


Dengarkanlah, hai para raja, dan hendaklah mengerti, belajarlah, hai para penguasa diujung-ujung bumi. Condongkanlah telinga, hai kamu yang memerintah orang banyak dan bermegah karena banyaknya bangsa-bangsamu. 

Sebab (2) dari Tuhanlah kamu diberi kekuasaan dan pemerintahan datang dari Yang Mahatinggi, yang akan memeriksa segala pekerjaanmu serta menyelami rencanamu, oleh karena kamu yang hanya menjadi abdi dari kerajaan-Nya tidak memerintah dengan tepat, tidak pula menepati hukum atau berlaku menurut kehendak Allah. 

Dengan dahsyat dan cepat Ia akan mendatangi kamu, sebab pengadilan yang tak terelakkan menimpa para pembesar. Memang yang bawahan saja dapat dimaafkan karena belas kasihan, tetapi yang berkuasa akan disiksa dengan berat. 

Sang Kuasa atas segala-galanya tidak akan mundur terhadap siapapun, dan kebesaran orang tidak dihiraukan-Nya. Sebab yang kecil dan yang besar dijadikan oleh-Nya, dan semua dipelihara oleh-Nya dengan cara yang sama. Tetapi terhadap yang berkuasa akan diadakan pemeriksaan keras. Jadi (1) perkataanku ini tertuju kepada kamu, hai pembesar, agar kamu belajar kebijaksanaan dan jangan sampai terjatuh. Sebab mereka yang secara suci memelihara yang suci akan disucikan pula, dan yang dalam hal itu terpelajar akan mendapat pembelaan. Jadi, hendaklah menginginkan serta merindukan perkataanku, maka kamu akan dididik. 


Renungan


1. Kekuasaan harus disertai dengan kebijaksanaan

(1, 2) Kekuasaan yang kita miliki bisa berbalik menghancurkan kita, jika kekuasaan itu tidak disertai dengan kebijaksanaan, sehingga tanpa sadar kita disilaukan dan dimabukkan, bahkan terkadang kita dibutakan oleh kekuasaan itu.

Dalam hidup kita sehari-hari, kita mempunyai kuasa terhadap setiap orang, baik dalam keluarga, komunitas, maupun tempat kerja. 

Sering kita menemukan orang-orang yang menggunakan kuasa yang mereka miliki untuk menjatuhkan orang lain atau mereka tidak mau menggunakan kekuasaan yang mereka miliki untuk menolong orang yang membutuhkan bantuan mereka. 

Apakah dalam hidup kita sehari-hari, kita juga sering menggunakan kekuasaan kita untuk menjatuhkan orang lain yang tidak mempunyai kekuasaan atau kita sudah menggunakan dengan bijaksana kekuasaan yang kita miliki?