Sabtu, 28 Desember 2019

Keb 13:1-9

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
 

Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 15 November 2019: Hari Biasa XXXII - Tahun C/I (Hijau
Bacaan: Keb 13:1-9; Mzm 19:2-3, 4-5; Luk 17:26-37


Sungguh TOLOL karena kodratnya semua orang yang TIDAK MENGENAL ALLAH sama sekali; dan mereka tidak mampu mengenal Dia yang ada dari barang-barang yang kelihatan, dan walaupun berhadapan dengan pekerjaan-Nya mereka tidak mengenal Senimannya. 

Sebaliknya, mereka MENGANGGAP SEBAGAI ALLAH yang menguasai jagat raya ialah API atau ANGIN ataupun UDARA kencang, lagipula lingkaran BINTANG-BINTANG atau AIR yang bergelora ataupun PENERANG-PENERANG YANG ADA DI LANGIT. 

Jika dengan menikmati keindahannya mereka sampai menganggapnya allah, maka seharusnya mereka mengerti betapa lebih mulianya Penguasa kesemuanya itu. Sebab Bapa dari keindahan itulah yang menciptakannya. 

Jika mereka sampai dipesonakan oleh kuasa dan daya, maka seharusnya mereka menjadi insaf karenanya, betapa lebih kuasanya Pembentuk semuanya itu. Sebab orang dapat (*) MENGENAL KHALIK dengan membanding-bandingkan kebesaran dan keindahan ciptaan-ciptaan-Nya. 

Namun demikian dalam hal ini mereka hanya sedikit saja salahnya, sebab mungkin mereka hanya tersesat, tetapi mereka mencari Allah berusaha menemukan-Nya. Karena mereka sibuk dengan pekerjaan-Nya dan menyelidikinya, dan mereka terharu oleh yang mereka lihat, sebab memang indahlah hal-hal yang kelihatan itu. Tetapi bagaimanapun juga mereka tidak dapat dimaafkan. 

Sebab jika mereka mampu mengetahui sebanyak itu, sehingga dapat menyelidiki jagat raya, mengapa gerangan mereka tidak terlebih dahulu menemukan Penguasa kesemuanya itu? 


Renungan


1. Mengenal Khalik

Kita semua tahu bahwa alam ini beserta segala mahluk yang hidup didalamnya – manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan adalah hasil karya ‘tangan Tuhan’. 

(*) Allah kita bukanlah Allah yang jauh, tidak dapat disentuh, tidak dapat dijangkau, tidak mengerti akan keadaan kita. Allah kita begitu dekat dan kita bisa melihat-Nya dan merasakan-Nya dari keindahan dan keagungan alam sekitar kita; dari kebaikan yang kita terima entah itu secara langsung maupun tidak langsung – kebaikan dari mahluk ciptaan Tuhan dsb.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita mampu melihat Tuhan didalam alam ciptaan Tuhan – keindahan, keagungan, kedahsyatan serta kebaikan?