16.05 -
SP Yohanes
Yoh 6:60-69
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Sabtu, 21 April 2018: Hari Biasa Pekan III Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 9:31-42; Mzm 116:12-13, 14-15, 16-17; Yoh 6:60-69
Minggu, 26 Agustus 2018: Hari Minggu Biasa XXI - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Yos 24:1-2a, 15-17, 18b; Mzm 34:2-3, 16-17, 18-19, 20-21, 22-23; Ef 5:21-32; Yoh 6:60-69
Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: (1A) "Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?"
Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada? Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak percaya."
Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: "Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya."
(1B) Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: (2) "Apakah kamu tidak mau pergi juga?"
Jawab Simon Petrus kepada-Nya: (3) "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? (4) Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.
Renungan
1. Mengenal Yesus dan menghidupi Sabda-Nya
(1AB) Ketika Yesus tidak lagi seperti yang mereka inginkan, mereka pergi meninggalkan-Nya. Seringkali dalam hidup beriman kita pun seperti para murid yang meninggalkan Yesus. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan melalui Gereja, ketika kita merasa bahwa Sabda Yesus mendukung perbuatan kita, ketika kita merasakan manfaatdari status kekristenan kita, kita menjadi orang Katolik yang begitu bersemangat.
Namun, ketika kita merasa bahwa Gereja mulai turut campur dalam kehidupan pribadi kita, pelan-pelan kita mulai menjauh, bahkan mungkin mengundurkan diri. Apalagi ketika status kekristenan kita justru mempersulit hidup dan karier kita, kita mulai berpikir untuk melepaskan status tersebut.
(2) Yesus juga bertanya hal yang sama kepada kita, apa motivasi kita mengikuti-Nya? Apakah karena kita terlahir Katolik? Apakah karena berbagai fasilitas dan kemudahan yang kita dapatkan? Apakah kita hanya menjaga suasana damai dalam keluarga yang semuanya Katolik? Jika alasan ini, akhirnya kita pun suatu saat akan meninggalkan Yesus.
Marilah kita menjadi murid yang setia dengan menghayati dan menghidupi Sabda Tuhan serta mengenal Yesus lebih dalam dengan hati agar dapat berkata seperti Simon Petrus (3).
2. Tetaplah setia
(1B) Mereka mundur dan tidak lagi mau mengikut Yesus. Sebelumnya ke mana Yesus pergi, mereka selalu mengikuti-Nya, bahkan mencari Yesus sampai ketemu. Namun, agaknya sulit bagi mereka memahami kalimat-kalimat Yesus dan alasan terbesar ialah karena mereka merasa ditelanjangi saat Yesus berkata perutlah alasan mereka mencari diri-Nya. Kemungkinan besar itulah yang membuat mereka kesal.
Kalau cuma tidak mengerti, mereka bisa bertanya. Tetapi, hati kesal agaknya membuat mereka enggan bertanya lagi. Dan mundur adalah jalan yang mereka ambil.
Namun, di tengah banyak murid yang mundur dan tidak mau mengikuti-Nya lagi, Yesus tidak berusaha menahan para murid yang masih setia. Sebaliknya, Dia menantang mereka (2). Dia menghadapkan mereka pada pilihan: ikut Dia atau tidak.
(4) Petrus bersama murid lainnya tidak mau meninggalkan Yesus karena mereka telah percaya dan mencintai Dia. Bagi mereka Yesus lebih dari segalanya. Bagaimana dengan kita?
Marilah kita semakin percaya dan mencintai Yesus dengan hati, kita memilih untuk tetap setia kepada-Nya, janganlah mudah menggadaikan Yesus dengan apapun juga yang ada di muka bumi ini.