Jumat, 03 Mei 2019

16.21 -

Yoh 1:45-51

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 24 Agustus 2018: Pesta St. Bartolomeus, Rasul - Tahun B/II (Merah)
Bacaan: Why 21:9b-14; Mzm 145:10-11, 12-13ab, 17-18; Yoh 1:45-51


Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."

Kata Natanael kepadanya: (2) "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" Kata Filipus kepadanya: (1) "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: (3B) "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"

Kata Natanael kepada-Nya: (4) "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, (3A) Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara."

Kata Natanael kepada-Nya: "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!" Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."

Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia." 


Renungan


1. Keraguan sarana untuk mendapatkan kepastian

(2, 4) Keraguannya terlihat jelas dari pertanyaan yang dilontarkan. Keraguannya tidak hanya menyangkut logika tapi juga menyentuh imannya. Keraguannya juga menjadi sarana untuk mendapatkan kepastian tentang pemberitaan Filipus mengenai Yesus.

Dengan bertanya dan atas bantuan Filipus, ia meninggalkan logika manusiawinya dan percaya dengan imannya akan Yesus. Ia percaya kepada Yesus bukan karena kata orang tetapi karena usaha untuk menemukan Yesus.

Keraguan bisa menjadi sarana untuk mendapatkan kepastian. Entah itu lewat kegiatan kerohanian, merenungkan Kitab Suci dan Ajaran Gereja. Semua ini merupakan sarana yang mengingatkan kita akan kepastian hidup dalam Kristus.

Jadi, sebagai orang beriman, kita tidak boleh menyerah dengan keraguan itu, melainkan harus berusaha untuk mendapatkan kepastian. Kepastian akan memberikan kelegaan batin dan ketenangan.

Ingat! Yesus senantiasa memberikan kepastian, maka tempatkanlah Yesus dalam setiap keraguan kita.


2. Tuhan melihat hati umat-Nya

(1) Kita mungkin bergerak untuk mencari dan melihat Tuhan berdasarkan cerita pengalaman orang lain, namun Tuhan jauh lebih dahulu telah melihat kita secara utuh dan mengenal siapakah kita yang sebenarnya. 

(2) Walaupun menyangsikan Yesus, namun Yesus melihat bahwa Natanael di dalam dirinya ada kesejatian iman.

(3AB) Pohon ara itu memiliki buah yang paling manis dan biasanya di bawah pohon itu, para guru mengajarkan Kitab Suci. Natanael berada di situ bukan karena buah ara yang manis tetapi karena ia adalah orang yang SUKA MENDENGARKAN SABDA TUHAN. Baginya, sabda Tuhan jauh lebih manis dibanding dengan buah pohon ara.

Kelemahan dan cacat kita dihadapan manusia tidak menjadi ukuran bagi Tuhan untuk menentukan pantas atau tidaknya kita dipanggil. Jadi, kita dipanggil bukan karena kepantasan kita, bukan karena kualitas hidup yang kita miliki tetapi karena Tuhan telah melihat hati umat-Nya bahwa ada hal yang baik dalam diri kita yang bisa diubah-Nya. Semoga kita menghargai panggilan kita masing-masing.