Rabu, 01 Mei 2019

23.01 -

Luk 6:20-26

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 12 September 2018: Hari Biasa XXIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 1 Kor 7:25-31; Mzm 45:11-12, 14-15, 16-17; Luk 6:20-26

Rabu, 11 September 2019: Hari Biasa XXIII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kol 3:1-11; Mzm 145:2-3, 10-11, 12-13ab; Luk 6:20-26


Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.

(1) Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan.

Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.

Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.

Tetapi (2) celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."


Renungan


1. Haus dan lapar akan Tuhan

Menjadi Kristen bertahun-tahun bukanlah jaminan seseorang mengalami pertumbuhan iman atau menjadi dewasa rohani. Untuk mengalami perubahan dan pembaharuan dari waktu ke waktu seseorang harus memiliki rasa haus dan lapar secara rohani.

Rasa haus dan lapar adalah awal segala sesuatu. Lapar menyebabkan orang menjangkau sasaran yang lebih tinggi, menjadi agresif secara rohani, melangkah dengan segala upaya dan segenap keberadaan kita untuk menangkap setiap kesempatan yang dari Tuhan. Layaknya tentara militan yang sedang berperang, ia rela berkorban apa pun, tidak takut musuh demi satu tujuan, yaitu meraih kemenangan.

Bagaimana cara mengembangkan rasa haus dan lapar? Melalui latihan rohani sehingga roh (manusia batiniah) kita berkembang. Otot tubuh jasmani kita saja semakin kuat dan berkembang ketika kita rajin melatihnya, begitu juga tubuh rohani kita. Dan hal itu membutuhkan kedisiplinan yang begitu tinggi.

Jadi, rasa haus dan lapar itulah yang membedakan kualitas masing-masing orang. Rasa haus dan lapar itu mendorong seseorang untuk mendapatkan lebih banyak lagi dari Tuhan. Ia akan memiliki kerinduan yang begitu dalam kepada Tuhan, bukan sekedarnya; ia pun menyediakan waktu bersekutu, menyukai firman-Nya dan sangat antusias terhadap perkara-perkara rohani.


2. Sabda Bahagia

(1) Sabda bahagia mengungkapkan satu tata kegembiraan dan rahmat, keindahan perdamaian. Yesus memuji kegembiraan kaum miskin, karena mereka sudah memiliki Kerajaan Allah.

"Sabda [artinya Kristus] melukiskan kerendahan hati yang sadar dan pengurbanan roh manusia sebagai kemiskinan di hadapan Allah, dan Rasul sendiri menempatkan bagi kita kemiskinan Allah sebagai contoh, ketika ia berkata: "Ia membuat diri-Nya menjadi miskin demi kepentingan kita" (2 Kor 8:9)" (Gregorius dari Nisa, beat. 1) (KGK 2546).

(2) Tuhan mengeluhkan orang-orang kaya, karena mereka - menemukan hiburannya dalam kelimpahan barang-barang duniawi "Yang angkuh mengejar kekuasaan duniawi, sedangkan yang miskin mencari jalan menuju Kerajaan surga dalam roh" (Agustinus, serm. Dom. 1,1,3). Siapa yang percaya kepada penyelenggaraan Bapa surgawi, dibebaskan dari keresahan yang menggelisahkan untuk masa depannya (Bdk. Mat 6:25-34). Kepercayaan kepada Allah adalah satu persiapan untuk kebahagiaan para miskin. Mereka akan memandang Allah (KGK 2547).