Rabu, 01 Mei 2019

1 Kor 5:1-8

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 10 September 2018: Hari Biasa XXIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 1 Kor 5:1-8; Mzm 5:5-6, 7, 12; Luk 6:6-11


Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan (*) percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan isteri ayahnya.

Sekalipun demikian kamu sombong. Tidakkah lebih patut kamu berdukacita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu? Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir, tetapi secara rohani hadir, aku - sama seperti aku hadir - telah menjatuhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan hal yang semacam itu.

Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. Kemegahanmu tidak baik. Tidak tahukah kamu, bahwa sedikit ragi mengkhamiri seluruh adonan?

Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Kristus. Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.


Renungan


1. Menjaga kemurnian hidup

Kekristenan memang mementingkan aspek spiritual, namun ada moral yang standar yang harus dilakukan. Salah satunya adalah: (*) percabulan, dilarang oleh hukum Taurat (Im 18: 8; Ul 22:22) dan Yesus (Mat 5: 27-30).

Bagaimana caranya agar kita dapat menjaga kekudusan, kemurnian dan kebenaran hidup kita?

Janganlah hidup dalam kemunafikan. Pada hari Minggu terlihat sebagai orang yang saleh di gereja, tapi di hari-hari lain berkanjang di dalam berbagai dosa. Jangan bergaul dengan orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu, sekalipun mereka menyebut dirinya sebagai saudara (1 Kor 5:11).

Ingatlah! Kemurnian hidup orang Kristen berbicara jauh lebih “keras” daripada ribuan kata-kata. Hidup kita adalah surat Kristus yang terbuka, yang dikenal dan dapat dibaca oleh semua orang (2 Kor 3:3).Ini adalah “senjata” yang ampuh untuk menjangkau orang-orang yang belum diselamatkan.