Rabu, 22 Mei 2019

Kis 14:5-18

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 20 Mei 2019: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 14:5-18; Mzm 115:1-2, 3-4, 15-16; Yoh 14:21-26


Maka mulailah orang-orang yang tidak mengenal Allah dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka menimbulkan suatu gerakan untuk (3) menyiksa dan melempari kedua rasul itu dengan batu.

Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. 

Di situ (1A) mereka memberitakan Injil. Di Listra ada seorang yang duduk saja, karena lemah kakinya dan lumpuh sejak ia dilahirkan dan belum pernah dapat berjalan. Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.

Lalu kata Paulus dengan suara nyaring: (1B) "Berdirilah tegak di atas kakimu!" Dan orang itu melonjak berdiri, lalu berjalan kian ke mari. 

Ketika orang banyak melihat apa yang telah diperbuat Paulus, mereka itu berseru dalam bahasa Likaonia: (4A) "Dewa-dewa telah turun ke tengah-tengah kita dalam rupa manusia."

Barnabas mereka sebut Zeus dan Paulus mereka sebut Hermes, karena ia yang berbicara. Maka datanglah imam dewa Zeus, yang kuilnya terletak di luar kota, membawa lembu-lembu jantan dan karangan-karangan bunga ke pintu gerbang kota untuk mempersembahkan korban bersama-sama dengan orang banyak kepada rasul-rasul itu. 

Mendengar itu Barnabas dan Paulus mengoyakkan pakaian mereka, lalu terjun ke tengah-tengah orang banyak itu sambil berseru: (2) (4B) "Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. 

Dalam zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." 

Walaupun rasul-rasul itu berkata demikian, namun hampir-hampir tidak dapat mereka mencegah orang banyak mempersembahkan korban kepada mereka.


Renungan


1. Tanggapan terhadap cinta dan mujizat

(1AB) Paulus dan Barnabas berani dan tidak takut mewartakan tentang Yesus. Mereka mengasihi Tuhan dengan peduli pada orang cacat.

(2) Mereka tidak mencari pujian dan persembahan atas apa yang mereka lakukan melainkan dengan rendah hati menyatakan semua itu berkat Tuhan.

Bagi mereka, tanggapan terhadap cinta dan mujizat Tuhan itu bukanlah dengan pujian dan persembahan melainkan meninggalkan segala perbuatan sia-sia menuju kepada hidup menurut Injil Tuhan.


2. Hidup kita adalah sebuah pewartaan Injil yang sejati

Paulus dan Barnabas adalah contoh orang yang mengasihi dan setia pada perintah Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang gigih mewartakan Injil. 

Mereka (3) tidak lari ketika menghadapi kesulitan dan kejahatan yang hendak menghancurkan mereka. Mereka juga (4AB) tidak “silau” dan terbawa dengan ‘puji-pujian dan kemulian seorang dewa’ yang diberikan pada mereka. Mereka mewartakan Injil dalam keadaan susah dan senang dan selalu menempatkan Tuhan sebagai tujuan pewartaan Injil.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita memiliki kasih seperti mereka yang total taat pada perintah-Nya? Mewartakan Injil adalah sebuah keharusan bukan sebuah pilihan. Hidup kita adalah sebuah pewartaan Injil yang sejati. Melalui pikiran, perkataan, sikap dan perbuatan kita, orang dapat mengenal dan mencintai Dia dan mendapatkan keselamatan kekal.