23.00 -
SP Markus
Mrk 5:1-20
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Senin, 29 Januari 2018: Hari Biasa IV - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 2 Sam 15:13-14, 30; 16:5-13a; Mzm 3:2-3, 4-5, 6-7; Mrk 5:1-20
Senin, 4 Februari 2019: Hari Biasa IV - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: 2 Sam 15:13-14, 30; 16:5-13a; Mzm 3:2-3, 4-5, 6-7; Mrk 5:1-20
Senin, 4 Februari 2019: Hari Biasa IV - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Ibr 11:32-40; Mzm 31:20, 21, 22, 23, 24; Mrk 5:1-20
Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.
Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.
Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: "Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.
Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!"
Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya.
Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi.
Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.
Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. (*) Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: "Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!"
Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
Renungan
1. Kesaksian melalui tindakan kehidupan
(*) Semangat hidupnya dipulihkan sehingga ia bisa berpikir dengan baik dan ingin menjalani kehidupan sebagai pengikut Yesus.
Tetapi Yesus menolak permintaannya karena Ia berharap orang tersebut dapat memberi kesaksian tentang kehidupan barunya yang telah dijamah Tuhan.
Kesaksian sejati adalah kehidupan yang memperlihatkan kuasa Tuhan sehingga orang lain mengenal keselamatan di dalam Kristus.
Dalam hidup kita perlu merasakan kehadiran Roh Kudus yang membimbing kita untuk selalu hidup dalam kasih-Nya. Dengan demikian kita dapat memberikan kesaksian mengenai keselamatan dalam nama Yesus sehingga orang lain dapat melihat karya Roh Kudus dalam kehidupan kita.
2. Imanlah yang berperan ketika akal tidak bisa mengerti
Kuasa Yesus untuk mengalahkan kejahatan sudah tidak diragukan lagi. Setan-setan yang banyak jumlahnya pun dikalahkan dan tunduk kepada-Nya. Bukan hanya setan, tetapi masalah kita yang menumpuk pun dapat menyebabkan beban hidup yang melumpuhkan akal sehat kita.
Di sinilah kita membutuhkan Tuhan, dengan firman-Nya menerangi hidup kita. Jangan mau dikalahkan oleh kekuatan jahat, lawanlah dalam iman kepada Yesus Kristus.
Imanlah yang berperan ketika akal tidak bisa mengerti persoalan hidup. Kita sering mengalami situasi yang tak jelas dan misterius. Dalam iman, kita akan dibantu untuk lebih mudah mengerti bahwa Allah bekerja dengan cara-Nya yang ajaib. Iman menjadi lampu penerang dalam perjalanan hidup kita.