Rabu, 12 Desember 2018

17.59 -

Kitab Kidung Agung vulgar? Benarkah?



Mungkin saudara-saudarai seiman, sering ditanya mengenai Kitab Kidung Agung yang isinya seperti ‘porno’. Namun saudara-saudari seiman kesulitan untuk menjelaskan kepada penanya. 

Kitab Kidung Agung merupakan kitab yang unik dan memiliki nilai sastra yang tinggi serta mengandung makna yang dalam. Oleh sebab itu diperlukan pengetahuan yang mumpuni dan mendalam untuk memahami isi dan pesan yang mau disampaikan. Tidak heran jika orang-orang non-Kristen menanyakan karena mereka tidak mengerti maksud dari ayat-ayat ‘romantis’ dan terkesan ‘vulgar’. 

Tetapi bagi umat beriman tentu tidak kaget dengan ayat-ayat itu, karena memiliki pemahaman yang ‘mendalam’ terhadap Kitab Suci. Pada kesempatan ini tim jalapress.com menjelaskan sedikit pengalaman setelah mengikuti seminar berjudul “Ke Surga Dengan Tubuh???” yang disampaikan oleh RD. Josep Ferry Susanto pada tanggal 25 Januari 2014 di Gereja Katedral Jakarta. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita ketahui tentang Kitab Kidung Agung yaitu:

Pertama, Kitab Kidung Agung setiap menyebut bagian tubuh manusia selalu merujuk pada kisah penciptaan (Kej. 1-2). 

Mengapa? Ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia berkata, ‘Sungguh amat baik.’ Sungguh amat baik artinya agung, mulia dan melebihi segala sesuatu. 

Ketika Tuhan menciptakan Adam dan Hawa diciptakan dalam keadaan telanjang, mereka tidak berkata satu sama lain; Porno. Kok bisa? Karena mereka masih belum jatuh dalam dosaTujuan penciptaan alat kelamin atau seksualitas pada mulanya adalah untuk melanjutkan keturunanTetapi setelah manusia jatuh dalam dosa, manusia menggunakan yang ada pada dirinya secara salah

Kitab Kidung Agung memuat sastra puisi yang selalu menunjukkan kekaguman atas tubuh manusia terutama tubuh perempuan. Sesungguhnya hal itu adalah sebuah kritikan terhadap orang-orang yang menyalahgunakan anggota tubuhnya. 

Kitab Kidung Agung selalu mengacu pada Kitab Kejadian untuk mengajak setiap pembaca agar kembali kepada citra yang semula, tanpa prasangka buruk terhadap tubuh. Oleh sebab itu, semua orang diajak untuk menghagai tubuh sesamanya seperti ia menghargai tubuhnya sendiri. Terlebih tubuh manusia hendaknya dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan dalam bentuk karya dan karsa.

Kedua, Kitab Kidung Agung juga memuat kejadian-kejadian masa lalu, misalnya menikahkan gadis di bawah umur. Oleh sebab itu, Kitab Kidung mengkritisi kebiasaan buruk itu. Tidak heran jika selalu merujuk kepada Kitab Kejadian yang membahas tentang kekudusan pernikahan (Bdk. Kej. 1:26-28 2:21-25).

Ketiga, Kitab Kidung Agung harus dibaca dengan bimbingan Roh Kudus agar pikiran tidaknegatif”. 

Sebagai contoh, Jika anda menyayikan lagu “Rayuan Pulau Kelapa.” Salah satu penggalan syairnya berbunyi, ‘Melambai-lambai nyiur di pantai’…Apakah anda kira punya tangan?. Berbisik-bisik Raja Kelana…Apakah ada kerajaan Kelana?. Tentu kalimat dalam kutipan itu memakai majas personifikasi. 

Demikian pula ‘kasus’ kalimat dalam Kitab Kidung Agung, ada yang harafiah ada pula yang memakai majas personifikasi atau kiasan. Setidaknya ada dua makna kata ‘mempelai perempuan’ yang ada dalam Kitab Kidung Agung yaitu Umat atau jemaat Allah dan isteri Salomo. Sementara itu, ‘mempelai laki-laki’ merujuk pada dua makna yaitu, Kristus dan Raja Salomo.

Jika umat beriman membaca Bab 7 Kitab Kidung Agung, pikiran umat beriman hendaknya tertuju kepada jemaat yang dikasihi oleh Tuhan. Hindari pikiran negatif menghampiri pikiran saudara-saudari. Nikmatilah bacaan itu secara sederhana seperti membaca sebuah puisi yang di dalamnya mengandung makna yang dalam. 

Tidak jauh berbeda maknanya dengan Surat Rasul Paulus Kepada Umat di Korintus (bdk. 1 Kor. 12:12-27) yang menggunakan bagian tubuh sebagai gambaran peran jemaat dalam pelayanan. 

Rasul Paulus mengatakan, ‘Satu tubuh, namun anggotanya banyak. Kemudian ia menyinggung tentang peran masing-masing anggota tubuh seperti kaki,tangan, telinga, mata, penciuman. Sementera itu Kitab Kidung Agung menyebut bagian tubuh seperti pinggang, pusar, perut, buah dada, leher, mata, hidung, kepala , rambut dan lain sebagainya.

Semua itu ciptaan Tuhan yang amat mulia, oleh sebab itu hendaknya digunakan demi kemuliaan Tuhan. Setiap anggota tubuh manusia berharga di mata Tuhan, oleh sebab itu umat beriman diajak menjaga tubuh kita agar tidak tercemar oleh pesta pora dan kemabukan. Damai Kristus beserta kita.

(Sumber: JALAPRESS.COM