Jumat, 24 Maret 2017

19.06 -

Kehidupan rumah tangga

Pada saat saya dan anak laki-laki saya hendak berdoa malam, terdengar telpon dari anak perempuan saya yang berada di Bali. Dia menangis menceritakan kesedihannya. 

Saat itu juga saya berdoa memohon hikmat Tuhan, tiba-tiba ada suara di dalam batin saya: “"Kuatkan hatimu, tenangkan hatimu.”

Pada saat anak saya curhat, saya bertanya padanya: "Apa yang kamu inginkan dalam hidupmu?” Jawabnya: "Aku mau pulang aja ke Surabaya. Aku dituduh suamiku ..." 

Saya berkata: "Menghadapi tuduhan itu, apa yang kamu perbuat?” Jawabnya: “Aku hanya menangis saja.” Kata saya: “Kamu adalah anak Tuhan, kamu punya Yesus. Kamu sudah ditebus-Nya oleh darah-Nya yang mahal di atas kayu salib. Kamu harus kuat!” 

Jawabnya: "Besok aku akan pulang ke Surabaya.” Kata saya: "Tidak anakku, dengar baik-baik nasehat mama. Kalau kamu mau pulang ke Surabaya, kamu harus berunding baik-baik dengan suamimu, minta ijin kepadanya karena kamu sudah berkeluarga. Kamu tidak apa-apa curhat pada mama, tetapi yang menolong hidupmu adalah Tuhan Yesus, bukan orang tua, bukan saudara, bukan sahabat. Kalau kamu tidak kuat, sekarang juga ambil minyak urapan. Percikilah sekeliling rumahmu dengan minyak urapan (*). Lakukanlah! Kamu jangan diam saja! Sebagai orang Kristen yang telah diberi otoritas oleh Allah harus segera bertindak!”

Saya sangat bersyukur kepada Allah karena sebelum kejadian ini, Dia telah memperingatkan saya melalui sebuah mimpi. 

Dalam mimpi itu saya diberi topeng macan oleh anak perempuan saya. Lalu saya terbangun dan berdoa: “Tuhan Yesus, aku tolak topeng itu.” 

Di sinilah saya mengerti bahwa Tuhan begitu melindungi keluarga saya, Dia memperingatkan sebelum sesuatu terjadi dalam kehidupan keluarga saya. Dalam kasus ini masalah kebohongan anak saya. Puji Tuhan, anak saya melakukan sesuai dengan hikmat yang saya dengar dari Tuhan sehingga dia memperoleh kekuatan dan tidak jadi pulang ke Surabaya.

(*) Dalam Tradisi Katolik, dipakai air dan garam yang telah diberkati pastor. 

(Sumber: Warta KPI TL No.104/XII/2012).