Sabtu, 04 Agustus 2018

06.27 -

Mat 13:31-35

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 30 Juli 2018: Hari Biasa XVII - Tahun B/II (Hijau
Bacaan: Yer 13:1-11; MT Ul 32:18-19, 20, 21; Mat 13:31-35

Senin, 29 Juli 2019: PW St. Marta - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kel 32:15-24, 30-34; Mzm 106:19-20, 21-22, 23; Mat 13:31-35; RUybs.


Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: (2) "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya."

Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: (3) "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya."

(1) Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: "Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”


Renungan


1. Perumpamaan

(1) Perumpamaan digunakan oleh Yesus agar para pengikut-Nya tidak merasa asing dan sulit dengan pengajaran-Nya. Dia menggunakan hal-hal yang ada di sekitar mereka untuk menjelaskan tentang sesuatu yang jauh lebih besar, yakni Kerajaan Sorga. Dengan begitu Kerajaan Sorga dapat dihayati dengan baik, tidak sekedar konsep yang tinggi dan rumit.

Marilah kita selalu berkata sederhana agar mudah dimengerti orang lain sehingga tidak terjadi salah paham dan tidak membingungkan orang lain.


2. Kerajaan Sorga

(2, 3) Kerajaan Sorga itu ditawarkan kepada kita. Kerajaan yang Dia tawarkan bukanlah proyek ambisius untuk semakin membuat Allah ditakuti dan disegani namun ditawarkan kepada kita demi kepentingan kita, supaya kita hidup dalam kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm 14:17).

Ketika kita menanggapi tawaran tersebut maka kita akan mengetahui kebenaran, kebenaran itu akan memerdekakan kita (Yoh 8:32). Ketika kita memiliki damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiran kita dalam Kristus Yesus (Flp 4:7) sehingga kita dimampukan oleh-Nya melakukan kehendak-Nya.

Allah, sumber pengharapan, memenuhi kita dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kita berlimpah-limpah dalam pengharapan (Rm 15:13).

Marilah kita tetap setia untuk hidup dalam iman akan Yesus agar damai dan sukacita kita rasakan di bumi ini.