Sabtu, 04 Agustus 2018

22.34 -

Mat 13:18-23

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
 yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)

Penanggalan liturgi

Jumat, 27 Juli 2018: Hari Biasa XVI - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Yer 3:14-17; MT Yer 31:10, 11-12ab, 13; Mat 13:18-23


1. Menghargai firman Tuhan

Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada (1) setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.

Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah (2) orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itu pun segera murtad.

Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah (3) orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.

Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah (4) orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.

Renungan:

Yesus menjelaskan perumpamaan mengenai penabur. Benih-benih yang jatuh di tanah yang berbeda-beda menggambarkan empat respons manusia terhadap firman Tuhan (1-4).

Alkitab mudah dibaca karena telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa. Dalam setiap ibadah, firman Tuhan dibacakan dan dijelaskan dalam kotbah. Selain itu, dalam banyak seminar, kegiatan persekutuan, kelompok kecil, dan sebagainya ada kesempatan untuk belajar firman Tuhan.

Apakah semua itu menjamin bahwa kita memahami firman Tuhan itu? Bisa ya dan tidak. Dengan banyaknya kesempatan membaca dan mendengarkan firman Tuhan, kita bisa menjadi semakin memahaminya. Namun bisa juga sebaliknya, yaitu dapat membuat seseorang meremehkan firman Tuhan. Mungkin kita menerimanya sebagai suatu kebiasaan atau keharusan.

Contohnya, karena saya orang Kristen, maka sudah seharusnya ke gereja dan persekutuan doa untuk belajar firman Tuhan. Atau karena saya orang Kristen sudah seharusnya bersaat teduh dan membaca Alkitab setiap hari.

Melalui firman Tuhan, hidup kita dapat berubah dan berbuah bagi Allah. Apakah firman itu sudah bertumbuh dan berbuah dalam diri kita?

Tuhan Yesus memberkati.