22.46 -
*Kasih*
Oleh karena kasih
Seorang pria menikahi seorang gadis cantik. Dia sangat mencintainya. Suatu hari sang istri mengalami penyakit kulit. Perlahan-lahan dia mulai kehilangan kecantikannya.
Kebetulan suatu hari suaminya pergi untuk tur. Ketika kembali ia mengalami kecelakaan dan "kehilangan penglihatannya".
Namun kehidupan pernikahan mereka terus berjalan seperti biasa. Tapi seiring hari berlalu, sang istri kehilangan kecantikannya secara bertahap.
Suami buta tidak menganggapnya dan tidak ada perbedaan dalam kehidupan pernikahan mereka. Dia terus mencintainya, demikian juga sang istri juga sangat mencintainya.
Suatu hari sang istri meninggal. Kematiannya membawa kesedihan yang mendalam bagi sang suami. Dia menyelesaikan acara penguburan dan ingin meninggalkan kota itu.
Seorang pria dari belakang menyapa dan mengatakan, sekarang bagaimana Anda akan menjalani semuanya sendirian? Selama ini istri Anda biasanya membantu Anda.
Dia menjawab, "saya tidak buta. Saya berpura-pura, karena jika dia tahu aku bisa melihat keburukan dirinya, itu akan menyakitkan dirinya lebih dari penyakitnya. Jadi saya pura-pura buta. Dia adalah seorang istri yang baik. Aku hanya ingin membuatnya bahagia."
Pesan Moral:
Terkadang bagus bagi kita menutup mata dan mengabaikan kekurangan orang lain agar supaya menjadi bahagia.
Tidak peduli berapa kali gigi menggigit lidah, mereka masih tinggal bersama dalam satu mulut. Itulah semangat PENGAMPUNAN.
Meskipun kedua mata tidak melihat satu sama lain, mereka melihat hal-hal bersama-sama, berkedip secara bersamaan dan menangis bersama-sama. Itu KESATUAN.
Semoga Tuhan memberikan kita semua semangat pengampunan dan kebersamaan.
1) Sendirian, saya bisa 'berkata' tetapi bersama-sama kita bisa 'berbincang'.
2) Sendirian, saya bisa 'menikmati' tetapi bersama-sama kita bisa 'merayakan'.
3) Sendirian, saya bisa 'tersenyum' tetapi bersama-sama kita bisa 'bersenda gurau'.
Itulah keindahan hubungan manusia. Kita bukanlah apa-apa tanpa satu sama lain.