Kamis, 02 Maret 2017

Kisah seorang eksorsis



Saya (G.G.M.) adalah seorang remaja yang bahagia, terbuka, cukup humoris, bahkan saat ada tekanan yang muncul mengejar saya

Setelah ulang tahun saya yang ke enam belas saya pindah ke Roma, saya meninggalkan Gereja, dan saya mulai mengejar semua kesenangan yang ditawarkan oleh kota besar kepada pendatang baru. Segera saya menjadi akrab dengan para gelandangan, pecandu narkoba, pencuri, perempuan-perempuhan “murahan” dan seterusnya. Saya begitu tergesa-gesa untuk merengut semua “keramaian” yang mengalihkan perhatian saya dari kedamaian yang pernah saya kenal sebelumnya. 

Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu (Yoh 14:27).

Ayah saya seorang yang kejam. Ia mengawasi setiap pergerakan saya dan selalu muak akan saya. Akibat dari kemuakan ini dan dari penghinaan yang ia berikan kepada saya, mendorong saya ke dalam hidup jalanan. 

Saya meninggalkan rumah dan menjadi akrab dengan kelaparan, kedinginan, dan kejahatan. Saya memelihara perempuan murahan dan teman-teman yang keras. 

Segera saya mendapati diri saya menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab seperti: “Mengapa saya hidup? Mengapa saya berada di tengah-tengah jalan? Mengapa saya seperti ini sementara orang lain memiliki kekuatan untuk bekerja dan tersenyum?”

Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmusupaya jangan tawar hatinya (Kol 3:21).

Pada saat itu saya hidup bersama seorang wanita yang percaya bahwa kejahatan lebih kuat daripada kebaikan. Dia berbicara mengenai tukang sihir dan dukun-dukun. Saya berusaha untuk menolong dia keluar dari lubang hitam itu, namun gagal. Ia mencemooh saya atas kebaikan yang berusaha saya tunjukkan.

Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijaktetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang (Ams 13:20).

Saya kembali tinggal bersama orang tua saya, dan saya mulai berkencan dengan seorang gadis yang lebih buruk dari yang pertama

Untuk beberapa tahun saya merasa putus asa, sial, dan dianiaya oleh semua yang mengenal saya. Tampaknya saya dikelilingi oleh kegelapan. Semua senyuman telah pergi dari diri saya, dan air mata selalu siap untuk jatuh

Saya putus asa, dan saya bertanya lagi kepada diri saya sendiri: “Mengapa saya hidup? Siapakah saya? Mengapakah manusia ada di dunia?” 

Di saat yang sangat putus asa, saya menangis dengan suara tersedak: “Allahku aku hancur! Aku di sini di depan-Mu. Tolonglah aku!” tampaknya suara saya telah didengar oleh-Nya, karena beberapa hari kemudian kekasih saya pergi ke gereja, bertobat dan menerima Komuni

Tidak mau dikalahkan, saya melakukan hal yang sama. Kami kembali kepada Gereja secara utuh. 

Kami mencintai Allah melebihi diri kami sendiri. Kekasih saya menjadi biarawati, dan saya berkontemplasi mengenai imamat.

Kasihanilah aku, ya Allah Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku dan tahirkanlah aku dari dosaku. Allah melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya (Mzm 51; Luk 1:68).

Malangnya, ini hanya merupakan sebuah awal. Saya mulai menderita seperti yang belum pernah saya alami sebelumnya. Saya berkeringat, saya mengalami demam, dan saya tidak memiliki kekuatan lagi. Saya tidak mampu makan sendiri dan harus disuapi. 

Saya merasa bahwa saya menderita sesuatu selain dari tubuh saya. Saya merasa tubuh saya seperti orang asing. Selama berbulan-bulan saya terbaring, kegelapan menelan masa depan saya dan segala pengharapan akan hari esok. 

Seakan-akan saya sedang dibunuh oleh pisau yang tidak kelihatan, dan saya merasa siapa pun yang menekan pisau ini membenci saya dan menginginkan sesuatu melebihi dari kematian saya.

Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam nerakaSetiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya (Mat 10:28; 1 Yoh 5:18)

Setelah beberapa bulan saya menjadi gila. Saya tidak dapat lagi berpikir, dan mereka yang berada di sekitar saya ingin membawa saya ke rumah sakit jiwa. Saya tidak dapat lagi memahami apa yang saya katakan karena saya hidup pada dimensi yang lain

Realitas tampaknya telah direngut dari saya. Seakan-akan saya hadir hanya dengan tubuh saya, tetapi jiwa saya ada di tempat yang lain, di suatu tempat yang mengerikan dimana tidak ada cahaya yang dapat menembus dan tak ada lagi pengharapan.

Selama beberapa bulan saya berada antara hidup dan mati, dan saya tidak mampu untuk berpikir lagi. Saya kehilangan sahabat, keluarga, dan pengertian dari keluarga saya. Mereka tidak mampu memahami saya, saya berada di dunia luar. Saya hampir melupakan semua hal mengenai Allah, meskipun saya datang kepada-Nya dengan air mata dan keluhan-keluhan yang tidak pernah berakhir.

Saya berpikir untuk pergi ke rumah sakit untuk minta pertolongan karena saya pikir demam yang tidak pernah meninggalkan tubuh saya selama berbulan-bulan pasti bersumber dari satu bagian tubuh fisik saya. Tidak satu rumah sakitpun di Roma yang menerima saya hanya karena saya merasa demam

Saya harus pergi sejauh dua ratus mil sebelum ada rumah sakit yang mau menerima saya. Saya berada di rumah sakit itu selama dua puluh hari, dan saya melalukan tes dan pemeriksaan yang ada. Saya dikeluarkan dengan catatan yang mampu membuat iri hati setiap atlet. 

Saya sesehat seekor kuda, namun dengan catatan tambahan yang menyatakan bahwa tidak seorang pun yang dapat menjelaskan mengenai demam saya dan kondisi muka saya yang bengkak dan seperti mayat.

Saya seputih sehelai kertas. Segera setelah saya meninggalkan rumah sakit, di mana gejala dari penyakit saya agak berkurang, saya jatuh ke dalam krisis yang sangat berat. Saya muntah berkali-kali. Kaki saya bergerak menurut kehendaknya sendiri, tangan dan tubuh saya tidak bergantung sama sekali kepada kehendak sayaBetapa itu merupakan suatu perasaan yang mengerikan. 

Saya mengatakan kepada tubuh saya apa yang harus dilakukan, namun mereka tidak menuruti kehendak saya

Seakan-akan ini semua belum cukup, kegelapan itu datang kembali. Kali ini kegelapan itu bukan saja jiwa saya namun juga tubuh sayaSaya melihat segala sesuatu seakan-akan saat itu sedang tengah malam, meskipun saat itu siang hari. Penderitaan saya telah menjadi suatu yang tidak dapat dibayangkan. 

Saya mulai berteriak, menggeliat di lantai seakan-akan saya berada di atas api, dan saya menangis dan terus memohon kepada Bunda Maria: “Bunda, Bunda, kasihanilah saya. Bunda, saya mohon kepadamu! Bunda, kasihanilah saya karena saya sedang sekarat!” 

Kesakitan saya tidak mereda, dan penderitaan saya sedemikian luar biasa sehingga saya kehilangan arah. Sambil bersandar di tembok-tembok di jalanan, saya menggapai sebuah telepon umum. 

Saya akhirnya mampu memutar sebuah nomor sambil terus menghantam kaca dan tembok tempat telepon. Satu-satunya orang yang saya kenal di kota itu menjemput saya dan mengantar saya kembali ke Roma. 

Sebelum kenalan saya datang, saya memperoleh sekelebatan kesadaran, dan saya memahami bahwa saya telah melihat neraka. Saya tidak menyentuhnya maupun memasukinya. Saya hanya melihatnya dari kejauhan. Pengalaman ini lebih mengubahkan hidup saya.

Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktudan menjadi seorang saudara dalam kesukaran (Ams 17:17)

Saya telah mempelajari psikologi selama lima tahun secara pribadi, dan saya pikir saya telah mencapai suatu diagnosa untuk menjelaskan penderitaan saya. Maka saya masih terus menganggap bahwa kondisi saya merupakan masalah kejiwaan akibat dari ayah yang menindas, trauma masa kecil, guncangan-guncangan emosional, ketidakmampuan beradaptasi, dan alasan-alasan lainnya.

Seorang biarawan menyarankan saya untuk mengunjungi seorang pelayan karismatik yang memiliki karunia pengetahuan dan yang bekerja di bawah bimbingan ketat dari seorang uskup. Karena nasehat ini, maka saya melaksanakannya. 

Orang karismatik ini mengatakan kepada saya: “Seseorang mengirimkan sebuah mantera mematikan kepadamu. Delapan bulan yang lalu engkau memakan buah yang mengandung roh jahat.” 

Saya tertawa terbahak-bahak dan sama sekali tidak mempercayainya. Kemudian, ketika saya mulai merenungkan kata-katanya, pengharapan mulai tumbuh pada saya. Saya mulai mengingat kembali delapan bulan yang lalu. 

Sungguh benar terjadi, sesungguhnya saya tidak ingin memakan buah itu, karena saya merasakan hal yang mengerikan terhadap orang yang menawarkan buah itu kepada saya. Setelah semuanya jelas, saya mengikuti saran yang telah diberikan kepada saya, yaitu untuk “dieksorsis”.

Semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatu pun tidak ada yang haramjika diterimanya dengan ucapan syukursebab semuanya itu dikuduskan oleh firman Allah dan oleh doaOrang-orang yang percayasekalipun minum racun mauttidak akan mendapat celaka (1 Tim 4:4-5; Mrk 16:17-18)

Saya mulai mencari seorang eksorsis. Saat pencarian itu, para imam dan uskup menertawakan saya dan membuat saya merasa terhina. 

Bagian yang menyangkut eksorsisme disegel … “masih dalam pengerjaan KV II”.

Akhirnya saya mendarat di pintu Pastor Amorth. Saya duduk, dan Pastor Amorth meletakkan stolanya di pundak saya dan satu tangannya di atas kepala saya. Ia mulai berdoa dalam bahasa Latin. 

Setelah beberapa saat saya merasa dingin, hampir beku, keringat jatuh dari kepala saya dan dari seluruh tubuh saya. Demam meninggalkan saya untuk pertama kalinya setelah selama setahun

Yesus melihat ibu mertua Petrus terbaring karena sakit demam. Maka dipegang-Nya tangan perempuan itu, lalu lenyaplah demamnya. Ia pun bangunlah dan melayani Dia (Mat 8:14-15).

Tiga tahun kemudian semuanya berakhir, saya normal kembali setelah Pastor Amorth melakukan satu eksorsisme diikuti eksorsisme yang lainnya. 

Sekarang saya bisa tersenyum, bernyanyi dan bergembira bahkan saya telah menemukan suatu kebenaran bahwa kebahagiaan datang dari Allah, bukan dari kejayaan dan usaha kita.

Dukun-dukun mengikatkan tali-tali azimat untuk menangkap jiwa orangUntuk melindungi orang beriman dari para tukang sihir dan dukunGereja mendirikan sakramentali yang khusus, eksorsismeKutuk tanpa alasan tidak akan kenaTidak ada kepincangantidak ada mantera/tenungan yang mempan (Yeh 13:18; Kan 1172; Ams 26:2; Bil 23:21, 23).

Saya memutuskan untuk menuliskan pengalaman saya agar pembaca berhati-hati. Dulu saya berpikir bahwa Allah telah menelantarkan saya, namun sekarang saya menyadari bahwa Allah selalu beserta saya, Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi jiwa saya, maka Dia membentuk saya agar saya siap untuk bertemu dengan-Nya. 

Sekarang saya mulai memanen buah-buah dari penderitaan yang sedemikian banyak. Jiwa saya telah dimurnikan, dan saya dapat melihat apa yang tidak dapat saya lihat sebelumnya

Berbahagialah, sekalipun harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaanMaksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu (1 Ptr 1:7).

Saya juga percaya bahwa kekuatan dari eksorsisme datang dari Allah dan bukan dari kehendak pelaku eksorsis atau dari si pasien

Berdasarkan pengalaman saya, kemanjuran dari eksorsisme lebih berhubungan dengan kerelaan untuk bertobat dari si pasien dibandingkan dengan eksorsisme itu sendiri. 

Pengakuan dosa dan menerima Komuni sama nilainya dengan eksorsisme yang kuat, praktek-praktek ini merupakan bentuk imunisasi terhadap kejahatan, jika kita percaya.

Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup kristiani.
Sakramen Tobat = Sakramen Pemulihan = Sakramen Pengakuan = Sakramen Pengampunan = Sakramen Perdamaian (KGK 1324; 1423-1424).

Bagi mereka semua yang telah dipakai sebagai alat oleh setan untuk mendatangkan penyiksaan yang telah saya alami … saya berdoa dan meminta Misa agar mereka bertobat dan dibimbing kepada terang seperti yang telah saya terima secara cuma-cuma dari Allah kita yang luar biasa. Percayalah setelah salib, selalu ada kebangkitan, sebagaimana setelah malam, siang hari selalu muncul.

Salah satu alat yang ampuh melawan kekuatan jahat adalah pengampunanPengampunan yang tulus membuka jalan bagi situasi yang buntu dan membantu mempercapat kesembuhan.

Setan condong untuk menyerang orang pada lima bidang:

1. Kesehatan

Ada sejumlah besar orang yang sedang menderita karena dirasuki oleh para setan dan dimana ilmu pengetahuan sungguh hanya dapat memberikan sangat sedikit sekali bantuan kepada mereka.

Suatu penyakit yang berhubungan dengan aktifitas setani meskipun dalam tingkat yang paling rendah, secara aneh kebal terhadap setiap obat medis yang ada. Seringkali para korban dari roh-roh jahat yakin bahwa mereka sedang mengalami nasib sial: mereka melihat hidup mereka sebagai rentetan dari kemalangan-kemalangan.

Setan memiliki kuasa untuk menyebabkan penyakit jasmani dan kejiwaan. Biasanya penyakitnya berlangsung terus-menerus. Walaupun kadang-kadang rasa sakitnya bisa berpindah-pindah selama proses eksorsis berlangsung.

2. Hubungan Kasih Sayang

Roh jahat dapat menyebabkan rasa kebencian yang tidak dapat ditahan, khususnya terhadap mereka yang sangat kita cintai

Setan menghancurkan perkawinan-perkawinan, ia menyemangati perkelahian-perkelahian dengan teriakan-teriakan di dalam keluarga di mana setiap anggotanya sesungguhnya mencintai satu sama lain, dan selalu perkelahian tersebut terjadi hanya karena alasan-alasan sepele. 

Iblis juga menghancurkan persahabatan. Melalui campur tangannya, korbannya merasa tidak di terima di mana-mana, dihindari oleh setiap orang dan berakhir dengan keinginan untuk menyendiri. Kemudian diikuti dengan keyakinan tidak dikasihi dan tidak dimengerti.

3. Usaha/Pekerjaan

Ketika roh jahat mempengaruhi hal-hal yang berhubungan dengan keuangan, maka menemukan suatu pekerjaan menjadi hal yang mustahil, orang-orang yang kaya tiba-tiba dipaksa jatuh ke dalam kemiskinan, dan pekerja-pekerja menjadi pengangguran, dan selalu tanpa alasan yang jelas.

4. Kegembiraan Hidup

Secara logika, penyakit jasmani, kecenderungan untuk menyendiri, dan kebangkrutan ekonomi memberikan rasa pesimis dimana kehidupan hanya dilihat dalam bentuk yang negatif. Bagi mereka hidup tampak sungguh-sungguh suram, tanpa ada jalan ke luar, dan tak tertanggungkan.

5. Keinginan Untuk Mati

Ini adalah tujuan akhir si musuh jahat: untuk membawa kita kepada keputusasaan dan bunuh diri.

Kegiatan yang luar biasadari Iblis, hanya dapat terjadi jika Allah mengijinkannya (Ayb1:12; 2:6).

1. Kesakitan yang eksternal yang disebabkan oleh Iblis

Bentuk penganiayaan fisik ini tidak mengganggu jiwa orang yang bersangkutan. Jenis ini tidak pernah diperlukan eksorsisme, namun hanya doa-doa saja. 

Contoh: St. Paulus dari Salib, St. Yohanes Maria Vianny, St. Padre Pio dan masih banyak lagi yang lainnya yang dipukuli, dicambuk, dan ditinju oleh setan.

2. Kerasukan Setan

Ini terjadi ketika Iblis mengambil alih tubuh secara penuh (bukan jiwa); ia berbicara dan bertindak tanpa sepengetahuan dan ijin dari korbannya, yang oleh karenanya secara moral si korban tidak dapat disalahkan (Luk 8:26-39). 

3. Penindasan Setan

Gejala-gejalanya berbeda, mulai dari penyakit yang ringan hingga penyakit yang sangat serius, tidak kena kerasukan secara total, namun pada mereka terjadi kehadiran setan yang menyebabkan ketidak nyamanan jasmani. 

Dalam kasus ini tidak terjadi kerasukan, kehilangan kesadaran, maupun tindakan dan perkataan yang dilakukan di luar kesadaran. 

Contoh: Ayub, kehilangan anak-anaknya, harta bendanya, dan kesehatannya (Ayb); Paulus, duri di dalam daging (2 Kor 12:7); Seorang wanita bungkuk punggungnya (Luk 13:11); Seorang bisu (Mat 9:32); Seorang yang buta dan bisu (Mat 12:22); Seorang anak sakit ayan, bisu dan tuli (Mat 17:15, 18; Mrk 9:17-18, 25). 

Tidak semua orang yang bungkuk punggungnya, sakit ayan, buta, bisu dan tuli akibat dari kerasukan setan.

4. Gangguan pikiran yang obsesif oleh setan

Gejala-gejalanya termasuk serangan yang tiba-tiba, kadang-kadang berlangsung terus menerus terhadap pikiran seseorang. Kadang-kadang merupakan pemikiran yang sama sekali tidak masuk akal, namun si korban tidak mampu melepaskan dirinya dari gangguan ini

Oleh karenanya orang yang terobsesi pikirannya oleh setan, hidup terus-menerus dalam keadaan fisik yang lemah, putus asa dan usaha untuk bunuh diri

5. Pengerumunan oleh setan

Bentuk ini memengaruhi rumah, benda-benda, atau hewan. Mengeksorsis rumah, sama seperti melakukan pemberkatan rumah yang normal. 

Jika gangguannya hanya kecil, satu kali eksorsis sudah cukup. Jika permasalahannya disebabkan oleh suatu kutukan, maka eksorsisme juga harus diulangi hingga rumah tersebut nenjadi “kebal terhadap roh jahat”. 

Sebagian fenomena aneh bukan disebabkan oleh kehadiran yang jahat di rumah tersebut, melainkan bersumber dari diri seseorang. 

Hewan dirasuki oleh roh jahat adalah hal yang mungkin, dan oleh karenanya hal yang mungkin juga memberinya berkat pelepasan.

6. Ketertaklukan atau ketergantungan kepada setan

Orang jatuh ke dalam bentuk ini ketika mereka secara sukarela tunduk kepada Iblis. Dua bentuk yang teramat umum dari ketergantungan adalah perjanjian darah dengan setan dan penyerahan diri kepada Iblis.

Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurnadatangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang: pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran (Yak 1:17) 

Iblis mempunyai otoritas untuk memberi kuasa-kuasa tertentu kepada para pengikutnya. Karena Iblis adalah bapa segala dusta (Yoh 8:44), maka mereka yang menerima kuasa-kuasa ini tidak tahu atau tidak ingin tahu sumber dari kuasa-kuasa yang mereka dapatkan ini; mereka terlalu gembira memperoleh karunia-karunia yang gratis ini.

Karunia yang berasal dari Ibliskarunia itu segera lenyap ketika roh jahat itu diusir (Kis 16:16-18)

Otoritas pertama yang Yesus berikan kepada para rasul adalah kekuasaan untuk mengusir setan (Mat 10:1; Mrk 16:17). Ini adalah kuasa umum yang didasari atas doa dan iman, yang dapat digunakan oleh perorangan dan oleh komunitas (doa pelepasan).

Dalam bentuk sederhana eksorsisme dilakukan dalam upacara Pembaptisan.

Eksorsisme resmi atau yang dinamakan eksorsisme besar hanya dapat dilakukan oleh seorang imam yang unggul dalam kesalehan, pengetahuan, kebijaksanaan dan integritas hidup, dan hanya dengan persetujuan Uskup

Eksorsisme itu digunakan untuk mengusir setan untuk membebaskan dari pengaruh setan, berkat otoritas rohani yang Yesus percayakan kepada Gereja-Nya (KGK 1673).

Sebelum eksorsisme dimulai tujuan yang terutama dan terpenting adalah mendiagnosa “apakah gejala-gejala yang terjadi disebabkan oleh kekuatan setani atau oleh sebab-sebab yang alami. 

Kadang-kadang tidak selalu dapat memperoleh diagnosa yang akurat. Karena ada jenis tertentu dari penyakit kejiwaan disalahpahami sebagai kerasukan setan. Jadi, kehadiran ahli jiwa akan merupakan bantuan yang berharga.

Tanda-tanda yang muncul saat proses eksorsis (bentuk-bentuk dari manifestasi-manifestasi setani, gejala dari kerasukan setan): berbicara dalam bahasa yang tidak dikenal, menampakkan kekuatan yang di luar kemampuan manusia biasa, mengetahui apa yang tersembunyi.

Tujuan akhir eksorsisme adalah pelepasan dari kehadiran atau penyakit yang disebabkan oleh kekuatan yang jahat.

Biasanya hampir seluruh kasus yang ditangani oleh para eksorsis adalah kasus-kasus yang berat, karena tidak ada seorang pun yang tahu akan keberadaan eksorsis sampai keadaannya parah.

Ada seorang gadis (X) yang berusia tujuh belas tahun menunjukkan sikap yang aneh, tetapi orang tuanya tidak mencari penyebab keanehan tersebut. 

Mereka berpikir bahwa X akan kembali normal dengan sendirinya, karena gejala awal yang dialami oleh X sangatlah ringan. Ketika keadaannya semakin parah, orang tuanya mulai mencari bantuan tenaga medis. Mula-mula mereka mencoba seorang dokter, kemudian ke dokter lainnya, tanpa membuahkan hasil. 

Akhirnya beberapa temannya menganjurkan dia ke arah yang salah dengan mengatakan bahwa ada kemungkinan X terkena kekuatan yang tidak alami dan menyarankannya untuk pergi ke seorang dukun. 

Setelah ke dukun, kerusakan awal menjadi berlipat ganda. Suatu hari X minta bantuan kepada Pastor Amorth. Proses penyembuhan tersebut memakan waktu selama bertahun-tahun, karena kekuatan setan telah mengakar secara mendalam. 

Situasi-situasi yang seperti ini memerlukan banyak pertemuan selama bertahun-tahun, dan kadangkala pelepasan tidak selalu berhasil. 

Iman dari pelaku eksorsis dan iman dari orang yang dieksorsis sangat membantu, sebagaimana juga doa-doa dari si korban, keluarga si korban, dan orang-orang beriman lainnya.

Naikkanlah permohonan doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang. Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah … supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran (1 Tim 2:1-4)

Bagaimana kita dapat jatuh ke dalam mangsa dari kegiatan setani yang luar biasa? Kita melakukannya melalui kesalahan kita sendiri atau sungguh-sungguh tanpa kita menyadarinya.

Kita dapat mengelompokkannya dalam empat kategori:

1. Dengan seijin Allah

Allah tidak menginginkan yang jahat bagi siapa pun, namun Ia mengijinkan hal itu jika itu merupakan kehendak kita (karena Ia menciptakan kita dengan kehendak bebas yang sempurna), Ia dapat menggunakan apa saja, bahkan yang jahat, untuk kebaikan kita

Allah selalu membiarkan kegiatan setani yang normal (godaan) dan memberikan kepada kita seluruh rahmat yang dibutuhkan untuk menolaknya, dengan akibat yang baik dari penguatan kehidupan rohani kita. 

Allah kadang-kadang juga membiarkan kegiatan setani yang luar biasa (kerasukan), kekuatan roh jahat, untuk meningkatkan kerendahan hati, kesabaran dan matiraga kita.

2. Ketika kita di bawah kekuatan mantra jahat

Ini merupakan kasus di mana korbannya sungguh-sungguh tidak dapat disalahkan. Mantera jahat menyebabkan penderitaan bagi orang lain melalui campur tangan dari setan.

Allah menciptakan kita secara bebas. Jika kita menggunakan dengan baik kebebasan yang Ia berikan kepada kita, maka kita akan memperoleh jasa. Jika kita menggunakan dengan tujuan jahat, maka kita akan memperoleh hukuman. 

Ilmu sihir secara khusus memasukkan sugesti-sugesti dan tindakan-tindakan ke dalam pikiran orang-orang yang imannya lemah.

3. Keadaan dosa dan tidak disesali

Dengan bertambahnya orang yang kurang beriman, demikan pula dengan kepercayaan akan takhyul akan bertambah. Dalam situasi saat ini, ada banyak kasus kehancuran keluarga, hidup di dalam perkawinan yang tidak tetap, kejahatan aborsi, penyimpangan seksual, kecanduan narkoba dan melakukan tindakan-tindakan kekerasan lainnya.

4. Berhubungan dengan orang dan tempat yang jahat

Katagori ini termasuk mempraktikkan atau membantu praktik pemanggilan roh orang mati, ilmu sihir, aliran setani, atau sekte-sekte – puncaknya adalah misa hitam.

Setiap bentuk sihir dipraktikkan dengan minta bantuan kepada Iblis

Bagaimana caranya kita membentengi diri dari semua kejahatan ini? Untuk semua kasus, jika tidak terjadi kerasukan, maka cukup memadai untuk menggunakan sarana-sarana umum yang biasa digunakan untuk memperoleh rahmat

Sarana-sarana itu adalah doa, sakramen, sedekah, menjalani kehidupan Kristiani, mengampuni kesalahan, dan mohon bantuan Tuhan, Bunda Maria, para kudus dan para malaikat.

Seluruh sejarah manusia sarat dengan perjuangan sengit melawan kekuatan kegelapan (GS 37; Mat 24:13; 13:24-30, 36-43)

(Sumber: Warta KPI TL No.117/I/2014 » Seorang Eksorsis Menceritakan Kisahnya, Pastor Gabriele Amorth).