Minggu, 29 Januari 2017

20.37 -

Pornografi dan pornoaksi

Kehangatan dan aktualitas persoalan “Pornografi dan Pornoaksi” dimunculkan di negara kita karena adanya perkembangan teknologi yang canggih, baik itu dalam bidang komputer maupun handphone. Seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang teknologi, bidang internet pun mengalami perkembangan yang pesat. 

Melalui internet inilah banyak orang tergoda untuk mengakses situs-situs porno yang dapat mengganggu dan membangkitkan hawa nafsu seksual manusia. 

Dengan melihat besarnya pengaruh fatal dari hal-hal yang berbau pornografi ini, khususnya bagi kaum muda maka kita perlu mengetahui bagaimana pandangan iman kristiani kita.

Pornografi adalah penyajian seks secara terisolir dalam tulisan, gambar, foto, film, pertunjukan atau pementasan dengan tujuan komersil. Mereka yang ingin menonton seksual ini harus mengeluarkan sejumlah uang.

Ciri-ciri pornografi:

1. Pornografi itu adalah perbuatan seks yang dilakukan demi seks itu sendiri, artinya: pementasan/pertunjukan hal-hal seksual itu terlepas dari nilai-nilai personal manusiawi seperti cintakasih dan kemesraan. 

Tandanya yakni pemusatan perhatian pada tubuh melulu, terutama pada penggunaan alat kelamin terlepas dari arti personal dan sosial seksualitas. 

Biasanya manusia hanya dipakai sebagai sarana dan obyek pemuas penonton atau dijadikan alat hiburan. Terutama dalam hal ini kaum hawa yang selalu dilukiskan sebagai kenikmatan yang tersedia.

2. Adanya rangsangan nafsu birahi dari penonton. Hal ini dilakukan secara ofensif dan agresif, artinya: bahwa birahi si penonton itu diserang sedemikian rupa oleh rangsangan-rangsangan dari perbuatan-perbuatan porno yang dilakukan dengan sengaja.

3. Adanya peningkatan daya rangsangan secara otomatis secara tidak terbatas. Karena para pelaku pornografi ini dapat menggunakan segala cara bahkan sampai menjurus ke hal-hal yang bersifat brutal yang dapat disebut sebagai teror jiwa.

4. Adanya usaha untuk membawa penonton memasuki dunia khayal, artinya, para pembuat pornografi tidak hanya bermaksud merangsang penonton, melainkan juga membawa penonton pada dunia khayalan tentang kenikmatan yang tidak terbatas.

Akibat-akibat pornografi:

1. Pornografi dapat mempengaruhi kesadaran umum masyarakat karena pornografi mengandung suatu gagasan/amanat tertentu tentang seksualitas yang bertentangan dengan iman kristiani. 

Misalnya: karena berbagai pola hubungan seksual yang ditunjukkan oleh pornografi, orang dapat diyakinkan bahwa pola kelakuan seksual tertentu adalah normal. Bahkan mereka dapat menganggap bahwa hal itu lazim dilakukan dan juga sesuai dengan norma moral. Misalnya: hubungan seks antara sesama homo/lesbian, hubungan seks antara manusia dan hewan.

2. Terjadinya penghancuran gagasan cintakasih dan kemesraan/keintiman dalam hubungan cinta kasih karena munculnya brutalisme (memadukan antara seks dan kekerasan) demi untuk mencari kenikmatan seksual.

3. Akibat berantai dari brutalisme adalah menumpulkan perasaan manusia terhadap penderitaan pribadi manusia yang lain.

4. Pornografi menimbulkan frustasi bagi orang yang menjadi mangsa dunia khayal dari kenikmatan yang tiada habis-habisnya. 

Orang dapat mengkhayalkan kenikmatan yang luar biasa, padahal dalam kenyataannya kehidupan seksual mereka sendiri hanya biasa-biasa saja, tidak mungkin bisa mencapai taraf seperti yang digambarkan dalam pornografi.

5. Pornografi dengan pertunjukkan seksual dan erotik itu berusaha untuk merangsang penonton secara paksa, sehingga dia didesak untuk mengidentifikasikan dirinya dengan apa yang dipamerkan dalam pornografi. 

Karena didesak terus-menerus secara paksa maka ada bahaya bahwa si penonton itu akan menyalurkan desakan erotis itu ke jalan yang menyimpang. 

6. Pornografi dapat mengganggu perkembangan seksual anak-anak dan remaja atau kaum muda, perkembangan seksualitas mereka tidak mengarah kepada seksualitas yang komunikatif dan kristiani atau didasari cinta kasih antara pria dan wanita.

Allah menciptakan manusia untuk memuliakan-Nya semenjak di dunia ini. Allah menghendaki agar tubuh manusia itu suci. Maka perlu dijaga dan dirawat agar tetap dalam keadaan suci dan sehat.

Keadaan dunia dewasa ini sungguh mengerikan karena hampir sebagian besar manusia di bumi ini tidak menghormati tubuh orang lain dan tubuhnya sendiri

Untuk itu manusia perlu disadarkan akan adanya realitas ini. Manusia harus peka terhadap gejala zaman yang menghancurkan masa depan kaum muda. Maka diperlukan adanya pertobatan universal bagi manusia. 

Jadi, persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah.

Gereja selalu tegas dalam ajaran iman dan tetap berpegang pada prinsip moral yang sehat serta mengajak kaum beriman untuk menghayati dan membangun kehidupan moral Kristiani yang sehat.

Tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan (1 Kor 6:13)

(Sumber: Warta KPI TL No.106/II/2013 » Pornografi & Pornoaksi, HDR Maret-April 2006 Tahun X).