Minggu, 18 Desember 2016

00.53 -

Tipologi » Adven - Natal

Yusuf anak Yakub ~ Yusuf ayah Yesus

Kisah Yusuf Perjanjian Baru (suami Maria) yang menerima wahyu dalam mimpi dan pergi ke Mesir, menggemakan kembali Yusuf Perjanjian Lama (anak Yakub) yang mengartikan mimpi dan pergi ke Mesir.

Yusuf Perjanjian Lama menyelamatkan Israel atau keturunan Yakub (Kej 45:5; 59:20), sedangkan Yusuf Perjanjian Baru menyelamatkan Yesus, Israel Baru.

Musa ~ Yesus

Kisah Yusuf Perjanjian Baru menggemakan kembali kisah Musa yang luput dari pembunuhan anak-anak lelaki oleh Firaun dan kembali setelah mereka yang hendak membunuhnya mati (Kel 2:1-10; 4:19).

Yusuf Perjanjian Baru meluputkan kanak-kanak Yesus dari pembunuhan oleh raja Herodes dan membawa kembali ke Palestina setelah mereka yang hendak membunuhnya mati.

Matius menunjukkan bahwa Yesus adalah Musa baru yang membawa pembebasan. Paralelisme Yesus dan Musa berlanjut pada pengganti Musa yang menyelesaikan karyanya dengan membawa kembali bangsa terpilih ke tanah terjanji, juga dinamai Yesus (Yosua).

Yesus berarti "keselamatan dari Tuhan". Baik Musa maupun Yesus adalah "penyelamat umat" mereka.

Matius menunjukkan bahwa cakupan nama Yesus lebih luas daripada Musa. Musa menyelamatkan hanya bangsa Ibrani dari perbudakan mereka di Mesir. Sedangkan Yesus menyelamatkan segala bangsa (Mat 28:19), bukan dari perbudakan Mesir tetapi dari perbudakan dosa.

Bileam ~ Orang-orang Majus

Istilah "orang-orang majus" pada masa Perjanjian Baru mempunyai cakupan makna yang luas, misalnya kaum astronom (peramal nasib berdasarkan bintang), peramal-peramal nasib, imam-imam peramal dan dukun-dukun.

Orang-orang Majus dalam Injil ini hendak dibandingkan oleh Matius dengan Bileam dari Perjanjian Lama, yaitu seorang peramal gaib yang dikisahkan dalam Bil 22-24. Dengan menggunakan analogi dari kisah orang Majus dan kisah Bileam, Matius hendak menyampaikan pesan Injilnya.

Jadi, kisah orang-orang Majus bukanlah tambahan atau bumbu yang tidak penting, tetapi justru menampilkan kabar gembira secara mini.

Untuk mengerti pesan utama Matius, baiklah kita membanding tokoh-tokoh dari kedua kisah di atas.

Tokoh utama Matius ialah orang-orang Majus, yang dibandingkan dengan Bileam. Kemiripan tokoh utama ini ialah mereka mendapatkan warta tentang akan lahirnya Raja yang memerintah banyak bangsa.

Penglihatan Bileam dilukiskan dalam Bil 24:7-17 yang merujuk pada munculnya kerajaan Daud, sedangkan penglihatan orang-orang Majus dikisahkan dalam Mat 2:2 yang merujuk pada Yesus Sang Mesias.

Sebagaimana Bileam telah melihat terbitnya bintang Daud, juga orang-orang Majus dalam Injil Matius telah melihat bintang dari Raja orang Yahudi pada saat terbitnya.

Raja Herodes ~ Balak

Pribadi raja Herodes dalam Matius dibandingkan dengan Balak, raja Moab. Keduanya berusaha menghancurkan pemimpin yang diramalkan.

Dengan menggunakan perbandingan di atas, Matius menggambarkan bagaimana kabar gembira disampaikan kepada orang Yahudi dan orang bukan Yahudi, kemudian dilanjutkan dengan dua macam tanggapan, yaitu menerima atau menolak.

Seperti kita ketahui, orang-orang Majus mewakili orang bukan-Yahudi, yaitu orang tidak pernah mendapatkan wahyu yang begitu jelas seperti orang Yahudi., tetapi mendapatkan wahyu melalui alam semesta (Rm 1:19-20;.2:14-15).

Dalam hal ini, bintang yang mereka lihat melalui astrologi itulah pewahyuan yang tidak sempurna. Pewahyuan yang sempurna menyingkapkan wahyu yang tidak sempurna, seperti dikatakan dalam Kitab Suci (Mat 2:2-6).

Reaksi orang bukan Yahudi ini ialah percaya dan datang menyembah, sedangkan orang Yahudi yang memiliki wahyu sempurna itu justru menolak untuk datang dan menyembah Raja yang baru lahir.

Di lain pihak, berhadapan dengan kabar gembira tentang kelahiran Sang Mesias, terjadi persekongkolan antara penguasa duniawi, imam-imam kepala dan para ahli Taurat, yaitu untuk menolak Yesus.

Hal yang sama akan terulang ketika Yesus memberitakan kabar keselamatan, yaitu bahwa Allah telah menghadirkan diri-Nya di tengah kita (Immanuel), yaitu dalam pribadi Yesus, Putra-Nya.

Dalam arti ini bisa dikatakan bahwa kisah masa kanak-kanak Yesus menurut Matius tidak hanya mewartakan kelahiran Yesus, tetapi juga menyajikan kisah Injil dalam bentuk mini.

Orang-orang Majus mewakili orang-orang yang mempunyai mata untuk melihat, yang tekun mencari Tuhan, dan kemudian sesudah mendapatkan petunjuk, datang dan menyembah Yesus yang bangkit.

Dalam Injil Matius tidak ada kisah tentang gembala, karena perwakilan itu sudah ditempati oleh orang-orang Majus.

Masing-masing kelompok dituntun oleh wahyu ilahi untuk datang ke Betlehem: orang Majus oleh bintang, para gembala oleh malaikat.

Sesudah menemukan anak itu dengan orang tua-Nya, para Majus memberi hormat dan hadiah, sedangkan para gembala memuji Allah. Kemudia mereka kembali ke tempat asal mereka masing-masing.

(Sumber: Dari Adven sampai Natal, Dr. Petrus Maria Handoko, CM).