Minggu, 18 Desember 2016

17.55 -

Perayaan Natal

Perayaan hari kelahiran pendiri dari agama-agama lain adalah perayaan awal keberadaan tokoh pendiri itu di dunia ini. Oleh para pengikutnya, kelahiran tokoh pendiri itu menjadi sangat penting mengingat karya yang dilakukan kemudian dalam membuat dan menyebarkan ajaran agama tertentu itu.

Perayaan Natal bukan hanya perayaan awal keberadaan di dunia ini dari seorang tokoh pendiri agama, tetapi jauh lebih dari itu, artinya mau menggarisbawahi suatu Misteri, yaitu penjelmaan Putra Allah menjadi manusia.

Secara konkret, Putra Allah dilahirkan oleh Santa Perawan Maria di Betlehem. Ini adalah Misteri kelahiran Kristus, Juruselamat (sacramentum nativitatis Christi). Di sini ditekankan data historis misteri Inkarnasi.

Jadi, perayaan Natal merupakan pewartaan bukti dasar yang sungguh nyata dari awal penyelamatan Allah dengan cara manusiawi.

Dengan demikian, perayaan Natal bukanlah sekedar merayakan fakta masa lampau kelahiran dari seseorang tetapi merupakan perayaan fakta yang terus-menerus menjadi baru bagi kita yang hidup sekarang ini, yaitu "Sang Sabda telah menjadi daging" (Yoh 1:14). Allah beserta kita, Immanuel, dalam rupa seorang bayi yang lahir seperti kita.

Perayaan Natal adalah perayaan Misteri Keselamatan, yaitu titik awal kisah Misteri Paskah di mana "daging" yang hadir di tengah kita ini akan menjadi korban penebus dosa seluruh umat manusia.

Melalui "daging" itu, terjadilah proses persilangan, yaitu Allah menjadi manusia supaya manusia menjadi Allah. Maksudnya, Sang Sabda telah mengambil apa yang menjadi milik kita supaya memberikan kepada kita apa yang menjadi milik-Nya.




(Sumber: Dari Adven sampai Natal, Dr. Petrus Maria Handoko, CM).