Jumat, 04 November 2016

00.21 -

Janji-janji Allah dalam menghadapi ketakutan



Ketakutan adalah kekuatan yang paling merusak dan menghancurkan kehidupan manusia

Ketakutan yang muncul dalam pikiran dan perasaan seringkali tidak didasarkan pada fakta yang ada. Sebuah studi yang dilakukan University of Michigan mengungkapkan bahwa 60% ketakutan manusia sama sekali tidak berdasar dan tidak pernah menjadi kenyataan; 20% disebabkan oleh masa lalu yang sama sekali di luar kendali; 10% didasarkan pada hal-hal sepele. Dari sisanya 10%, hanya 5 % yang beralasan



Dari data penelitian ilmiah di atas kita bisa menarik kesimpulan sederhana bahwa ketakutan memang sungguh menyita energi kita. Ketika ketakutan bersemi, kita akhirnya mengurungkan semua tekad kita. Kita tidak bertindak apa-apa sehingga mimpi yang kita miliki hanya tinggal mimpi dan tidak pernah menjadi kenyataan.



Ketika rasa kuatir yang berlebihan muncul, sebenarnya kita mengimani bahwa hal-hal buruk akan terjadi dalam hidup kita.



Jika kita mencari Tuhan, Dia akan melepaskan kita dari kegentaran dan kita akan tinggal aman terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka (Mzm 34:5; Ams 1:33). 


Jadi, ingatlah janji-janji Tuhan di bawah ini

Jangan takutAkulah perisaimu (Kej 15:1) … perisai keselamatan (Mzm 18:36). Tuhan Allah adalah matahari dan perisai … Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela (Mzm 84:12).

Setia kepada Allah atau kepada teman dapat membuat pihak lawan marah besar dan ingin membalas dendam. Ingat akan kemarahan mereka, kita menjadi kuatir. Sebab itu janganlah kita takut kepada manusia atau lalai mengandalkan kasih setia-Nya.

Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau (Kej 26:24).

Hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang (2 Tim 2:24). Andaikata ada orang yang iri hati hendak merebut kepunyaan kita yang sah, biarlah mereka memperolehnya! Karena di balik pertengkaran (=Esek – Kej 26:20) dan kebencian (=Sitna – Kej 26:21) ada kelapangan (=Rehobot – Kej 26:22). 

Jadi, belajarlah lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus, karena orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah (Mat 11:29; Mzm 37:11).
*
Jangan takut pergi ke … (Kej 46:3).

Perintah Allah tegas kepada anak-anak-Nya, tapi pada saat bersamaan nampak bertentangan dengan kita tentang kehendak-Nya. Allah mungkin memilih tempat-tempat atau bangsa yang nampaknya mustahil bagi kita, sebagai kekecualian dalam perjalanan hidup kita, sampai langkah lain dipersiapkan. 

Kekecualian itu insidentil, tapi penting, namun bukanlah akhir dari segala-galanya (Kej 46:3-4 – Yakup; 1 Raj 17:9 - Elia). 

Di dunia ini tidak ada tempat yang lebih aman atau yang lebih enak, selain berada di sana dalam kehendak Allah. Tidak usah takut berada di sana!
*
Jangan takut, … kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud … (Kej 50:19-20).

Terkadang kita diperlakukan tidak adil secara menyedihkan oleh orang lain sampai pada suatu saat keadaan berbalik dan orang itu berada dalam kekuasaan kita. 

Itulah saatnya bagi kita untuk bermurah hati dan berbelas kasihan. Perbuatan mengampuni dan melupakan menunjukkan bahwa kita adalah pengikut-pengikut Tuhan Yesus yang berdoa: “Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Luk 23:34).
*
Jangan takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari Tuhan (Kel 14:13).

Pepatah mengatakan: “Gajah sama gajah berkelahi, pelanduk mati di tengah”. Berada di tengah bukanlah posisi yang tepat. Gambaran seperti itu sering terjadi di dalam sebuah organisasi.

Ketika situasi sedang gawat, saling melontarkan tuduhan dan celaan, bukannya berseru kepada Allah meminta nasihat dan keberanian. 

Bangkitlah! Siap sedialah melakukan perintah Allah! Tetaplah sabar, tenanglah sekalipun berada dalam ketegangan yang mendebarkanberkat-Nya akan dilimpahkan kepada anak-anak-Nya, yang mengandalkan-Nya

Dengan berdiri tetap kita akan melihat keselamatan dari Tuhan pada hari ini juga! Keadaan gawat diizinkan Allah terjadi supaya kita mengalami kesetiaan-Nya yang abadi. Sebab itu janganlah takut!
*
Jangan takut, sebab Allah telah datang dengan maksud mencoba kamu (Kel 20:20).

Sering Tuhan mengizinkan kekejaman dan kejahatan menimpa kita, supaya kita belajar berani percaya kepada-Nya; dengan demikian kita belajar menikmati pemeliharaan dan kasih setia Allah yang tak putus-putusnya dalam hidup kita

Rasa takut dapat timbul karena adanya peristiwa alam (Kel 20:18) atau orang-orang di sekitar kita (Yes 8:12), atau dari dalam hati kita sendiri (Ayb 3:25). Takutlah kepada Allah! (Yes 8:13). Jangan takut kepada siapa pun atau apa pun juga!
*
Janganlah memberontak kepada Tuhan, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu … (Bil 14:9).

Krisis-krisis besar seperti kesengsaraan dan marabahaya dapat menimpa hidup kita. Namun, semua itu dapat menyingkapkan apakah kita sungguh-sungguh berjalan dengan Tuhan dalam iman, atau dengan penglihatan; apakah kita digerakkan oleh kesetiaan atau ketakutan; apakah kita berjalan untuk memperoleh kemenangan besar bagi Allah atau kita kembali mengembara di padang gurun yang tak bertujuan dan penuh kesia-siaan. 

Allah mengajak kita untuk taat tanpa ragu kepada perintah-Nya, sekalipun jalan yang terbentang nampak suram dan menakutkan, dan teman-teman kita mulai lemah (Bil 14:6-10). 

Percaya berarti tidak takut, taat berarti tidak gentar akan rintangan atau perlawanan yang gigih.
*
Janganlah takut kepadanya, sebab Aku menyerahkan dia ke dalam tanganmu (Bil 21:34).

Pencobaan-pencobaan dapat semakin menyiksa dan berbagai kesulitan semakin menyedihkan, sementara kita mendekati akhir perjalanan hidup kita. 

Ingatlah! Kesengsaraan menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan (Rm 5:3-4). 

Sesungguhnya, Tuhan yang diam dalam kita lebih besar daripada segala pencobaan di dalam dunia! Allah telah berjanji akan menyertai kita setiap hari, bahkan pada akhirnya sebuah tempat kediaman dipersiapkan bagi kita (Bil 21:34; Mzm 136:19-24).
*
Janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar (Ul 20:3).

Bagi orang Kristen hidup adalah peperangan melawan musuh sekaligus persekutuan dengan Allah. Musuh-musuh kita mungkin orang-orang yang berbahaya secara fisik dan mental, atau setan-setan yang keji. Dan dari segala segi, mereka kelihatan terlalu kuat bagi kita. 

Sebagai prajurit yang baik dari Kristus Yesus (2 Tim 2:3-4), kita harus disiplin, menanggung kerasnya kehidupan dan mengenakan perlengkapan senjata Allah (Ef 6:11-18). Tuhan tidak memberikan perlengkapan apa pun untuk mundur. Mahkota disediakan hanya bagi pemberani, bukan bagi pengecut.
*
Tuhan akan menyertaitidak akan membiarkantidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati (Ul 31:8).

Di sepanjang perjalanan yang lama di padang gurun, seringkali orang yang belum dewasa imannya bersungut-sungut kendati telah banyak mujizat yang telah dilakukan Allah bagi mereka

Melalui pemberontakan, kecaman dan ketidakpercayaan, orang yang lebih dewasa imannya belajar mengenal dan meresapi kenyataan ajaib janji Ilahi (Kel 33:14 – Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketentraman kepadamu); secara rahmani Allah telah menetapkan orang yang lebih dewasa imannya mengajar dan membantu yang lebih muda (Naomi – Rut; Elia – Elisa; Paulus – Timotius; Musa - Yosua). 

Sebab itu kita tidak perlu “takut dan patah hati” karena Tuhan tidak akan pernah lalai dengan janji-Nya.
*
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab Tuhan, Allahmu, menyertai engkau, kemanapun engkau pergi (Yos 1: 9).

Praktik sangat berbeda dengan teori, sebenarnya itu tidak perlu terjadi jika dalil itu tepat, pelaksanaannya seharusnyalah menjamin terciptanya hasil yang sesuai. Ketika hendak memasuki pertempuran yang sebenarnya, kita membutuhkan jaminan dan dorongan baru dari Allah (Ul 31:8; Yos 1:2-3, 5-6). 

Untuk mengatasi tantangan yang lantang ini atau yang semacamnya, tersedia bagi kita Roh ketidaktakutan dan kesetiaan. 

Untuk tantangan-tantangan baru, ada keberanian yang diperbarui. Untuk pelayanan dengan bahaya yang tak diketahui sebelumnya, ada kekuatan yang kekal yang tidak akan mengecewakan. Untuk ketidakpastian, ada keberhasilan yang terjamin; untuk kemalangan, ada pengalaman ajaib; dan untuk kekurangan, ada kemakmuran. 

Semua sumber itu diwujudkan atas tiga syarat dasar: (1) renungkan firman Allah siang dan malam. (2) kuatkan dan teguhkanlah hatimu. (3) janganlah kecut dan tawar hati (Yos 1:8-9).
*
Janganlah takut dan janganlah tawar hati. Ketahuilah, Aku serahkan kepadamu … (Yos 8:1).

Kegagalan bukanlah akhir dari segala-galanya. Pelanggaran membuat kita gemetar ketika kita seharusnya berani seperti singa. Dosa membuat kita malu dan takut. 

Tetapi bila kesalahan sudah diakui (1 Yoh 1:9; Ams 28:13), kegagalan mulai dilupakan, kita menuju kepada iman yang baru dan kebebasan

Kita yang telah diampuni, namun masih dipenuhi keraguan dan rasa takut, taruhlah iman kita pada janji Allah yang pasti, bukan pada perasaan-perasaan kita. 

Iman tidak mempertimbangkan apa yang kelihatan, keadaan, kemustahilan dan ketidakmungkinan. Iman mengandalkan kesetiaan Allah; Allah yang setia menyucikan kita dari segala ketidakbenaran dan Ia setia mengalahkan semua musuh kita. Kalau begitu, mengapa harus takut?
*
Tinggallah padaku, jangan takut; sebab siapa yang ingin mencabut nyawamu, ia juga ingin mencabut nyawaku; di dekatku engkau aman (1 Sam 22:23).

Ada sahabat yang lebih karib dari pada seorang saudara (Ams 18:24); mereka masing-masing akan seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar, di tanah yang tandus (Yes 32:2). 

Seringkali Tuhan menyatakan persahabatan-Nya kepada kita melalui persekutuan dengan seseorang yang Ia pertemukan kepada kita, saat kita dalam kesesakan (1 Sam 22:20-23).

Kepada pengecut, kita dapat menjadi kekuatan; kepada yang ketakutan, benteng pertahanan; kepada yang kuatir, suatu jaminan; dan kepada penakut, seorang sahabat. Sahabat yang setia dapat melenyapkan ketakutan kita.
*
Jangan takut, sebab … tidak akan menangkap engkau (1 Sam 23:17).

Terkadang orang yang berkuasa bersikap tidak adil dan tak kenal ampun. Mereka dihantui pengalaman masa lalu, secara nyata atau khayali, dan biasanya berlebihan. Kebengisan mereka dilampiaskan kepada anak-anak musuh bebuyutannya, sehingga hati anak-anak itu resah dan kecut. 

Kita dapat membuang ketakutan kita setelah diterima dan diperlakukan sebagai sahabat, oleh seseorang yang mempertaruhkan nama dan nyawanya untuk menguatkan kita (1 Sam 23:14-28).
*
Janganlah kamu takut terhadap …; tinggallah di … dan takluklah kepada … maka keadaanmu akan lebih baik (2 Raj 25:24).

Menerima keputusan ilahi dengan sikap positif adalah salah satu disiplin tersukar dalam kehidupan ini. Jika kita mengeraskan hati terhadap keputusan Allah, itu akan merugikan diri kita sendiri, dan mungkin juga orang lain

Tapi jika kita merendahkan hati di bawah tangan Allah yang berkuasa, kita akan diampuni, dan dikasihi Allah. Jika kita mengakui pelanggaran kita, kita akan dibersihkan dari segala kesalahan kita. 

Orang yang percaya kepada Kristus janganlah sekali-kali kembali kepada sifat keduniawian (Yer 42:19; Ul 17:16 – Mesir melambangkan dunia), yang dari kungkungannya itu ia telah diselamatkan; tapi untuk itu ia harus bersedia dihajar (Ibr 12:11 – tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberi damai kepada mereka yang dilatih olehnya). 

Ada rahmat bagi orang yang lemah; kasih karunia bagi yang takut akan Tuhan, dan kehormatan bagi yang rendah hati.
*
Jangan takut … tetapi buatlah lebih dahulu bagiku … , kemudian barulah kaubuat bagimu … (1 Raj 17:3).

Tabiat alamiah manusia menentang penyerahan tanpa syarat. Hanya melalui kemalangan, kesesakan, dan ketidakberdayaan, kita mulai mengerti dengan mencari dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepada kita (Mat 6:33), ini adalah pelajaran yang paling mengesankan, sekaligus sukar dilakukan. 

Hanya melalui ujian berat, kita dapat belajar bahwa asas dan janji Allah itu benar.
*
Jangan takut, sebab lebih banyak yang menyertai kita dari pada yang menyertai mereka (2 Raj 6:16).

Mata jasmani melihat keadaan, melihat bahaya dan kesukaran, melihat kecemasan. Mata iman melihat Juruselamat (Rm 8:31 – Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?), melihat kesukaran tetapi mengandalkan Allah (Mzm 3:5-7 – Tuhan menopangku, aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku), melihat malaikat sorga (Ibr 1:13-14 – malaikat adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan).

Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Janganlah takut dan terkejut … karena yang menyertai kita lebih banyak dari pada yang menyertai dia (2 Taw 32:7).

Keberanian seorang pemimpin adalah dorongan yang besar bagi anak buahnya (2 Taw 32:7-8 - … yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah Tuhan, Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita).

Ketidaktakutan kita karena mengandalkan Allah, akan membesarkan hati dan membuat hati orang lain berani.
*
Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana Tuhan memberikan kemenangan kepadamu. Janganlah takut dan terkejut. Majulah menghadapi mereka, Tuhan akan menyertai kamu (2 Taw 20:17).

Sering kita harus berhenti mengandalkan kekuatan kita, tapi percaya mutlak kepada Allah (2 Taw 20:15). Jaminan firman dan Roh itu adalah berakhirnya kekuatiran.
*
Sekalipun tentara berkemah mengepung aku, tidak takut hatiku; sekalipun timbul peperangan melawan aku, dalam hal inipun aku tetap percaya (Mzm 27:3).

Puji-pujian mazmur ini menggantikan segala kegelisahan (Mzm 27:1):

1 Tuhan adalah terangku » kegelapan sering menjadi awal dari mara bahaya dan ketakutan. Tapi jika seseorang mempunyai Terang Dunia, ia dapat berjalan dengan selamat dan aman. 

2 dan keselamatanku » Tangan Allah bukannya tidak perkasa sehingga tidak dapat menyelamatkan, atau telingaNya bukanlah berat mendengar sehingga Ia tidak dapat mendengar. Ia bangkit untuk menyelamatkan semua orang lemah di dunia.

3 Tuhan adalah benteng hidupku » Kita dikuatkan dan diteguhkan oleh Roh-Nya yang diam dalam hati kita (Ef 3:16).

4 terhadap siapakah aku harus gemetar? » Periksalah satu demi satu musuhmu dan ketakutanmu. Nilailah kekuasaan mereka dan taksirlah dengan seksama perlawanan mereka.

Tuhan yang Mahatinggi lebih berkuasa dari pada siapapun, bahkan dari mereka secara bersamaan. Dengan iman, kita beroleh kekuatan dalam kelemahan (Ibr 11:34), justru dalam kelemahanlah kuasa Tuhan menjadi sempurna (2 Kor 12:9).
*
Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut (Mzm 46:3).

Kita tidak perlu takut karena Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti (Mzm 26:2). 

Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup, maksudnya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya (Yoh 7:37-39).
*
Kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? (Mzm 56:5).

Siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka (Ams 1:33). Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada Tuhan, dilindungi (Ams 29:25). Janganlah takut, karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat (Ams 3:25-26).
*
Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada Tuhan (Mzm 112:7)

Betapa cepat situasi dalam kehidupan ini berubah! Bisa saja kita sedang menikmati persekutuan sambil minum-minum teh, tiba-tiba datang e-mail yang mengubah segala-galanya. Dering telepon terus-menerus dapat membangunkan kita dari tidur nyenyak, membuat kita gelisah dan kuatir. Tidak ada orang yang menelepon kita malam-malam kalau tidak ada kabar buruk.

Umat Tuhan tidak perlu takut, karena hidup kita ada dalam tangan Allah (Mzm 31:16). Tuhan adalah gembala kita karena itu kebajikan dan kemurahan mengikuti kita seumur hidup kita (Mzm 23:1, 6).

Rancangan-Nyadamai sejahtera” dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11). Dia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana-Nya (Rm 8:28).
*
Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! … (Yes 35:4).

Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; Di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa (Kol 1:13).

Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Rm 14:17).

Dengan penyegaran Roh yang diam di hati kita, maka kehidupan kita yang suram dan gersang ini haruslah berbunga seperti bunga mawar. Oleh kuat kuasa Roh itu tangan yang lemah dikuatkan untuk melayani, dan mata yang buta oleh dosa dicelikkan untuk melihat kebajikan dan kemuliaan Allah (Yes 35:1-2). Roh Kudus adalah sumber sejati dari ketentraman dan pelayanan.
*
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan (Yes 40:10).

Tidak ada firman Tuhan tentang jaminan yang lebih manis dan lebih kuat daripada ayat ini, ayat ini sebagai perlindungan terhadap kekuatiran dan ketidakpastian.

1 Aku menyertai engkau » walaupun kadang-kadang ditaklukkan oleh dukacita, tapi tetap yakin dan percaya akan kehadiran Tuhan.

2 Aku ini Allahmu » Allah kita bukanlah zat yang sangat halus, atau kekuatan yang tidak berpribadi. Ia adalah Pribadi yang dengan Dia, kita dapat mempunyai persekutuan yang intim dan mesra.

3 Aku akan meneguhkan » sebelum Pentakosta, para murid Tuhan Yesus lemah imannya, sekalipun mereka adalah pengikut Yesus yang setia. “Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu”, demikianlah janji Tuhan Yesus (Kis 1:8), dan Ia menjadi kekuatan mereka. Ia juga adalah kekuatan kita. 

4 Aku akan menolongmemegang engkau » perlindungan Allah (Mzm 37:24 – apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang tangannya).
*
Jangan takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku (Yes 43:1).

Melalui penebusan oleh Tuhan Yesus (Ef 1:7; Why 5:9), kita diselamatkan dan menjadi anak-anak Allah; dan nama kita tercantum dalam Kitab Kehidupan. Kita tidak perlu takut lagi sebab “kita kepunyaan-Nya”.

Kita dapat mengharapkan Allah senantiasa memelihara kita, sebab Ia berjanji “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau.” (Yes 43:2).
*
Jangan takut …. Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus, dan hujan lebat ke atas tempat yang kering (Yes 44:2-3).

Kehausan ibarat kerinduan akan Allah yang tak terpuaskan (Mzm 63:2). 
*
Janganlah takut jika diaibkan oleh manusia dan janganlah terkejut jika dinista oleh mereka (Yes 51:7).

Sejarah mengumandangkan kesombongan orang-orang fasik yang membenci Tuhan dan anak-anak-Nya, dan bualan kosong mereka yang segera lenyap dan tak berarti. Kemenangan orang jahat hanya sejenak. Kita nampaknya terperosok ke dalam lubang, tapi pada akhirnya orang jahat itu sendiri yang terjerumus ke lubang galiannya sendiri (Mzm 57:5, 7; Est 7:10).

Ingatlah janji Tuhan ini “Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut terhadap manusia yang memang akan mati? (Yes 51:12).
*
Jangan takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu, dan janganlah merasa malu … (Yes 54:4). 

Kuatir akan dipermalukan adalah pengalaman yang sangat menyedihkan. Dipermalukan karena kelakuan kita yang tidak senonoh memang menyedihkan, tapi lebih parah lagi bila dipermalukan karena meragukan kesetiaan Allah.

Tuhan Maha Pengasih mempedulikan mereka yang putus asa, kesepian dan tak dikasihi; yang bersedih karena ditinggalkan, yatim dan janda; juga semua orang yang pada masa lalunya penuh kesedihan; sekarang penuh dukacita, dan masa depannya dilanda ketidakpastian. Kepada orang-orang macam itulah Tuhan memberi jaminan pasti 

1 Engkau akan melupakan malu keremajaanmu, dan tidak akan mengingat lagi aib kejandaanmu (Yes 54:4) » hari-hari kemarin dilupakan.

2 Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan salah (Yes 54:17) » hari ini disertai pelindungan-Nya.

3 Dalam kasih setia abadi, Aku telah mengasihani engkau. Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan, dan besarlah kesejahteraan mereka (Yes 54:8, 13) » hari esok cerah dengan berkat-Nya.

Dengan janji dan pengharapan itu kita bersandar dengan penuh percaya kepada Penebus, yang menegaskan “Jangan takut, sebab engkau tidak akan mendapat malu!
*
Janganlah takutjanganlah gentarAku menyelamatkan engkau dari tempat jauh (Yer 30:10)

Hanya melalui penghukuman dan pengampunanlah orang berdosa diselamatkan. Bagi kegagalan ada pengampunan; bagi dosa ada keselamatan; bagi perbuatan salah ada pemulihan bagi yang menyesal (Mzm 130:3-4; Mzm 51:12, 14; Yer 46:27).
*
Janganlah takut …, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu (Dan 10:12).

Banyak sekali setan dan roh jahat yang membenci Allah dan umat-Nya; suatu fakta yang menakutkan, namun yang tidak perlu ditakuti. Orang percaya diajak untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah (Ef 6:1-18).

Bagi orang Kristen yang berada dalam kemelut ujian, tertundanya jawaban atas doa bukan berarti Tuhan tidak mempedulikan mereka. Kita malah harus bertekun dalam doa (Ibr 10:36).
*
Jangan takut, bersorak-soraklah dan bersukacitalah, sebab Tuhan telah melakukan perkara yang besar! (Yl 2:21).

Rahasia ketidaktakutan adalah suara hati yang bebas dari kutukan, yakin dan percaya kepada Allah yang setia pada janjiNya, dan kesukaan yang ceria

1 Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan (Yl 2:12-13)

» Awalnya adalah penyesalan yang benar, penyesalan yang sungguh-sungguh memberi kepastian akan pengampunan dosa dan kekuatan melayani.

2 Yang datang dari … (Yl 2:20)

» iman percaya bahwa Allah akan menjauhkan dari … Tujukanlah mata kita kepada Tuhan yang kekal, bukan pada musuh kita yang hanya manusia belaka.

3 Bersoraklah dan bersukacitalah, sebab Tuhan telah melakukan perkara besar (Yl 2:21)

» iman tidak perlu tahu bagaimana dan kapan atau melalui siapa jawaban doa itu akan datang; yang pasti doa itu akan dijawab! 
*
Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Jangan takut! (Hag 2:6

Tuhan menegur dengan perantaraan nabi: “Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit. Oleh karena apa? Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri (Hag 1:5-6, 9).

Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk kuatir karena banyaknya musuh atau sumber penghasilan yang kurang mencukupi. Ketika kita bertanggung jawab dalam kewajiban kita dan mulai dengan segenap hati mentaati Allah, mungkin kesukaran-kesukaran nampak bertambah dan ketakberdayaan kita menyebabkan kegagalan tertentu. Dalam keadaan demikian Tuhan berfirman: “Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!” 
*
Janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka (Mat 10:28).

Iblis berjalan keliling sama seperti singa mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1 Ptr 5:8-9). Jangan takut! Jiwa kita bernilai lebih tinggi daripada tubuh.

Kematian tubuh orang percaya adalah awal kekekalan bersama Juruselamat; dan kita akan memperoleh tubuh baru dalam kekekalan (Flp 3:20-21).
*
Janganlah kamu takut; sebab aku tahu … (Mat 28:5)

Apakah ketakutan dan kekuatiran kita berasal dari sumber alamiah atau supra-alami, orang Kristen tidak perlu takut karena kita adalah anak-anak Allah, baik sekarang maupun dalam kekekalan. Jadi, kita tidak usah kecut terhadap penyakit atau maut.
*
Jangan takut, mulai dari sekarang engkau akan … (Luk 5:10).

Bagi setiap orang yang menyesali dosa-dosanya, jangan takut! Tuhan Yesus datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang (Luk 19:10).

Bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya Kristus menyelamatkan kita (Tit 3:5). Jiwa yang sunguh-sungguh disentuh oleh Juruselamat akan menyadari dosa dan ketidaklayakannya (Luk 5:8; Yes 6:5).
*
Jangan takut, percaya saja … (Luk 8:50).

Kepada orang yang berduka di mana pun juga, Sang Juruselamat tetap berkata: “Jangan takut, percaya saja!” Percaya apa? Percaya bahwa Tuhan sanggup melakukannya. Sekalipun berada dalam gelap, janganlah meragukan apa yang Allah katakan dalam terang! Ingat! Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah (Ibr 11:6). Mungkin akan datang penundaan demi menguji iman kita, tapi pertolongan dari sorga tidak akan datang terlambat.
*
Jangan takut! Engkau harus … oleh kasih karunia Allah, maka semua orang yang bersama-sama dengan engkau akan selamat karena engkau (Kis 27:24).

Allah adalah penolong bagi orang yang putus harapan. Mata-Nya tertuju kepada hamba-Nya, dan telinga-Nya terbuka terhadap jeritan hamba-Nya. Maka Dia mengutus malaikat-malaikat-Nya sehingga hamba-Nya dapat menasehati orang yang putus harapan dan orang tersebut mendapat keselamatan.
*
Janganlah takut, hai kamu kawanan kecil! Karena Bapamu telah berkenan memberikan Kerajaan itu (Luk 12:32).

Melalui iman yang menyelamatkan dalam Tuhan Yesus, kita dipindahkan ke dalam Kerajaan-Nya (Rm 14:17), kita memilikinya masa kini maupun pada masa yang akan datang. Karena itu kita dapat bernyanyi meski berada dalam kekelaman, menaikkan pujian sewaktu dianiaya, dan membalas yang jahat dengan yang baik. Kita mengasihi sesama sebagaimana Ia mengasihi kita, dan kita dapat berdiri teguh tidak goyah, dan giat selalu dalam pekerjaan Tuhan (1 Kor 15:58). 
*
Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim 1:7).

Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan (1 Yoh 4:18).

Sebagai ganti ketakutan, Allah telah memberikan kepada kita:

1 Roh kekuatan » kuat kuasa orang percaya untuk berdiri teguh dalam Tuhan terhadap segala kekuatan musuh. Sebab itu, lawan dan tolakkah ketakutan dengan kuasa firman. Dengan lemah lembut dan dengan pertimbangan yang tenggang hati, yang didorong oleh Roh Allah, kita mengasihi musuh kita, sehingga dengan demikian kita melucuti senjata mereka.

2 Roh kasih » kasih sayang yang lembut terhadap manusia.

3 Roh ketertiban » bukan fanatisme ataupun kedegilan, tetapi keputusan yang baik, pertimbangan dengan ketajaman berpikir, dan kebijaksanaan.
*
Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! (Why 2:10)

Kita adalah ahli waris (orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah), penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita (Rm 8:17-18).

Janganlah takut terhadap nyala api yang datang sebagai ujian karena Imam besar kita turut merasakan kelemahan-kelemahan kita dan Allah juga sumber segala penghiburan dalam segala penderitaan. Jadi, bersukacita, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus (1 Ptr 4:12-13; Ibr 4:15; 2 Kor 1:3-4). 
*
Tenanglah! Aku ini, jangan takut! (Mrk 6:50)

Badai itu bukanlah tanda kita tidak taat atau Tuhan meninggalkan kita. Sebaliknya, bahaya sering diizinkan menguji iman kita untuk menunjukkan kesetiaan-Nya.

Tidak akan ada badai yang dapat menakutkan atau cedera datang menimpa kecuali diperbolehkan oleh-Nya. Kita mungkin tidak dapat melihat Dia karena kegelapan dan bahaya, tapi Ia tidak pernah meninggalkan atau membiarkan kita! 

(Sumber: Warta KPI TL No. 89/IX/2011 » Jangan Takut, V. Raymond Edman).