22.15 -
*Doa*
Orang-orang tidak bersepatu
Ada seorang pengembara yang sangat keheranan melihat di sebuah desa yang cukup besar, tetapi setiap orang yang dilihatnya tidak ada yang memakai sepatu; padahal jalanan desa itu sangatlah kasar, banyak batu-batu yang tajam.
Pengembara itu pun memberanikan diri untuk bertanya kepada seorang laki-laki yang kebetulan berpapasan dengannya, “Mengapa tidak seorang pun di desa ini memakai sepatu? Apakah orang-orang di sini belum tahu tentang sepatu?” Laki-laki itu menjawab, “O, semua orang di desa ini tahu tentang sepatu.”
“Tetapi mengapa mereka tidak memakai sepatu untuk melindungi kakinya?” “Itulah masalahnya, tidak seorang pun mau memakai sepatu,” jawab laki-laki itu.
Pengembara tersebut terus berjalan menyusuri jalanan desa masih dengan penasaran tentang orang-orang desa yang tidak bersepatu. Ia pun bertanya kepada seorang anak muda, “Apakah di sini tidak ada yang menjual sepatu?”
“Desa ini justru sangat terkenal dengan produksi sepatunya. Lihatlah, bangunan besar itu adalah pabrik sepatu dan orang-orang desa ini tahu benar bahwa sepatu yang diproduksi di sini sangat berkualitas.”
Kita sebagai orang Kristen mempunyai pengalaman yang sama dengan orang-orang desa yang tidak mau memakai sepatu meskipun mereka tahu persis betapa pentingnya sepatu itu untuk melindungi kakinya.
Bedanya, yang kita alami adalah masalah doa. Kita tahu banyak tentang doa bahwa doa itu sangat besar kuasanya/menjadikan sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin/bisa menggagalkan siasat Iblis dll. Kita adalah orang-orang yang sangat rugi jika hanya mengerti tetapi tidak pernah menikmati manfaatnya karena tidak pernah berdoa.
(Sumber: Warta KPI TL No. 59/III/2009 » Orang-orang tidak bersepatu, Mansor Mei 2003 No. 62 Tahun VI)