Jumat, 17 Juni 2016

Konsultasi Hegai


Ketika seseorang diberkati oleh Raja di atas segala Raja, pada saat itulah kelihatan aslinya. Seringkali berkat itu bukan untuk  menyenangkan hati Raja tetapi hanya untuk memuaskan hawa nafsu sendiri, terjadi ketamakan.

Marilah kita belajar dari Ester (Est 2:12-15):

Tiap-tiap kali seorang gadis mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Ahasyweros, dan sebelumnya ia dirawat menurut peraturan bagi para perempuan selama dua belas bulan, sebab seluruh waktu itu digunakan untuk pemakaian wangi-wangian: enam bulan untuk memakai minyak mur dan enam bulan lagi untuk memakai minyak kasai serta lain-lain wangi-wangian perempuan.

» Sebelum menghadap raja, gadis-gadis yang telah dipilih harus mengikuti beauty treatment selama setahun, gaya hidup mereka serba diatur.

Lalu gadis itu masuk menghadap raja, dan segala apa yang dimintanya harus diberikan kepadanya untuk dibawa masuk dari balai perempuan ke dalam istana raja.

Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua, di bawah pengawasan Saasgas, sida-sida raja, penjaga para gundik. Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya.

» Setelah melewati masa itu, mereka dibawa ke perbendaharaan raja (tempat penyimpanan harta benda raja yang paling hebat yang dimiliki raja), mereka boleh memilih semua yang mereka suka tanpa batas. Dan semua yang mereka pilih harus bisa mereka pakai pada waktu menghadap raja. Hal itulah yang akan menentukan apakah raja masih mau dengan gadis itu atau gadis itu akan ke luar dan menjadi gundik. Di sinilah mentalitas bawaan (cara berpikir/keinginan-keinginan daging) kelihatan aslinya.


Ketika Ester anak Abihail, yakni saudara ayah Mordekhai yang mengangkat Ester sebagai anak mendapat giliran untuk masuk menghadap raja, maka ia tidak menghendaki sesuatu apapun selain dari pada yang dianjurkan oleh Hegai, sida-sida raja, penjaga para perempuan. Maka Ester dapat menimbulkan kasih sayang pada semua orang yang melihat dia.

» Gadis-gadis lain hanya sibuk memikirkan kepentingannya sendiri. Kecuali Ester, dia tahu siapa yang paling kenal raja itu, maka dia melakukan tepat seperti yang dikatakan Hegai (lambang Roh Kudus). Hegai dipercaya raja untuk menyiapkan calon ratu. Karena dia yang paling tahu selera raja.

Ester berkata: “Ini penentuan nasib, apakah aku akan jadi gundik seumur hidup atau ada mahkota di atas kepalaku. Semua kemilau kekayaan tidak penting bagiku, yang penting perkenanan raja.”

Sehingga sewaktu raja melihat Ester, reaksinya seperti Adam melihat Hawa: “Yes! Inilah yang akan menjadi ratuku.” – raja ingin melihat apa yang ingin dilihat. 

Kita semua adalah calon mempelai Kristus. Roh Kudus bertugas untuk mempersiapkan kita menjadi calon mempelai-Nya.

Jadi penting sekali kita bergaul dengan Roh Kudus, karena Dia tahu betul apa yang dikaruniakan Allah pada kita (1 Kor 2:12).

Jika kita tidak bergaul/mempunyai kedekatan dengan Roh Kudus, maka kita akan rugi sendiri. Hidup kita hanya menebak-nebak mana yang Tuhan mau, mana yang Tuhan tidak mau.

Roh Kuduslah yang menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dari Allah (1 Kor 2:9-11). Maka ijinkanlah Roh yang lemah lembut ini menguasai hati kita, menyelidiki hati nurani kita, membantu kita dalam kelemahan kita, mengingatkan semua yang pernah dikatakan-Nya, agar kita bisa belajar dari kesalahan itu (Rm 8:26-27; Yoh 14:26).

Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran dan Ia akan memberitakan kepada kita hal-hal yang akan datang (Yoh 16:13).
  
Maka bekerjasamalah dengan Roh Kudus dalam berkata-kata/berdoa selama 24 jam agar hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan dan mampu memikat hati Raja di atas segala Raja (Rm 8:26; Yud 1:20) sehingga nasib kita akan berubah secara luar biasa. Tapi kalau fokusnya hanya pada diri sendiri saja, maka nasibnya akan biasa-biasa saja.


 (Sumber: Warta KPI TL No. 53/IX/2008 » Renungan KPI TL 14 Agustus 2008,  Dra Yovita Baskoro, MM)