Selasa, 23 Februari 2016

03.41 -

Ragi

Peraturan Musa melarang pemakaian ragi selama Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi (Kel 23:15, 18). 

Larangan memakai ragi dan madu (Im 2:11), mungkin dibuat karena peragian melibatkan penghancuran dan pembusukan, dan bagi Israel keadaan membusuk menimbulkan kesan kenajisan.



Mereka membawa adonan dan tempat meremas tepung dan memanggang roti sambil berkelana (Kel 12:34; Ul 16:3).

Hal ini mengingatkan Israel tentang keberangkatan buru-buru dari Mesir, tatkala tidak ada waktu untuk memanggang roti beragi.

Dalam PB dipakai dengan arti kiasan yang mencerminkan pendapat lama tentang 'busuk dan menimbulkan kebusukan'.

Yesus memperingatkan murid mengenai ragi orang Farisi, Saduki dan Herodes (Mat 16:6; Mrk 8:15).

Maksud-Nya Farisi dan pemahaman yang berlebihan akan yang lahiriah (Mat 23:14, 16; Luk 12:1), skeptisidme dan ketidaktahuan Saduki (Mat 22:23, 29), kebencian dan tipu daya politik Herodes (Mat 22:16-21; Mrk 3:6).

Tapi maksud ragi lain dalam perumpamaan Yesus yang membandingkan Kerajaan Allah dengan 'ragi yang diambil seorang wanita, dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya' (Mat 13:33; Luk 13:21).

Perumpamaan ini mengikuti perumpamaan biji sesawi kecil dan lambat tumbuhnya.

Makna dari perumpamaan ragi menunjuk pada 'pengaruh ragi dalam tepung, tersembunyi, diam-diam, penuh rahasia tapi mempengaruhi seluruhnya secara merata.

(Sumber: Ensklopedi Alkitab Masa Kini).