Minggu, 15 November 2015

21.30 -

Kesempatan

Dalam mitos Yunani, ada dewa yang disebut Dewa Kesempatan. Dewa ini digambarkan seperti orang yang kepalanya botak di bagian belakang dan hanya di bagian depan yang ada rambutnya, dia selalu berjalan dengan cepat tanpa menoleh.

Kalau ingin menangkap Dewa ini, maka kita harus tetap sedia, begitu dia melintas kita harus langsung menangkapnya. Karena ketika dewa ini melintas dan ternyata kita tidak sedang siap maka kita akan ketinggalan alias tidak dapat menangkap kesempatan tersebut.

Sukses adalah saat persiapan dan kesempatan saling bertemu.

(Sumber: Warta KPI TL No. 46/II/2008; Kesempatan, Mansor Oktober 2007 No. 115 Tahun X).


Diakui atau tidak, dalam hidup ini kita kerap mengalami kehilangan kesempatan (opportunity lost). Jika ditanya apa sebabnya, barangkali salah satu jawaban yang paling pas adalah karena kita sering kali tidak mengenali seperti apa rupa atau bentuk kesempatan itu.


Contoh paling sederhana, cobalah anda membaca kalimat theopportunityisnowhere. Anda bisa memenggalnya menjadi kalimat the opportunity is nowhere. Namun jika jeli, anda juga bisa membacanya sebagai the opportunity is now here. Contoh ini membuktikan bahwa terkadang kita memang membiarkan sebuah kesempatan berharga lewat begitu saja.

Tentu kita harus banyak belajar agar bisa lebih peka ketika kesempatan itu datang. Sering kali ketika Tuhan sudah membuka pintukitalah yang justru enggan melangkah. Sebabnya, lagi-lagi karena kita kurang peka kalau sebenarnya pintu sudah terbuka dan kita tidak mengenali bahwa momen tersebut adalah sebuah kesempatan berharga.

Setiap bangun tidur di pagi hari - seharusnya kita bersyukur dan menyadari bahwa Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk menjadi orang yang lebih baik.

Momen-momen seperti tahun baru/ulang tahun - seharusnya menjadi semacam pertanda istimewa bagi setiap orang percaya bahwa Tuhan dengan kasih karunia-Nya yang berlimpah-limpah kembali memberi kesempatan berharga untuk menjadi manusia baru dan meninggalkan manusia lama.

Kesempatan dalam dunia kerja selalu sangat terbatas. Sebagai seorang karyawan, kita hanya diberi kesempatan untuk beberapa kali berbuat salah. Jika melebihi batas toleransi, sanksinya bisa berupa pemecatan. Bahkan bisa jadi kalau kasusnya sangat khusus. 

Misalnya: penyelewengan keuangan perusahaan. Kita akan langsung dipecat, diserahkan kepada pihak berwajib, atau paling tidak diminta mengundurkan diri secara baik-baik.

Kesempatan yang Tuhan berikan. Jika kita bertobat, Ia akan kembali memberikan kesempatan berikutnya. Sepanjang nafas kehidupan, kesempatan itu selalu ada.

Kegagalan adalah kesempatan untuk memulai kembali secara lebih cerdas (Henry Ford)

(Sumber: Warta KPI TL No. 75/VII/2010 » The Power of Hope, Paulus Winarto).