Kamis, 05 November 2015

19.37 -

Karisma




Pembaharuan karismatik telah memberikan suatu fenomena baru dalam Gereja Katolik dewasa ini terutama bagi mereka yang terbuka terhadap karisma-karisma Roh Kudus. 

Dalam pembaharuan ini banyak orang mengalami sentuhan dan jamahan kasih Allah (mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Tuhan Yesus) melalui karisma-karisma Roh Kudus (hikmat, pengetahuan, iman, menyembuhkan, mengadakan mujizat, bernubuat, membedakan bermacam-macam roh, bahasa roh, menafsirkan bahasa roh – 1 Kor 12:7-11). 

Karisma ini merupakan karunia pelayanan, sangat berharga dan penting untuk membuat pelayanan menjadi efektif dan menyentuh hati orang secara langsung, tidak secara otomatis menunjukkan kesucian seseorang. Tuhan dapat memakai siapa saja seturut rencana kehendak-Nya. 

Karisma/karunia rohani ini adalah kemampuan khusus yang diberikan Allah kepada orang Kristen untuk memampukan mereka menjadi saluran kasih Allah; bukanlah sesuatu yang diwariskan/diterima sejak kecil/ada dalam kodratnya melainkan diterimanya berkat Sakramen Baptis dan Sakramen Krisma. 

Oleh karena itu, karisma merupakan pemberian dari Allah secara adikodrati (KGK 2005) dan karisma selalu terarah keluar dan memampukan seseorang memberikan pelayanan secara efektif demi Kerajaan Allah/untuk pembangunan tubuh Kristus, yaitu Gereja. 

Karisma itu mau menyatakan bahwa Yesus sungguh-sungguh hidup dan Allah mau terlibat secara langsung dengan kehidupan manusia.

Ada karisma yang bersifat sementara, yaitu diberikan Tuhan pada kesempatan tertentu tetapi tidak secara tetap - tidak bisa berkembang. Disamping karunia sementara, orang Kristen diberikan satu atau lebih karunia tetap, artinya diberikan kemampuan oleh Tuhan untuk melakukan pelayanan tertentu sehingga dalam bidang tersebut ia dapat melakukannya dengan sangat baik.

Di sini kita akan melihat fakta sejarah orang-orang yang mempunyai karisma yang luar biasa tetapi mengalami kejatuhan, bukan untuk mengadili, tetapi untuk mempelajari dan membuat kita waspada terhadap kejatuhan-kejatuhan serupa.

- Jatuh dalam godaan kesombongan, merasa diri ‘power’, penuh dengan Roh Kudus – lupa daratan karena ‘kesuksesan’ pelayanan. 

Sadarilah bahwa Allahlah yang mempunyai karisma itu dan karisma itu hanya dipinjamkan kepada kita, kita hanyalah ‘keledai Kristus’. 

Karena Allah yang mempunyai, maka hubungan pribadi dengan Allah harus menjadi dasar karisma. Apabila tidak ada hubungan pribadi dengan Allah, maka karisma itu dapat berkurang dan lenyap.

- Jatuh dalam penyimpangan/melakukan penipuan atas nama pelayanan.

Contoh: Ada pasangan suami istri hamba Tuhan di Amerika Serikat; sang suami setelah berkotbah, biasanya melanjutkan dengan doa dan memakai sabda pengetahuan; dia memasang mikrofon di telinganya, sedangkan istrinya dari luar menyebutkan kebutuhan-kebutuhan doa yang telah dicatat umat lebih dahulu.

- Jatuh dalam ekses-ekses tertentu yang tidak sehat.

Banyak terjadi ekses dalam pelayanan dengan mengatas namakan doa pembebasan.

Tidak bisa membeda-bedakan antara doa pembebasan atau penyembuhan luka batin, cenderung langsung mendiagnosa bahwa orang yang didoakan butuh doa pembebasan – karena ada kebiasaan melihat setan di mana-mana, sehingga pelayanan itu seringkali merugikan dan berdampak negatif (bukan membawa damai sejahtera, tetapi membawa kegelisahan dan ketakutan).

Cenderung melihat setan di mana-mana, terutama melihat setan di permata-permata, barang-barang antik dsb. Kemudian mereka meminta dengan begitu meyakinkan barang-barang itu untuk ‘dibebaskan’ – menipu atas nama doa pembebasan, suatu tindakan kriminal. 

Tindakan yang benar, kalau seandainya barang-barang berharga itu benar-benar ada jimatnya, cukuplah didoakan untuk menetralisir/mematahkan ikatan yang ada pada barang tersebut, lalu barang itu dikembalikan kepada pemiliknya.

Sebagai orang Kristen kita percaya akan adanya realitas roh jahat, tetapi kita seharusnya lebih menyadari kehadiran Tuhan di mana-mana dan berusaha mengarahkan hati kepada Tuhan, bukan melebih-lebihkan kehadiran setan.

- Motivasi yang tidak murni dll.

Kita sebagai manusia lemah, tanpa rahmat dan perlindungan Tuhan tidak akan terluput dari kejatuhan-kejatuhan ini, bahkan lebih parah. Oleh karena itu, hanya kerahiman Allah yang dapat menjauhkan kita dari godaan-godaan ini.

Ada 5 unsur yang perlukan untuk menyertai pelayanan dalam karisma Roh Kudus agar berguna bagi orang yang dilayani maupun yang melayani, agar pelayanan ini dapat menjadi sungguh-sungguh efektif dan aman:

1. Pengertian yang benar dan sehat - orang dapat belajar dari buku-buku/orang lain/kelompok yang pelayanannya sehat dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Pertimbangan akal budi yang sehat - seharusnya disertai dengan ‘discernment’.

3. Kelepasan - jika orang melayani janganlah dia melayani didorong hawa nafsu/keinginannya sendiri, tetapi harus didorong sebagai pelaksana kehendak Allah. Kelekatan pada karisma akan membuat orang cenderung mengejar prestasi dan sukses dalam pelayanan.

4. Kerendahan hati

5. Cinta kasih – orang yang melakukan pelbagai macam pelayanan dengan karisma Roh Kudus, hendaknya selalu mengutamakan hubungan pribadinya dengan Tuhan dalam iman dan cinta kasih. 

Nilai seseorang di hadapan Tuhan tidak tergantung dari banyaknya karisma yang dipakai, melainkan dari kadar cinta kasih yang menjiwai seluruh hidup dan pelayanannya.

Apakah karisma ini sama dengan bakat? Karisma tidak sama dengan bakat. Kadang sulit untuk membedakan antara keduanya, namun bisa dilihat dari buahnya. Misalnya orang yang berbakat musik, orang yang mendengar mungkin akan kagum akan permainannya tetapi semuanya akan berhenti sampai disitu. Tetapi kalau orang diberi karunia musik, orang yang mendengarnya akan tersentuh hatinya dan dibawa kepada Allah

Bakat dapat berkembang bila ada ketekunan dan percaya diri. Dan akan layu bila ada keragu-raguan; tidak bisa menerima dirinya seperti apa adanya (percaya Allah mencintai dirinya, menerima dirinya seperti apa adanya; merupakan syarat untuk dapat menerima orang lain seperti apa adanya), selalu melihat dirinya serba negative dan selalu risau akan penilaian orang terhadap dirinya (membuat orang kehilangan kedamaian hati, kebebasan batin dan kegembiraan hidup). 

Bakat bisa diubah dan disempurnakan menjadi karisma bila seseorang itu mau terbuka terhadap karya Allah. Tuhan yang telah menciptakan manusia, juga memberi bakat-bakat alami kepada manusia. Maka Tuhan tidak mungkin menghancurkan apa yang telah diciptakan-Nya lebih dahulu tetapi justru Dia menyempurnakannya.

Rahmat menyempurnakan kodrat (St. Thomas Aquinas).

Seringkali kita tidak mengerti bahwa kita mempunyai karisma/tidak. Oleh karena itu sebagai murid Yesus, kita harus mengetahui bidang apa sebetulnya yang menjadi panggilan kita, sehingga kita dapat melakukan misi panggilan dengan baik.

Karisma sebenarnya tidak terbatas pada sembilan karunia saja (1 Kor 12:7-11) tetapi lebih dari itu (Rm 12:6-8).

Beberapa karisma:

1. Administrasi – suatu karunia yang diberikan Tuhan kepada seseorang untuk menjadi saluran yang efektif bagi kebijaksanaan Allah dengan memberikan perencanaan dan koordinasi untuk melakukan hal-hal yang baik. 

Di dalam Gereja dipakai istilah administrator – kalau seorang Uskup mengundurkan diri/meninggal dan masih kosong, diangkat seorang administrator. Karisma ini kadang agak dicampur adukkan dengan karunia kepemimpinan/pelayanan.

Seorang pemimpin sebetulnya lebih mengarah kepada yang mempunyai satu visi yang original; orang yang mampu melihat persoalan-persoalan yang ada dan kebutuhan-kebutuhannya, dengan sedemikian rupa meyakinkan sehingga diikuti oleh orang lain. 

Sedangkan administrator lebih pada mau melaksanakan suatu visi yang sudah ada (mencoba memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada) – diberi rahmat untuk menyelesaikan masalah-masalah, dengan mudah dapat mendelegasikan kepada orang lain sehingga dapat diselesaikan dengan lebih baik. Jadi administrator bisa juga sekaligus pemimpin.

2. Selibat – karunia istimewa yang diberikan Tuhan kepada seseorang yang memampukan dia untuk dapat menyerahkan/memberikan diri kepada Tuhan (tidak menikah menjadi imam, biarawan-biarawati/selibat awam).

3. Mujizat – karunia yang diberikan Tuhan kepada seseorang dimana orang tadi menjadi saluran dan alat didalam tangan Tuhan untuk melakukan hal-hal yang melampaui kekuatan alam dan kekuatan kodrat dan bahkan agak bertentangan dengan hukum-hukum kodrat. Misalnya: membuat air menjadi anggur, berjalan di atas air, membangkitkan orang mati, penyembuhan-penyembuhan besar.

4. Pembedaan Roh (Discernment of Spirit) – merupakan karunia yang sangat berharga, karena dengan segera orang menjadi tahu roh apa yang menjiwai seseorang/perbuatan tertentu. Karisma ini berbeda dengan penegasan rohani (menurut spiritualitas Ignasian untuk mengenali apa kehendak Tuhan bagi saya. Misalnya harus melakukan diantara dua pilihan yang baik).

5. Penyemangatan/nasihat – memampukan seseorang untuk menjadi saluran kasih Allah dengan membantu orang lain melalui kehadiran/kata-kata nasihatnya, orang yang berkonsultasi dengan dia akan mendapat kekuatan. 

Kadang orang yang mempunyai karisma ini, bila disertai dengan sabda pengetahuan maka akan menjadi efektif sekali.

6. Evangelisasi – memampukan seorang Kristen untuk menjadi saluran Allah dengan berbagi iman dengan orang lain sedemikian rupa sehingga orang itu mau bertobat dan menjadi murid Kristus. 

Evangelisasi tidak berarti harus berbicara di depan umum, tetapi ada juga evangelisasi pribadi, yaitu orang yang selalu didorong untuk membagikan iman kepada orang lain.

7. Iman – suatu kemampuan yang diberikan Tuhan sehingga melalui suatu kepercayaan yang tidak goyah akan cinta kasih dan kuasa Allah dan penyelenggaraan-Nya bisa menjadi saluran terjadinya suatu perbuatan yang melampaui kekuatan manusia. 

Karunia iman tidak sama dengan kebajikan iman. Tetapi karunia iman memang berhubungan erat dengan kebajikan iman dan kebajikan iman itulah yang sebetulnya menjadi dasar. Hal ini berdasarkan pada relasi yang mendalam dengan Allah. 

Orang yang mempunyai karunia ini, banyak hal yang tampaknya mustahil itu bisa terjadi. Misalnya: ketika mendoakan mendapat karunia ini dan yakin bahwa dia akan sembuh maka itu benar-benar terjadi; dalam situasi sulit mempunyai kepastian-kepastian bahwa Tuhan pasti menolong.

8. Memberi (dalam Gereja disebut dengan pekerjaan kerahiman) – seseorang diberi Tuhan satu kemurahan hati sehingga dia dengan gembira membagikan miliknya kepada orang lain. 

9. Penyembuhan – memampukan seseorang untuk menyalurkan kuasa kasih Allah kepada seseorang yang sakit sehingga mendapat kesembuhan. Orang yang memiliki karunia ini biasanya juga mempunyai karunia iman sehingga orang-orang yang didoakan menjadi sembuh.

10. Menolong – orang yang diberi kemampuan dalam memakai talenta serta karismanya yang memungkinkannya untuk melayani Tuhan dan sesama dengan efektif. 

Orang ini betul-betul diberi kemampuan secara adikodrati untuk melayani Tuhan dengan baik. Dia lebih suka membantu di belakang layar, supaya orang lain bisa berkembang dalam pelayanan. Orang yang memiliki karunia ini sangat berharga walau sering kurang dimengerti dan tidak dihargai oleh orang lain.

11. Hospitalitas – karunia ini memungkinkan orang dengan murah hati untuk menerima tamu-tamu dan juga orang lain yang kekurangan dan butuh makanan, tempat istirahat dan persahabatan. 

Karisma ini merupakan salah satu karisma sosial yang bersama dengan kepemimpinan, administrasi dan penggembalaan serta pengajaran merupakan bagian yang penting dalam suatu kehidupan komunitas kristiani. 

Tiap orang kristen sebenarnya punya peranan untuk menyambut orang asing tapi orang yang diberi karisma ini sangat peka terhadap kebutuhan para tamu.

12. Doa intercesi/doa syafaat – memampukan orang untuk berdoa secara intensif bagi kepentingan orang lain/Gereja.

13. Pengetahuan (berbeda dengan sabda pengetahuan) – satu dorongan untuk selalu belajar mengenal jalan-jalan Tuhan khususnya kebenaran-kebenaran iman lebih mendalam melalui studi, renungan, bacaan-bacaan dsb. 

Tentu saja ini bukan orang-orang yang belajar hanya sekedar ingin tahu. Oleh karena itu, orang yang memiliki karunia ini juga memiliki karunia lain karena erat hubungannya dengan karunia mengajar, karunia menulis, karunia nasihat, kepemimpinan dan nubuat.

14. Kepemimpinan – memampukan orang Kristen untuk menjadi alat di tangan Tuhan untuk mensharingkan suatu visi dan tujuan yang lebih baik serta mengarahkan orang kepada suatu tujuan. 

Maka orang yang mempunyai karunia ini dapat memberi visi kepada orang tertentu dengan demikian bersama dengan orang lain, bisa mengubah sesuatu yang ada demi suatu tujuan lain yang lebih jelas. 

Seorang pemimpin tidak selalu memiliki karunia administrasi tapi kalau mempunyai maka sangat efektif. 

15. Belaskasihan – menjadi saluran Allah untuk menyalurkan belaskasihan Tuhan serta membantu orang lain yang ada dalam kesusahan sehingga mereka dapat mengalami kasih Allah.

16. Misionaris – untuk mewartakan Injil/menanamkan Gereja di suatu budaya/negara asing.

17. Bahasa Roh – karunia berbicara dalam bahasa roh, harus diikuti dengan karunia tafsiran.

18. Menggembalakan – karunia ini diberikan kepada para imam maupun awam, memungkinkan seseorang menjadi alat Tuhan untuk membangun suatu komunitas kristiani dan memelihara hubungan-hubungan jangka panjang demi perkembangan rohani suatu kelompok.

19. Nubuat – suatu karunia dimana Tuhan menyatakan pesan-Nya kepada seseorang/sekelompok orang untuk dapat mengerti kehendak Tuhan dalam banyak bidang kehidupan Kristiani.

20. Pelayanan – merupakan suatu karunia yang memungkinkan orang dapat menghadapi tantangan-tantangan/masalah-masalah tertentu dan mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mengubah persoalan yang ada.

21. Mengajar – karunia yang memampukan seseorang untuk dapat memberikan pengajaran kepada orang lain sehingga dapat menarik/membawa orang yang mendengarnya kepada Tuhan.

22. Kemiskinan sukarela – karunia yang memampukan seseorang/kelompok untuk dapat membagikan hati dan hidupnya bagi mereka yang dilayani, kaum miskin dan tertindas tanpa mengharapkan imbalan apa pun.

23. Kebijaksanaan – memungkinkan seseorang untuk dapat melihat dan menghadapi persoalan dengan solusi yang kreatif dan bisa mengambil keputusan yang baik. Dengan demikian, orang yang memiliki pengetahuan dengan karunia ini dapat mengaplikasikannya dalam kasus-kasus konkret secara baik.

24. Tafsiran – kuasa yang diberikan Tuhan kepada seseorang untuk berbicara dalam bahasanya sendiri serta menyampaikan suatu tafsiran dari apa yang diucapkan dengan keras melalui karunia berbicara dalam bahasa roh.

25. Pembebasan – karunia untuk melayani orang yang diganggu roh jahat.

26. Sabda Pengetahuan – memungkinkan seseorang untuk menerangkan kebenaran-kebenaran ilahi dengan jelas dan penuh urapan, bisa dipakai pada pelbagai kesempatan, misalnya saat doa penyembuhan/saat konseling.

27. Musik – suatu karunia yang memampukan seseorang untuk memainkan musik/mencipta lagu dan orang yang mendengar dibawa kepada Allah.

28. Menulis – tidak sembarangan/sekedar menulis saja, tapi menulis sedemikian rupa sehingga membawa orang kepada pertobatan kepada Allah, seperti pewarta. Karisma ini merupakan karisma yang sangat penting karena melalui tulisan dapat menjangkau orang yang jauh sekalipun.

29. Keterampilan – dengan karya-karya tangannya menciptakan hal yang bagus dan membawa kepada Tuhan. Karunia ini merupakan karunia dari Roh Kudus yang berhubungan dengan dunia materi (dalam hal memasak, menjahit, konstruksi bangunan dsb.)

Allah tidak memberikan kepada kita karisma supaya menjadi beban. Tetapi orang yang diberi karisma tertentu akan melakukan hal itu dengan senang hati. Jadi, karisma yang diberikan Allah kepada seseorang/kelompok tidak terbatas jumlahnya karena karya Allah tidak dapat dibatasi. Oleh karena itu, marilah kita terbuka terhadap karya-Nya agar Dia dapat secara bebas melakukan karya penyelamatan bagi Gereja dan dunia.

Layanilah seorang akan yang lain, Sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1 Ptr 4:10).

(Sumber: Warta KPI TL No. 40/VIII/2007 » Berjalan Aman Dalam Karisma, HDR Januari-Februari 2006 Tahun X; Karisma, HDR Maret-April 2005 Tahun IX; Warta KPI TL No.158/VI/2018 » Renungan KPI TL Tgl 24 Mei 2018, Dra Yovita Baskoro, MM).