19.41 -
*Kehendak Allah*
Bagaimana Caranya Mengerti Kehendak Tuhan
Kehendak Tuhan bagi kita adalah memberikan yang terbaik bagi kita. Kalau kita mengerti kehendak Tuhan, kita akan mampu untuk mendisiplinkan diri di dalam setiap anugerah yang Tuhan berikan di dalam kehidupan kita.
Banyak orang ingin mengetahui kehendak Tuhan di dalam hidupnya; begitu tahu kehendak Tuhan itu berat, seringkali mereka berkata apa yang Tuhan minta itu ‘pasti bukan dari Tuhan/terlalu berat bagiku/kalau dipikir-pikir pakai logika itu tidak masuk akal.’
Karena keinginan Allah kadangkala bertentangan dengan keinginan manusia. Misalnya: kita punya rencana A, kita dapat B; dalam prosesnya kita banyak mengalami perkara yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, bahkan tidak terbayangkan sedikitpun dengan keinginan hati kita, itulah yang Tuhan sediakan buat setiap orang yang mengasihi Dia.
Boleh mengerti kehendak Tuhan itu tidak gampang. Kita mengerti kadang-kadang pura-pura tidak mengerti, karena banyak faktor.
Faktor-faktor yang menghalangi kita untuk mengerti kehendak Tuhan:
1. Salah konsep/salah mengerti tentang Tuhan
a. Bahasa Kitab Suci, kita bilang sudah tahu/mengerti
Kenapa janji Tuhan itu kelihatannya jauh/kita jarang mendapati janji Tuhan digenapi di dalam kehidupan kita? Apakah Tuhan salah? Tidak!
Karena di dalam membaca/mendengarkan firman seringkali kita menafsirkannya menurut kesukaan kita dan cara berpikir kita; selain itu kita merasa sok tahu (ada batasan) kalau membaca/mendengarkan firman yang sama.
Tuhan melihat kedalaman hati manusia, sedangkan manusia melihat apa yang bisa dilihat/didengar.
Ketika kita membaca Alkitab harus mengalami firman itu, karena kalau tidak, akan membuat kita mudah frustasi/kecewa dengan Allah ketika kita menghadapi tantangan.
Sabda Tuhan merupakan satu kesatuan dan mempunyai kuasa yang luar biasa, Tuhan selalu memberi pengertian-pengertian yang baru setiap kali kita membaca/mendengar perikop yang sama – jika kita mempunyai ‘sikap hati yang benar’.
Contoh: Perkawinan di Kana (Yoh 2:1-11) – meskipun perikopnya sama, tapi dapat dimengerti sbb:
1. Mujizat perkawinan - Air diubah menjadi anggur.
2. Kehabisan anggur ... tempayan untuk pembasuhan ... Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang
» Kenapa anggur yang dibuat Yesus justru berasal dari tempayan pembasuh kaki? Air pembasuh kaki biasanya letaknya di tempayan, letaknya selalu di bawah dan fungsinya membersihkan debu-debu/kotoran kaki orang lain; Allah hendak menawarkan hak istimewa/karunia luar biasa (anggur yang baik), yang terkadang tidak dihargai/tidak diperhitungkan orang.
b. Kita mau mendikte Tuhan kata per kata
Tuhan berbicara di dalam setiap peristiwa. Tuhan mendidik kita dari bayi rohani terus bertumbuh menjadi sempurna seperti yang Tuhan mau.
Tuhan selalu berbicara dengan menggunakan kebijaksanaan-Nya untuk menjawab ‘ya/tidak’
Ketika kita masih bayi rohani ~ Tuhan akan datang menuntun dan menggerakkan hati kita, ketika Dia menjawab ‘ya/tidak’ setiap permintaan kita.
Ketika kita sudah beranjak menjadi dewasa rohani ~ Tuhan tidak menuntun kita lagi, tetapi kita harus menggunakan semua perasaan dan pikiran kita di dalam memandang setiap peristiwa - mungkin pada waktu membaca sesuatu/melalui obrolan, pertanyaan orang lain ternyata menjawab persoalan kita juga dll.
2. Pikiran yang mendominasi
Ketika kita berada di gereja/persekutuan doa/membaca firman, berlakulah seperti orang bodoh/tidak mengerti apa-apa supaya Roh Kudus berkarya; karena setiap kita mendengar/membaca firman yang sama, kita akan mendapatkan hal baru dari Tuhan.
Tetapi kita seringkali seperti orang Farisi, tidak pernah mengosongkan diri (pikiran/hati) sehingga tidak dapat mengerti firman Tuhan, hanya menggali pengetahuan agar lebih hebat dari orang lain.
Kalau kita seperti itu hanya mendapat pengetahuan saja, tidak mendapatkan kuasa di dalam sabda itu.
Percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran (Rm 4:3)
Marilah kita belajar dari Abraham (Kej 22:1-19)
[2] Ketika Abraham mendengar firman Tuhan: “Ambillah anakmu yang tunggal itu ... dan persembahkanlah dia sebagai korban bakaran.”
» dia tidak berdebat dengan Allah.
[3] Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham ... ia membelah kayu ... lalu berangkat ke tempat yang dikatakan Allah
» meskipun tindakan Allah tidak masuk akal, tanpa berpikir dan penuh semangat dia melakukannya. Karena hanya Abraham saja yang beracara dengan Allah, dia tidak mendiskusikannya dengan Sara.
Abraham tahu kalau Sara akan menjadi penghalang/batu sandungan, karena iman percaya Sara tidak kuat seperti iman Abraham.
[7] Berkatalah Ishak: “ Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?
» apapun perasaan Abraham, dia tidak menceritakannya pada anaknya, karena dia sangat mengenal siapa Allah yang dia sembah sehingga berkata: “Allah yang akan menyediakan ...”
Jalan-jalan Allah tidak bisa kita mengerti
Ada seorang hamba Tuhan diminta pelayanan di Thailand. Sementara dia mempersiapkan renungannya di hotel, dia disuruh Roh Kudus pergi ke night club.
Dia pergi ke sana karena mau taat saja pada Roh Kudus. Sampai di sana Roh Kudus meminta dia berdansa dengan seorang wanita yang dandanannya paling menor, padahal bapak ini nggak bisa dansa.
Lalu dia mengajak wanita itu untuk berdansa sambil berkata: “Biasanya saya sebelum melakukan segala sesuatu, saya selalu berdoa. Maukah engkau mengizinkan saya berdoa sebelum kita berdansa?” Pikir wanita itu: “Mau berdoa atau tidak, apa peduliku!”
Tiba-tiba pengunjung tumbang satu demi satu ... mereka mengalami resting in the spirit (dengar tapi nggak bisa bangun).
Kemudian Roh Kudus berkata lagi: “Berdiri dan berkotbahlah sampaikan firman Tuhan!”
Tanyanya: “Mengapa harus begitu?” Jawab Roh Kudus: “Kalau mereka bangun, engkau teriak-teriak nggak ada yang dengar. Tuhan mau menyelamatkan orang-orang yang ada di night club itu.”
Selesai bapak itu berkotbah, mereka bangun, menangis dan menerima Yesus sebagai Juruselamatnya.
Kenapa Tuhan menyuruh bapak itu melakukan sesuatu yang tidak masuk akal? Karena Tuhan tahu kebiasaan bapak itu, yaitu: sebelum melakukan sesuatu selalu berdoa dengan berlutut di manapun berada dengan berbahasa roh.
Ada seorang hamba Tuhan yang diundang di sebuah rumah makan yang super mewah. Dia melihat orang-orang kaya makan dengan lahapnya, tetapi mereka lupa berdoa (mayoritas orang Kristen).
Roh Kudus menyuruhnya mengambil gelas, dan gelas itu diketok-ketok memakai garpu. Semua orang menoleh pada dia, mereka pikir orang primitif yang melakukannya itu. Roh Kudus berkata: “Bicaralah sekarang!” “Anda telah diberkati ... tetapi anda lupa berdoa.” Di situ Tuhan berkarya.
Pada suatu saat Bapak Yopi dan teman sepelayanannya berbisnis, beli rumah direnovasi lalu dijual. Dia tidak ikut langsung berbisnis, cuma joint modal dengan menjaminkan sertifikat rumah yang ditinggalinya untuk mendapatkan kredit di bank.
Ketika rumah yang sudah direnovasi belum laku, dia cari orang-orang di gerejanya yang tidak punya rumah untuk menjaga rumah tersebut, sampai rumah itu laku.
Ketika rumah itu laku, orang yang menjaganya disuruh pergi dan diberi uang untuk kontrak rumah.
Apa yang terjadi? Ternyata bisnisnya gagal sehingga rumahnya terpaksa dijual untuk menutupi hutang di bank. Dia tidak menuntut apa pun terhadap temannya, tetapi mengampuninya.
Ketika rumahnya laku, orang yang membelinya berkata: “Pak Yopi, rumah ini saya tidak pakai, sampai saya mau pakai.”
Menghadapi masalah itu Pak Yopi tidak memberitahu teman-teman persekutuan doanya/minta dukungan doa. Tidak ada seorang pun yang tahu bahwa rumah itu bukan miliknya lagi; yang tahu hanya notaris, yang beli, Pak Yopi dan istrinya.
Dia tidak undur dari pelayanan, dia tetap melakukan apa pun seperti semula - rumah itu dipakai full untuk pelayanan (latihan koor, doa syafaat, PD).
Ketika dia berdoa Tuhan bilang: “Rumah ini tetap milikmu.”
Sesudah empat tahun berlalu, suatu pagi ada telpon dari orang yang punya rumah: “Hai Ibu Yopi, Bapak Yopi ada?” Jawab Ibu Yopi: “Ada di Kalimantan sedang pelayanan.” Jantung Ibu Yopi deg-degan pikirnya: “Saya harus segera meninggalkan rumah ini.”
Tapi jawab yang punya rumah: “Sebenarnya begini sus, sudah dua bulan yang lalu saya seharusnya telp, tapi saya tahan-tahan untuk menelpon. Saya harus mengatakan ini ‘ketika saya berdoa, Tuhan minta saya mengembalikan rumah ini tanpa syarat’.
Tetapi saya berkata pada Tuhan: ‘Kenapa rumah itu? Rumah itu khan harganya lebih dari satu M’. Saya tawar pada Tuhan untuk memberikan rumah yang lain, tetapi Tuhan berkata: ‘Tidak! Aku mau hamba-Ku tetap tinggal di dalam rumahnya.’
Dua bulan yang lalu saya sudah mendengar suara Tuhan untuk menghibahkan kepada Ibu kembali rumah ini.”
Ibu Yopi kaget dan berkata: “Coba diulang!” Jawab Ibu Yopi: “Bapak, kami nggak mempunyai uang untuk membeli rumah sebesar ini.”
Jawab yang punya rumah: “Tidak, semua aku yang bayar. Engkau cuma datang ke notaris untuk tanda tangan bersama suamimu, karena Tuhan yang memintaku untuk mengembalikan rumah ini kepadamu. Aku tidak mau terjadi sesuatu padaku karena aku tidak taat pada Tuhan.”
3. Tenggelam dalam berkat Tuhan
Allah kita adalah Allah yang Mahatahu, tahu segala kebutuhan kita.
Banyak orang salah mengerti ketika doa-doanya belum dijawab, dipikirnya masih ada dosa; padahal Tuhan mau menuntun kita sedikit demi sedikit menuju kepada kesempurnaan, tetapi mayoritas kita maunya instant.
Tuhan senang memberkati kita untuk memberi kita kesenangan, tetapi jika kita tidak mampu menjadi saluran berkat bagi orang lain/jiwa kita akan terhilang karena kian tenggelam dalam dunia, Tuhan tidak berkenan. Contoh: orang kaya yang bodoh (Luk 12:13-21).
Ketahuilah segala sesuatu yang Tuhan berikan, Tuhan maksudkan sesuatu. Pada waktu kita pulang, kita harus memberikan laporan pertanggung jawaban. Dan setiap laporan pertanggung jawaban yang salah ada dendanya/hukumannya, dosanya diampuni oleh Yesus, tetapi hukumannya tetap.
Maka Yesus mengajarkan pada kita doa Bapa Kami (Mat 6:9-13) agar kita tidak jatuh dalam dosa kesombongan karena berkat itu – ‘berilah kami pada hari ini makanan secukupnya’ Tuhan mau kita setiap hari datang pada-Nya/hanya mengandalkan Dia saja. Tuhan mengetahui setiap motivasi kita dan Dia sering menguji motivasi-motivasi kita.
Jika kita berdoa untuk suatu masalah, dan secara dunia masih ada sedikit jalan keluar, biasanya kita mengandalkan jalan keluar itu (berdoa, tetapi hatinya tidak 100% mengandalkan Tuhan). Contoh: orang sakit kanker: kaya – berdoa dan dan operasi di luar negeri; miskin – berdoa sungguh-sungguh.
4. Berfokus pada masalah
Menurut orang percaya, di dalam setiap peristiwa tidak ada faktor yang kebetulan. Jika kita mengalami suatu peristiwa yang tidak mengenakkan, ambil hikmahnya.
Jangan mengasihi diri sendiri terlalu berlebihan, sehingga peristiwa itu merobek jiwa kita. Contoh: Bunda Maria – jiwanya tidak pernah dirobek oleh peristiwa, dia selalu menyimpan segala perkara di dalam hati.
Jangan menyalahkan Tuhan, lakukan ucapan syukur. Jangan bertanya: “Mengapa hidupku seperti ini Tuhan?; Aku sudah begini-begitu, harus melakukan apa lagi?” Berserulah kepada-Nya maka Dia akan menjawab (Yer 33:3).
Lakukanlah refleksi tanpa menganalisa, hadirkan peristiwa itu. Ketika kita melakukan refleksi di dalam peristiwa yang kita alami, ekstrak semua hikmahnya sehingga refleksi itu menghasilkan sesuatu yang baik.
Lihat diri kita dan masalah itu, maka masalah itu akan berbicara pada kita: ‘Kau yang salah, kalau saja kau mau sedikit mengalah maka masalah itu akan selesai, sehingga dalam refleksi itu yang baik adalah kita bukan orang lain.
Kalau kita reaksinya benar, mengucap syukur, maka kita akan lulus ujian tahap demi tahap.
Marilah kita belajar dari Rasul Paulus: menjadi alat pilihan-Nya untuk meneruskan firman-Nya (Kis 9:15; Kol 1:25); masih mampu mengucapkan syukur dalam penderitaan (Kis 13:50; 14:20) karena
Kenal siapa Bapa yang dia sembah, dia tahu siapa yang dia percayai.
Tidak berfokus pada penderitaannya.
5. Tidak siap dengan cara Tuhan bekerja
Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku (Yes 55:8)
Belajar mengerti kehendak Tuhan
1. Belajar dari Yesus (Flp 2:5) – Sekalipun Yesus adalah Allah, Ia mempunyai misi menyelamatkan dunia, karena Tuhan begitu mengasihi kita. Yesus tidak bertindak atas kemauannya sendiri tetapi Ia selalu bergantung sepenuhnya pada kehendak Bapa.
Meskipun kadangkala ditolak, Dia tidak terguncang sedikitpun dengan apa yang terjadi di sekitarnya - belajar untuk memiliki kerendahan hati.
Apakah kehidupan Yesus juga mampu mempengaruhi kehidupan kita? Jika Roh Kudus juga mampu mempengaruhi kehidupan kita dalam segala perkara, maka janji Allah akan berjalan di dalam kehidupan kita.
Aku bersyukur pada-Mu, Bapa ... Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu (Mat 11:25-26; Yoh 4:34)
2. Jalan Tuhan tidak terduga (Yes 55:9) - Seringkali rencana kita tidak sesuai dengan rencana Tuhan.
Jangan sekali-kali membatasi Tuhan dengan pikiran dan perkiraan kita ketika Tuhan mulai bekerja, nanti kita bisa kecewa. Kita tidak bisa mendikte Allah, tetapi bisa melobi Allah.
Murka-Ku menyala terhadap ... Oleh sebab itu ... pergilah kepada hamba-Ku ... Lalu persembahkan ... dan baiklah hamba-Ku ... meminta doa untuk kamu, Karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima (Ayb 42:7-8)
Di dalam kehidupan kita, apa pun yang terjadi/alami, taruh dipikiran kita bahwa Allah punya rencana baik bagi kita. Misalnya: bangkrut – untuk membentuk kita, karena kalau kita memiliki segala-galanya tidak membutuhkan Tuhan.
Kalau Allah sudah menggenapi janji-Nya, kita akan diuji lagi untuk ditingkatkan. Jangan takut!
Tuhan tidak pernah berjanji pada kita untuk melepaskan kita dari setiap penderitaan tapi Tuhan berjanji akan menyertai kita sampai akhir jaman.
Yusuf dididik Tuhan lewat peristiwa keluarganya sehingga menjadi penguasa yang bijaksana (antara Yusuf mimpi – penguasa Mesir ada 17 tahun).
Yusuf seorang anak manja, yang selalu dinomer satukan. Karena sikap ayahnya ini, maka saudara-saudaranya sangat membenci dia. Dia di masukkan ke dalam sumur, diangkat dari sumur, lalu dijual ... masuk penjara karena difitnah oleh istri Potifar (Kej 37, 39)
» Yusuf tidak kecewa dengan Tuhan, meskipun kelihatannya nubuatan yang ada lewat mimpi tidak cocok dengan kehidupannya. Yusuf menerima perlakuan saudara-saudaranya dengan tidak kepahitan (Kej 45-5).
Musa – Pada saat menyeberangi Laut Teberau (Kel 14:15-31), Tuhan tidak memberi tahu caranya menyeberanginya. Tuhan memberitahunya sedikit demi sedikit: “Angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.”
» dalam kondiri terjepit Musa tidak berpikir panjang langsung melaksanakan firman tersebut.
Demikan juga dengan orang Israel, dalam kondisi terjepit antara dikejar tentara Firaun dan di depannya laut, ada kemauan dan keberanian menyeberangi laut.
3. Percaya pada rencana Tuhan (Ams 3:5). Hal yang sulit dilakukan karena manusia cenderung bertindak apa yang dia pikir/lihat.
Peperangan seringkali terjadi di pikiran kita, ketika kita bersandar kepada Tuhan dan menyerah maka Tuhan bertindak bagi kita.
Paulus percaya pada Tuhan ... sebagai tawanan Roh ... (Kis 20:21-23) ~ tidak suka rela tetapi paksakan diri karena dia mengasihi Allah.
Meskipun murid-muridnya dan nabi Agabus mendengarkan firman yang sama (Kis 21:4, 10), tetapi mereka mengatakan jangan ke Yerusalem nanti di penjara sehingga pewartaanmu akan berhenti karena kamu dianiainya.
Tetapi tanggapan Paulus – tidak gentar dan dia tetap pergi paksakan rencana-Nya dalam kehidupannya untuk pergi ke Yerusalem dan di penjara dia bisa bertemu dengan Tuhan (Kis 23:11).
4. Belajar dari Roh Kudus (1 Kor 3:16; 6:19-20) - Kalau kita mau mengerti kehendak Allah harus menjaga dengan benar tubuh dan kesucian/kemurniaan hati kita, sehingga kita memiliki kepekaan untuk mampu mendengarkan suara Tuhan (Yoh 16:13).
Semua orang Kristen mempunyai Roh Kudus pada saat dibaptis (Yoh 3:5 - Aku membaptis saudara dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus).
Mengapa ada orang yang mempunyai kepekaan pada Tuhan dan ada yang tidak? Allah tidak pilih kasih. Karena ada orang yang terbuka dan ada yang tidak terhadap karya-karya Roh Kudus.
5. Rendah hati dan taat
Ketika kita terbuka terhadap karya-karya Allah/karunia-karunia Tuhan, maka Tuhan memberikan kita visi religius di dalam kehidupan kita; Tuhan pakai apa yang ada pada kita.
Tuhan berbicara/mendidik kita lewat sabda pengetahuan, mimpi, dan peristiwa kehidupan kita sehari-hari. Tanggapi langsung!
Karena kesempatan itu hanya datang satu kali. Kalau kita tidak menanggapi kesempatan itu karena ego kita dan kenyamanan kita (tidak mau bayar harga), maka kita harus bayar harganya mahal luar biasa.
Kalau kita pakai logika kita sulit sekali untuk taat dan setia. Tetapi jika kita mau berjalan dengan Tuhan, maka setiap hari akan melihat mujizat.
Syaratnya:
1. Harus mampu menangkap visi religius
Visi Tuhan buat manusia - ingin menyelamatkan semua manusia. Tuhan tidak ingin manusia masuk neraka, maka Tuhan berusaha sekuat tenaga menarik manusia untuk masuk ke dalam sorga. Tetapi Iblis juga berusaha sekuat tenaga untuk menarik kita ke dalam neraka, karena dengan demikian dia bisa menyakiti hati Allah.
2. Rendah hati, setia dan taat
Tuhan memilih rasul sebagian besar yang tidak pandai, sederhana pola pikirnya, karena ada keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan hati.
Biasanya orang yang pandai, tidak ada keseimbangan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan hati, maka jadilah orang sombong.
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan, tetapi Tuhan mau ada ketaatan dan kesetiaan di dalam mendengar sabda Tuhan. Bagi yang tidak taat akan kena tulah.
Pungutlah manna itu, tiap orang menurut keperluannya. Seorangpun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi; ada yang tidak mendengarkan ... berulat dan berbau busuk.
Besok hari Sabat, maka roti yang perlu kamu bakar, bakarlah untuk disimpan sampai pagi ... tidaklah berbau busuk dan tidak ada ulat di dalamnya (Kel 16:1-36).
Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga ... janganlah kamu memakannya mentah-mentah atau direbus dengan air; hanya dipanggang di api ... janganlah kamu kamu tinggalkan apa-apa daging itu sampai pagi (Kel 12: 5-10).
Ambillah kambing domba untuk kaummu dan sembelihlah anak domba Paskah ... darah itu kamu harus sapukan pada ambang atas dan pada kedua tiang pintu; seorangpun dari kamu tidak boleh keluar pintu rumahnya sampai pagi ... apabila Ia melihat darah pada ambang atas dan pada kedua tiang itu, maka Tuhan akan melewati pintu itu dan tidak membiarkan pemusnah masuk ke dalam rumahmu untuk menulahi (Kel 12:21-23).
(Sumber: Warta KPI TL No. 45/I/2008; Renungan KPI TL Tgl 1& 8 November 2007; Warta KPI TL No. 46/II/2008; Renungan KPI TL Tgl 17 & 31 Januari 2008, Dra Yovita Baskoro, MM)