Jumat, 13 November 2015

17.58 -

Natal adalah Hadiah



Setiap hadiah membawa sukacita bagi kita.

Natal adalah sebuah hadiah/rahmat yang paling besar yang pernah Tuhan berikan buat manusia, juga membawa sukacita bagi dunia



Hadiah yang begitu berharga ini tidak bisa dicari di manapun, kita tidak bisa beli dengan seluruh hidup kita. 


Hadiah dari Bapa Sorgawi ini mempunyai makna yang luar biasa; Yesus lahir di tengah-tengah keluarga yang biasa, dari awal sampai akhir kehidupan-Nya, menjadi satu benang merah tidak terpisahkan.

Hadiah itu diberi nama Imanuel (Allah menyertai kitaMat 1:23) - Sebagai orang percaya, hidup ini adalah sebuah proses pencarian yang tidak akan pernah selesai karena Allah begitu besar dan kita begitu kecil, pengetahuan kita akan Allah juga kecil sekali dibandingkan Allah yang begitu besar. 

Allah memberikan rahmat-Nya dan manusia harus menanggapinya (ber-iman). Jika kita tidak menanggapinya, tidak akan terjadi apa-apa dalam kehidupan kita.

Lahir di Betlehem, artinya Rumah Roti (Mat 1:4-5); di Perjamuan Terakhir Yesus menyatakan diri sebagai ‘Roti Hidup’ (Yoh 6:35); puncak dari hadiah itu adalah Ekaristi (pada saat Paskah – Mrk 14:22-24).

Lahir di kandang domba - Bunda Maria sudah tiga kali mengetuk pintu penginapan tetapi selalu ditolak artinya: manusia yang sangat dicintai-Nya menolak-Nya.

Yesus memilih untuk lahir di kandang yang kotor, bau dan tak layak karena hanya di tempat itulah ‘tidak ada penolakan terhadap dirinya’. 

Jadi hanya orang-orang yang memiliki kesederhanaan hati di sana Allah lahir di dalam kehidupan dia, orang-orang seperti itulah yang mampu menerima Tuhan; sedikit saja penolakan terhadap Dia, maka Dia sulit bertahta merajai kehidupan kita. 

Ketika memulai pelayanan-Nya, Dia juga memilih orang-orang sederhana untuk menjadi murid-Nya, bukan orang hebat (ahli Taurat/orang Farisi).

Tuhan ingin menunjukkan kasih-Nya tanpa memandang status/kedudukan/pangkat manusia. Karena semua yang dimiliki manusia itu tidak dapat membawanya kepada keselamatan.

Dibungkus dengan lampin (kain yang dipakai Bunda Maria sebagai alas duduk selama berhari-hari yang diletakkan di atas keledai (kotor dan bau); di baringkan di dalam palungan (tempat makanan hewan) – (Luk 2:7).

Orang-orang di sekitar kelahiran Yesus 

1.Malaikat memberitakan kelahiran Yesus pada para gembala (Luk 2:8-20); kesederhanaan hati merekalah yang mampu membawa pada kepekaan untuk menangkap pewahyuan dari Tuhan. Jadi kalau kita tidak mempunyai hati yang sederhana, susah mendengar suara Tuhan.

2.Orang-orang Majus mengadakan perjalanan yang penuh tantangan dituntun oleh bintang, mereka tinggalkan keluarga/tanah airnya hanya untuk berjumpa dengan sang Juruselamat (Mat 2:1-12).

Bintang itu hilang (redup) ketika berada dalam kekuasaan raja Herodes. Bintang orang majus itu baru muncul kembali ketika mereka keluar dari pengaruh Herodes.

Bagaimanakah dengan hidup kita kalau bintang (kasih) mulai redup/hilang/tidak berjumpa dengan Tuhan karena kekuasaan dunia dan seluruh kenyamanan yang ditawarkan oleh dunia? Apakah kita gelisah/sedih?

Pada zaman Yesus lahir, motivasi orang mencari Yesus berbeda-beda.

Raja Herodes – untuk membunuh.

Gembala yang sederhana – untuk bersukacita atas kelahiran Yesus.

Orang-orang Majus –

1.Ada ruang kosong di hatinya; meskipun mereka mempunyai segala-galanya (harta, kepandaian, kedudukan, kekuasaan) tetapi damai sejahtera yang sempurna belum mereka miliki.

2.Mereka mencari pribadi yang mampu memberikan damai sejahtera, sukacita yang sempurna dan jaminan keselamatan bagi jiwa mereka.

3. Mereka bukan meminta tetapi memberi.

Apakah motivasi yang menggerakan hati kita mencari Tuhan?

1.Apakah pencarian kita berdasarkan pada apa yang Tuhan miliki, berkat-Nya/karunia-Nya?

Reaksi salah – maka hati kita akan kecewa sehingga tidak akan tiba di garis akhir. Jika Tuhan izinkan mendidik kita di dalam kehidupan ini, penderitaan yang dialami akan membuat jauh dari Allah.

2.Apakah pencarian kita berdasarkan apa yang dapat Tuhan berikan pada kita?

Reaksi salah – maka hati kita akan kecewa sehingga tidak akan tiba di garis akhir. Karena nanti ada waktunya apa yang kita banggakan/senangi dalam hidup kita, Tuhan akan ambil semuanya dari kita. Kalau semuanya hilang, apakah kita masih bisa bilang “Bapa Engkau sungguh baik.”

3.Apakah pencarian kita berdasarkan rindu dan haus untuk mengenal pribadi-Nya (siapa Dia sesungguhnya dalam hidup kita?.

Reaksi benar – kita tidak akan pernah kecewa sehingga dapat sampai garis akhir.

Orang yang selalu hidup di hadirat Allah

1.Hidupnya akan bercahaya, karena ia mengalami transformasi spirit dari Allah (karakternya baik).

2.Kepribadiannya mempesona, di dalam mulutnya tidak pernah ke luar keluhan.

Untuk mampu menjadi berkat bagi sesama, ukuran yang dipakai Tuhan adalah hukum kasih, kalau hukum ini dipakai dalam karya kita maka kedamaian akan menyelimuti kehidupan kita sekalipun kita menderita luar biasa.

Tuhan menempatkan kita di dunia agar kita berkualitas, bisa membawa pengaruh dan perubahan. Kualitas seseorang ditentukan oleh seberapa besar orang itu dapat bertahan pada situasi yang tidak menyenangkan (masih dapat bersukacita/bersyukur), bukan pada saat situasi menyenangkan; juga mempengaruhi profesionalnya dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

Bunda Maria sebagai Bunda Allah mengalami penderitaan, tidak mendapat perkecualian dari Allah karena Tuhan mempersiapkan untuk dipakai sebagai alat-Nya/berkat di bumi ini

1. Bunda Maria hamil besar naik keledai, menderita - karena Tuhan mempersiapkan dia untuk menerima kematian anaknya (Yesus).

2. Tuhan mempersiapkan dia untuk mengerti apa arti penderitaan, sehingga ketika kita berdoa memohon dengan perantaraannya, dia mengerti dan cepat-cepat menolong.

Orang yang tidak pernah menderita,
sulit punya kepekaan.

(Sumber: Warta KPI TL No. 45/I/2008 » Renungan KPI TL Tgl 3 Januari 2008, Dra Yovita Baskoro, MM).