21.13 -
*Kerajaan Allah*
Inti Pewartaan Yesus
Para nabi melihat kedatangan Allah dalam kemuliaan
rajawi sebagai hari penebusan dan penyelamatan Israel (Yes 33:22; 52:7-10; Ob
21; Mi 2:12-13; Zef 3:14-20).
Orang Yahudi pada zaman Yesus menghindari penyebutan
langsung Nama Allah, sebagai ganti ‘Allah meraja/Kerajaan Allah/Kerajaan
Sorga’.
Walaupun pewartaan Kerajaan Allah sudah ada sebelum
Yesus, bagi Yesus pewartaan Kerajaan Allah mempunyai arti yang khusus.
Yesus bukan saja berbicara tentang Kerajaan Allah,
tetapi juga memberi kesaksian tentang Kerajaan Allah dengan tindakan-tindakan-Nya
- mengungkapkan iman dan pengharapan-Nya sendiri akan kebaikan dan cintakasih
Allah. Ada kesatuan antara Sabda dan karya-Nya – tampil sebagai nabi dan tabib
sehingga kebenaran perkataan Yesus itu tampak dalam perbuatan-Nya.
Kerajaan Allah artinya Allah sendiri yang tampil sebagai Raja dalam kemuliaan dan keperkasaan untuk menyelamatkan dan memberi perlindungan untuk membebaskan dunia secara total dari kuasa kejahatan, bukan untuk menghukum atau membalas (Mzm 145:11-13; Luk 10:18).
Keadaan ini terjadi bila kehendak dan perintah Allah diwujudkan. Misalnya: perintah untuk saling mengasihi, perintah untuk percaya, menciptakan perdamaian dan keadilan, dll.
Kerajaan Allah itu hadir, terpenuhi, terwujud dalam
pribadi Yesus Kristus
sendiri, gambaran Allah yang tidak
kelihatan. Lebih-lebih sejak kebangkitan Yesus dari alam maut dan
turunnya Roh Kudus atas orang-orang percaya kepada-Nya, Allah mulai meraja di
bumi ini – pemerintahan Allah semakin meluas, sebab setiap langkah yang diambil
oleh Yesus (kini melalui Gereja-Nya) menawarkan keselamatan kepada mereka yang
dijumpai-Nya.
Dengan demikian terbukalah jalan bagi pemerintahan
Allah di dunia ini, sehingga kita dapat pula melihat daftar peristiwa-peristiwa
cerah yang membawa banyak harapan.
Hanya mereka yang memiliki iman dapat melihat
kehadiran kerajaan yang kasat mata dan tersembunyi.
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu; bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Luk 17:20-21; Rm 14:17).
Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu; bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus (Luk 17:20-21; Rm 14:17).
Maka sabda Yesus tertuju kepada orang yang menderita
(Sabda Bahagia – Luk 6:20-23). Pewartaan Yesus bukan hanya janji-janji saja.
Dalam diri Yesus, Allah telah datang (Luk 11:20).
Waktu kedatangan-Nya tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga
tidak, Anak pun tidak, hanya Bapa saja (Mrk 13:32).
Waktunya telah genap;
Kerajaan Allah sudah dekat.
Kerajaan Allah sudah dekat.
Bertobatlah percayalah kepada
Injil!
Tuhan dekat
pada setiap orang yang berseru kepada-Nya ...
dalam kesetiaan
(Mrk 1:15; Mzm 145:18)
pada setiap orang yang berseru kepada-Nya ...
dalam kesetiaan
(Mrk 1:15; Mzm 145:18)
Adakah dengan kedelapan Sabda Bahagia-Nya Yesus mau
menganjurkan dan mempertahankan kemiskinan, kelaparan, pengangguran, dan
penderitaan di bumi ini? Jelas tidak.
Yesus mau mengatakan bahwa kekayaan dan kekuatan kita
hanya terletak pada Allah. Dengan bersandar pada kekuatan Allah itu, kita harus
berjuang menyingkirkan semua penderitaan di dunia ini.
Dalam diri Yesus, Allah yang menjadi manusia, Allah
mulai mengubah sejarah umat manusia menjadi lebih sejahtera.
Tanda-tanda mujizat ‘menyembuhkan orang sakit,
melegakan orang cemas dan gelisah, membebaskan orang yang tertekan jiwa
raganya, bahkan membangkitkan orang mati, dsbnya’ yang dikerjakan Yesus itu
memperlihatkan bahwa dalam diri Yesus genaplah nubuat para nabi tentang Mesias
yang kedatangan-Nya telah dijanjikan kepada leluhur Israel.
Dengan mengerjakan mujizat, dengan ‘menjadikan
segalanya baik (Mrk 7:37), Yesus menjelmakan pemerintahan Allah dan
menghentikan pemerintahan setan. Bilamana Yesus muncul, si jahat menarik diri.