Sabtu, 24 Oktober 2015

21.59 -

Teologi Apologetika

Apologetika (mengenai dasar-dasar iman Kristiani) adalah pembelaan keyakinan Kristiani mengenai Allah, Kristus, Gereja dan tujuan hidup umat manusia

Pembelaan ini dapat ditujukan kepada pemeluk agama lain, warga komunitas sendiri yang ragu-ragu atau kepada orang beriman biasa yang ingin mengerti bahwa iman mereka dapat dipertanggungjawabkan.


Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi harus dengan lemah lembut dan hormat (1 Ptr 3:15)

Tujuan utama apologetika adalah memberi pertanggungjawab dan membela ajaran Kristiani yang benar yang didasarkan pada Kitab Suci dan ajaran Magisterium Gereja (agar umat Katolik tidak diombang-ambingkan oleh berbagai ajaran yang sebenarnya bukan ajaran Kristiani yang benar).

Allah Tritunggal

Misteri iman Kristiani - Seluruh karya ilahi adalah karya bersama ketiga pribadi ilahi (Bapa - pencipta, Putera - penyelamatan dan Roh Kudus - pengudusan), sebagaimana Tritunggal mempunyai kodrat yang satu dan sama.

Siapa yang memuja Bapa, melakukannya melalui Putera dalam Roh Kudus, siapa yang mengikuti Kristus melakukannya karena Bapa yang menarik-Nya dan Roh Kudus yang menggerakkan-Nya (bdk Yoh 6:44, Rm 8:14).

Protestantisme: Sola Fide, Sola Scriptura, Sola Gratia, Predestinasi

Protestantisme awalnya merupakan suatu gerakan pembaharuan Gereja yang dilakukan Martin Luther (seorang imam yang bersemangat dan saleh dari ordo Santo Agustinus). Ia memprotes Simonisme (penjualan harta rohanisakramen pengakuan) yang dilakukan Gereja pada waktu itu untuk pembangunan Basilika St. Petrus di Roma. 

Gagasan terkenal waktu itu adalah “sekeping uang yang diletakkan pada kotak persembahan maka satu jiwa diselamatkan.” Protes Luther terhadap Gereja didukung oleh raja-raja di Jerman yang tidak begitu senang terhadap Gereja. 

Gerakan pembaharuan ini akhirnya mengarah kepada perpisahan antara Gereja dan pengikut Luther yang melahirkan gereja-gereja Protestan.

Ada empat pokok penting perbedaan dalam teologi Luther dan Katolik:

1. Sola Fide 

Luther - hanya iman – manusia bisa selamat karena iman kepada Yesus Kristus. 

Katolik – orang Kristen harus menghayati imannya dalam perbuatan/tindakan nyata (Yak 2:22).

2. Sola Gratia

Luther – iman itu semata-mata kasih karunia Allah.

Katolik – meskipun Gereja Katolik mengakui iman adalah anugerah dari Allah, namun usaha manusia sangat penting.

3. Scriptura

Luther – hanya Alkitab adalah satu-satunya sumber penghayatan dan pengajaran iman. 

Katolik – selain Kitab Suci, Tradisi Suci merupakan bentuk Sabda Allah yang tidak tertulis dalam kata-kata melainkan dihayati (sejak zaman para rasul hingga sekarang), dalam ibadat, ajaran, dan cara hidup Kristen.

4. Predestinasi

Luther – manusia sudah ditentukan untuk selamat/dihukum.

Katolik - Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka (Why 20:15, 12); jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran; kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan (Ibr 10:26-27). 

Perkawinan Katolik

Perkawinan Katolik tidak terceraikan kecuali oleh kematian (Mat 19:6, KGK 1644). Yang mungkin terjadi hanyalah pernyataan dari Gereja bahwa suatu perkawinan adalah tidak sah karena dikemudian hari terbukti ada halangan – adanya paksaan secara fisik dan moril untuk menikah (paksaan besar ini menghilangkan pribadi yang menjadi syarat mutlak untuk suatu perkawinan).

Pengakuan Dosa

Setiap orang Katolik wajib mengaku dosa paling sedikit setahun sekali. Bagi orang yang berdosa berat ada kewajiban untuk mengaku dosa sebelum menyambut komuni. 

Pengakuan dosa hanya dilakukan kepada seorang imam dan ini merupakan salah satu bentuk pelayanan imamatnya berdasarkan Mat 18:18. Gereja akan mengekskomunikasi seorang imam yang membocorkan rahasia pengakuan.

Jika kita berdosa, maka pertama-tama berdosa kepada Tuhan – seseorang diperdamaikan karena telah memutuskan hubungan cinta kasih dengan Tuhan secara sadar, tahu dan mau; merusak hubungannya dengan orang lain dan juga menghancurkan diri kita sendiri secara jasmani maupun secara rohani. 

Jika seseorang berbuat dosa, ia juga mencemarkan Gereja dengan dosa-dosanya – akan berpengaruh pada tubuh mistik Tuhan. Karenanya si pendosa perlu mengadakan pemulihan dengan tubuh mistik Kristus, yakni Gerejanya. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 25/V/2006; Teologi Apologetika, HDR Maret-April 2006).