Sabtu, 24 Oktober 2015

22.01 -

Rahasia Tanda Salib



Tanda salib adalah cara resmi Gereja Katolik memulai dan menutup doa-doa dan peribadatannya


Tanda Salib itu merupakan doa yang singkat, padat dan jelas – tanda salib pada saat jari diletakkan di dahipercaya akan Tuhan dengan budinya; pada saat jari diletakkan di dadamencintai Tuhan dengan hati; pada saat jari diletakkan di dekat bahu kiri dan kananmenghayati sebagai tugas dan tanggungjawab



Sebagai ungkapan iman - ungkapan misteri Allah Tritunggal Mahakudus.

Sebelum Injil dibacakan imam berkata “Inilah Injil Tuhan”, dan umat menjawab “terpujilah Kristus” dengan membuat tanda salib di dahi, di mulut dan di hati - menerima firman Tuhan dengan pikiran, perkataan serta perbuatan kita sehari-hari.

Imam memberkati anak-anak dengan membuat tanda salib pada dahi sebagai tanda cinta Allah Tritunggal bagi anak-anak, sebagai pengganti ciuman Allah di dahi anak-anak.

Imam membuat tanda salib didahi dengan abu pada Hari Rabu Abusebagai tanda pertobatan dalam Allah Tritunggal Mahakudus.

Imam memberkati benda-benda Rohani dengan tanda salibsebagai penyaluran berkat Tritunggal Mahakudus.

Uskup memberkati dengan tanda salib tiga kali – sebagai ungkapan berkat yang teramat agung.

Kalau orang berhasilsebagai ungkapan syukur.

Pada saat mengalami kesulitansebagai doa permohonan.

Pada saat orang merasa takutsebagai doa memohon perlindungan.

Pada saat orang memasuki tempat-tempat kudussebagai tanda penghormatan dalam doa.

Pada saat bangun pagi – sebagai doa syukur.

Sebelum tidursebagai doa permohonan pemeliharaan sewaktu beristirahat pada malam hari.

(Sumber: Warta KPI TL No. 25/V/2006; Rahasia Tanda Salib, Percikan Hati Vol. 4, No.7 Maret 2006).