Senin, 03 Juni 2019

Kis 16:22-34

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 28 Mei 2019: Hari Biasa Pekan VI Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 16:22-34; Mzm 138:1-2a, 2bc-3, 7c-8; Yoh 16:5-11


Juga orang banyak bangkit menentang mereka. Lalu pembesar-pembesar kota itu menyuruh mengoyakkan pakaian dari tubuh mereka dan mendera mereka. Setelah mereka berkali-kali didera, mereka dilemparkan ke dalam penjara. Kepala penjara diperintahkan untuk menjaga mereka dengan sungguh-sungguh. Sesuai dengan perintah itu, kepala penjara memasukkan mereka ke ruang penjara yang paling tengah dan membelenggu kaki mereka dalam pasungan yang kuat.

Tetapi kira-kira tengah malam (A1) Paulus dan Silas (*) berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. (A2) Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.

Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri. 

Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!" Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.

Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: (B1) "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." 

Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga (B2) ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.

Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.


Renungan


1. Kuasa puji-pujian

(A1-2) Ketika umat Tuhan memuji Dia lewat pujian dan penyembahan, maka pada saat yang sama Tuhan bertahta di atas pujian umat-Nya (Mzm 22:4). Ada kuasa Allah yang dilepaskan dari Sorga.

Tujuan menaikkan pujian dan penyembahan dikala sedang menghadapi situasi yang sulit, supaya kita tidak terjebak dengan persungutan atau perkataan-perkataan negatif lainnya (1 Kor 10:10).

Jadi, berdoa, memuji dan menyembah Sang Pencipta harus menjadi kebutuhan orang Kristiani. 

Kehadiran Tuhan itu membawa suatu dampak yang luar biasa. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kuasa gelap dilumpuhkan (Mzm 149:6-9; 2 Kor 10:4). Ketika umat Allah memuji dan menyembah Allah dalam roh dan kebenaran, maka benteng-benteng musuh rohani diruntuhkan (1 Sam 16:23).

(2) Menerima inspirasi Allah (2 Raj 3:15-19). Betapa indahnya hidup yang mengandalkan kemampuan Allah yang ekstra ordinari ini. Karena itu jadikan pujian dan penyembahan sebagai gaya hidup sehari-hari sehingga hikmat Allah selalu ada dalam kehidupan sehari-hari.

3. Allah berperang ganti kita (2 Taw 20:21-22). Cara Tuhan berperang berbeda dengan cara kita, cara-Nya begitu efektif dan meraih hasil yang besar.

4) Menarik jiwa -jiwa datang kepada Dia (Mzm 40:4; Yoh. 12:32). Ketika kita memiliki gaya hidup memuji dan menyembah Allah, maka kuasa Tuhan akan nyata dalam menarik orang datang kepada-Nya lewat kehidupan kita (B1-2).

Jadi, ketika kita menghadapi pergumulan atau dalam keadaan terjebak, kita bisa memuliakan Allah di dalam hati kita. Sungguh, “Tuhan maha besar dan terpuji sangat” (Mzm. 96:4).


2. Cara beriman yang sesungguhnya

Sebelum naik ke surga Yesus meninggalkan pesan berharga kepada para murid, bahwa betapa pentingya Ia meninggalkan mereka dan naik ke surga. “….tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu“ (Yoh.16:7). Yesus tahu bahwa melanjutkan karya-karya-Nya melalui para murid akan menghadapi berbagai tantangan dan cobaan. Dengan itu untuk percaya kepada Tuhan yang diwartakan butuh perjuangan yang pantang menyerah.

Itulah yang dihadapi oleh Paulus dan teman-temannya. Percaya kepada Tuhan dalam keadaan dipenjara dan tidak berpengharapan membutuhkan perjuangan iman yang besar. Menghadapi situasi seperti itu Paulus dan Silas tidak gentar, mereka berdoa dan menaikkan pujian dalam keadaan terpasung dan terbelenggu. Mereka mau membuktikan, hanya orang yang percaya kepada Tuhanlah yang bisa selalu memuji Tuhan dalam segala keadaan (*).

Paulus dan Silas meninggalkan sebuah warisan berharga bagi Gereja tentang cara beriman yang sesungguhnya. Dasar pengharapan Gereja adalah Sabda Yesus sendiri,…..Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, dan penghakiman akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku” (Yoh.16:8 – 9).

22.00 -

Luk 24:46-53

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
  

Penanggalan liturgi

Kamis, 30 Mei 2019: Hari Raya Kenaikan Tuhan - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3, 6-7, 8-9; Ef 1:17-23 atau Ibr 9:24-28; 10:19-23; Luk 24:46-53


Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.

Kamu adalah saksi dari semuanya ini. Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."

Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.

Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita. Mereka senantiasa berada di dalam Bait Allah dan memuliakan Allah. 


Renungan


1. Kekuatan jiwa yang setia

Kebangkitan Tuhan melimpahi kita dengan sukacita pada hari Paskah; demikian juga kenaikan-Nya ke surga membawa kegembiraan bagi kita sekarang. 

Kini kita memperingati dan merayakan hari, di mana kodrat rendah kita diangkat dalam Kristus mengatasi semua barisan di surga, mengatasi semua rombongan malaikat, mengatasi ketinggian semua kuasa surgawi, sampai pada takhta Bapa di surga. 

Kita ini dibangun berdasarkan perbuatan-perbuatan Tuhan berturut-turut, hingga keajaiban rahmat Tuhan nampak lebih besar lagi; sebab, meskipun segala hal yang kelihatan mendorong kita untuk menyatakan hormat selayaknya, sudah dilenyapkan dari pandangan kita, namun iman kita tetap teguh, harapan kita kuat dan cinta kita hangat. 

Inilah kekuatan yang diberikan kepada jiwa-jiwa besar, inilah terang bagi jiwa-jiwa yang sungguh setia. 


Kis 17:15, 22 - 18:1

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 29 Mei 2019: Hari Biasa Pekan VI Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 17:15, 22 - 18:1; Mzm 147:1-2, 11-12ab, 12c-14a, 14bcd; Yoh 16:12-15


Orang-orang yang mengiringi Paulus menemaninya sampai di Atena, lalu kembali dengan pesan kepada Silas dan Timotius, supaya mereka selekas mungkin datang kepadanya.

Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: "Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. 

(1) Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang.

Dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia untuk mendiami seluruh muka bumi dan Ia telah menentukan musim-musim bagi mereka dan batas-batas kediaman mereka, supaya mereka (2B) mencari Dia dan mudah-mudahan menjamah dan menemukan Dia, walaupun Ia tidak jauh dari kita masing-masing.

(2C) Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu: Sebab kita ini dari keturunan Allah juga. 

Karena kita berasal dari keturunan Allah, kita tidak boleh berpikir, bahwa keadaan ilahi sama seperti emas atau perak atau batu, ciptaan kesenian dan keahlian manusia.

Dengan tidak memandang lagi zaman kebodohan, maka sekarang Allah memberitakan kepada manusia, bahwa di mana-mana (2A) semua mereka harus bertobat. Karena Ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati." 

Ketika mereka mendengar tentang kebangkitan orang mati, maka ada yang mengejek, dan yang lain berkata: "Lain kali saja kami mendengar engkau berbicara tentang hal itu."

Lalu Paulus pergi meninggalkan mereka. Tetapi beberapa orang laki-laki menggabungkan diri dengan dia dan menjadi percaya, di antaranya juga Dionisius, anggota majelis Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan juga orang-orang lain bersama-sama dengan mereka. Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus. 


Renungan


1. Menemukan Allah yang benar

(1) Paulus, rasul misionaris sejati, memperkenalkan kepada para penyembah berhala di Athena tentang Allah yang benar. Ia dengan tegas mewartakan bahwa Allah tidak tinggal di dalam segala sesuatu yang merupakan buatan tangan manusia.

Seringkali tanpa sadar "harta, kekuasaan dan hawa nafsu" menjadi "allah" kita, "allah" bentukan kita. Oleh karena itu, marilah kita bertobat dan menemukan Allah yang benar dengan mengubah cara berpikir kita yang salah tentang Allah (2ABC).



Kis 18:23-28

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 1 Juni 2019: PW St. Yustinus, Martir - Tahun C/I (Merah)
Bacaan: Kis 18:23-28; Mzm 47:2-3, 8-9, 10; Yoh 16:23b-28; RUybs.


Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.

Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama (1) Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang (A) fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti (B) ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat. 

Tetapi setelah (2) Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.

Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. 

Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.


Renungan


1. Kawan sekerja

(1, A) Andaikan kita mendengar Apolos mewartakan Injil, kita mungkin akan menganggap dia sebagai pemberita Injil yang hebat. (B) Rupanya ia tertarik mewartakan Kristus dengan memanfaatkan sumber perpustakaan yang baik di kota Alexandria, namun ia belum sungguh-sungguh mengenal Kristus.

(2) Priskila dan Akwila mempunyai kepekaan, tidak terpaku hanya pada apa yang tampak. Ketika mereka mendengar pengajaran Apolos dan menemukan sesuatu yang “kurang”. Mereka tanpa segan menuntun Apolos, sampai dia sungguh berjumpa dengan Yesus Kristus dan siap menjadi pelayan Injil sejati. 

Apa yang dilakukan oleh Akwila dan Priskila merupakan area pelayanan yang tidak kalah penting. Kita pun bisa seperti mereka. 

Bila ada orang seperti Apolos di gereja kita, kita bisa mengajak mereka mengikuti kelompok pembinaan, memberikan buku-buku bermutu atau mengusulkan agar dia mengikuti pelajaran khusus yang akan membuat pelayanannya menjadi lebih efektif.



21.08 -

Yoh 17:20-26

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Kamis, 17 Mei 2018: Hari Biasa Pekan VII Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 22:30; 23:6-11; Mzm 16:1-2a, 5, 7-8, 9-10, 11; Yoh 17:20-26

Minggu, 2 Juni 2019: Hari Minggu Paskah VII, Hari Minggu Komunikasi Sedunia - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 7:55-60; Mzm 97:1, 2b, 6, 7c, 9; Why 22:12-14, 16-17, 20; Yoh 17:20-26


Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (A) supaya mereka semua menjadi satu, (B) sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, (1) supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, (2) agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku.

Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan.

Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."


Renungan


1. Tujuan Yesus berdoa

(A) Yesus sudah mengetahui bahwa akan terjadi perpecahan dalam kelompok para murid-Nya, pada saat Ia ditangkap dan dibunuh. Mereka akan tercerai berai karena ketiadaan pemimpin mereka. Maka Yesus berdoa untuk persatuan spiritual. 

(B) Model kesatuan yang diwartakan Yesus. Ini adalah persatuan yang tak terpisahkan karena hati, pikiran dan perasaan begitu menyatu.

Persatuan akan terjadi apabila kita membangun, memelihara dan mengembangkan rupa-rupa bentuk dialog dan komunikasi yang semakin baik sehingga terciptalah persatuan dan persaudaraan, kerukunan dan perdamaian.

Tujuan Yesus berdoa memohon persatuan para murid-Nya:

(1) Persatuan antara umat beriman harus menjadi sebuah kesaksian supaya dengannya dunia percaya kepada Yesus Kristus Putra-Nya.

(2) Persatuan antara umat beriman adalah sebuah kesaksian tentang betapa besar kasih Allah kepada manusia.


2. Pentingnya hidup dalam komunitas

(A) Kesatuan yang Yesus maksudkan di sini adalah kesatuan iman akan Yesus sebagai utusan Allah. Yesus hadir bila semua orang yang percaya kepada-Nya berkumpul dalam nama-Nya, di mana ada doa, pembacaan firman Tuhan, kesaksian iman, maka di sana akan ada kasih dan sukacita.

Perjumpaan dengan Tuhan adalah saat di mana kita menimba kekuatan dari pada-Nya untuk perjalanan hidup kita, yang mengarahkan kita untuk memandang kemuliaan Tuhan dan tinggal dalam kasih-Nya. Ini adalah perjumpaan yang menyelamatkan, penuh dengan sukacita dan damai.

Hal inilah yang membuat kita sebagai orang yang percaya kepada-Nya perlu untuk menyediakan waktu untuk berjumpa dengan Tuhan dalam komunitas.


Kis 19:1-8

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 3 Juni 2019: PW St. Karolus Lwanga dkk, Martir - Tahun C/I (Merah)
Bacaan: Kis 19:1-8; Mzm 68:2-3, 4-5ac, 6-7ab; Yoh 16:29-33; RUybs.


Ketika Apolos masih di Korintus, Paulus sudah menjelajah daerah-daerah pedalaman dan tiba di Efesus. Di situ didapatinya beberapa orang murid.

Katanya kepada mereka: (1) "Sudahkah kamu menerima Roh Kudus, ketika kamu menjadi percaya?" Akan tetapi mereka menjawab dia: "Belum, bahkan kami belum pernah mendengar, bahwa ada Roh Kudus."

Lalu kata Paulus kepada mereka: "Kalau begitu dengan baptisan manakah kamu telah dibaptis?" Jawab mereka: "Dengan baptisan Yohanes."

Kata Paulus: "Baptisan Yohanes adalah pembaptisan orang yang telah bertobat, dan ia berkata kepada orang banyak, bahwa mereka harus percaya kepada Dia yang datang kemudian dari padanya, yaitu Yesus." 

Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus. Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, (2) turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Jumlah mereka adalah kira-kira dua belas orang. 

Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan mereka tentang Kerajaan Allah.


Renungan


1. Kepastian keselamatan

(1) Paulus memiliki kepekaan, ia memastikan orang-orang yang dilayaninya sudah menerima keselamatan sejati di dalam Kristus.

(2) Bukti atau tanda bahwa mereka sudah menjadi milik Kristus, yaitu mereka menerima karunia berbahasa roh dan karunia bernubuat. 

Jadi, ketika kita melayani seseorang, jangan hanya puas ketika melihat orang yang kita layani rajin ke gereja, berperilaku saleh, ataupun membicarakan Alkitab atau gereja. Tetapi beritakanlah Injil kepada mereka sambil mendoakan mereka agar mereka sungguh-sungguh memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus.



Kis 20:17-27

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Selasa, 4 Juni 2019: Hari Biasa Pekan VII Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 20:17-27; Mzm 68:10-11, 20-21; Yoh 17:1-11a


Karena itu ia menyuruh seorang dari Miletus ke Efesus dengan pesan supaya para penatua jemaat datang ke Miletus.

Sesudah mereka datang, berkatalah ia kepada mereka: "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini: dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku. Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu. Semua kuberitakan dan kuajarkan kepada kamu, baik di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan di rumah kamu; aku senantiasa bersaksi kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus.

Tetapi sekarang (*) sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus dari kota ke kota kepadaku, bahwa penjara dan sengsara menunggu aku.

Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. 

Dan sekarang aku tahu, bahwa kamu tidak akan melihat mukaku lagi, kamu sekalian yang telah kukunjungi untuk memberitakan Kerajaan Allah. Sebab itu pada hari ini aku bersaksi kepadamu, bahwa aku bersih, tidak bersalah terhadap siapa pun yang akan binasa. Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu. 


Renungan


1. Menjadi tawanan Roh Kudus

Setiap orang yang memutuskan untuk menjadi pengikut Kristus "... wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup." (1 Yoh 2:6). Kita telah menjadi milik Kristus, kita juga harus menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya (Gal 5:24-25 - melakukan penyangkalan diri). 

(*) Kehidupan Paulus sepenuhnya dikendalikan oleh Roh Kudus. BUKTInya: Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus (Flp 3:7-8). Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp 1:21-22); 

Jadi, hanya Roh Kudus-lah yang mampu mematikan setiap keinginan daging kita. Kita akan dimampukan menjalani hidup seutuhnya sebagai manusia baru, dengan meninggalkan kehidupan lama; menaruh kehendak Tuhan di atas kehendak pribadi serta menyerahkan hak dan otoritas diri kita sepenuhnya kepada Tuhan serta mengakui Dia sebagai pemegang hak dan otoritas penuh untuk menentukan bagaimana kita harus hidup. 

Hidup dalam pimpinan Roh Kudus inilah yang menjadi tanda bahwa kita ini adalah anak-anak Allah. "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." (Rm 8:14).