Jumat, 22 Mei 2020

08.16 -

Kebaikan Tuhan dalam kehidupan



Di awal tahun 2020, dunia digegerkan dengan kemunculan virus Corona yang kemudian dikenal dengan nama COVID-19. Bermula dari Wuhan, Tiongkok, dalam dua bulan, virus ini dengan cepat menyebar ke lebih dari 32 negara. Puluhan ribu orang terinfeksi dan ribuan orang meninggal akibatnya. Karena kejadian luar biasa ini, WHO menetapkan COVID-19 sebagai wabah global

Dengan situasi pandemi ini, hidup kita banyak mengalami perubahan. Biasanya jika berjumpa dengan keluarga atau sahabat, kita langsung berjabat tangan atau cipika-cipiki, sekarang ada perasaan takut sehingga menjaga jarak (social distancing), memakai masker dan hand sanitizer untuk menjaga kebersihan. Hal ini menyebabkan ketidak nyamanan dalam kehidupan

[wabah (KBBI) » penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang sejumlah besar orang di daerah yang luas; pandemi (KBBI) » wabah yang berjangkit serentak di mana-mana, meliputi daerah geografis yang luas] 

Bahkan untuk mencegah penyebaran penyakit atau terkontaminasi diadakan (1) PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), yaitu pembatasan jam keluar rumah. Di Balikpapan jalan-jalan ditutup pada jam-jam tertentu, jalan-jalan dibuka antara jam empat sampai jam sembilan pagi, antara jam tiga sore sampai jam delapan malam sehingga kehidupan kota tidak mengalami sukacita lagi. (2) WFH (Work From Home). Biasanya, di kantor saya penuh dengan semangat/motivasi/inovasi, namun dengan kondisi seperti ini kemungkinan kantor saya juga akan mengalami kesulitan untuk bertahan jika pandemi ini tidak segera berakhir. Ini sungguh-sungguh menimbulkan kekuatiran dan ketakutan. 

Menghadapi situasi seperti ini bagaimanakah sikap anak Tuhan? Hendaknya kita berhikmat, jangan sampai kita kehilangan iman, kehilangan pengharapan akan kuasa Allah. Tetaplah tekun berdoa, membaca Kitab Suci dan memuji dan menyembah-Nya lebih dan lebih dalam lagi agar memperoleh kekuatan yang berasal dari-Nya. Jangan masukkan “Virus Fideisme” atau kabar negatif ke dalam pikiran kita, tetapi perkatakanlah firman iman secara benar (Rm 10:8). 

Saat saya harus stay home karena pandemi ini, saya belajar percaya bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28). Saat ini saya merasakan berkat Tuhan yang lainnya, yaitu: saya semakin dekat dengan istri dan anak-anak, saya mempunyai kesempatan mengajarkan pada anak-anak untuk mempunyai sikap peduli. Ada satu rahmat lagi, kami lebih menghargai Ekaristi. Ekaristi adalah embun yang menyejukkan hati. 

Biasanya kami sekeluarga berdoa malam bersama. Sejak adanya pandemi ini, kami sekeluarga dapat mengikuti pujian dan penyembahan melalui Line voice di sebuah komunitas. Melalui pujian penyembahan ini, saya memperoleh kekuatan baru untuk menghadapi masa depan yang masih belum pasti ini. 

Marilah kita belajar dari Yoh 20:19-23

Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu (2A) berkumpullah (1) murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka (5A) takut kepada orang-orang Yahudi. 

Pada waktu itu (2B) datanglah (3A) Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Dan sesudah berkata demikian, (3B) Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu (5B) bersukacita ketika mereka melihat Tuhan. Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga (4A) sekarang Aku mengutus kamu." Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: (4B) "Terimalah Roh Kudus. " 

» (1) Menghadapi pandemi Corona seringkali kita seperti murid-murid Yesus, takut keluar rumah, takut bangkrut, takut di PHK, takut kelaparan. (2AB) Karena hanya fokus pada masalah, tidak mencari Allah (Ayb 35:10) maka kehadiran-Nya tidak kita sadari (Mat 18:20 » Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka). Ingatlah! Tuhan Yesus menyertai kita senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:20). 

(3AB) Apa makna dari penampakan ini? (Yesus berdiri dan menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya). Luka-luka itu bukti pengorbanan-Nya (Mat 1:21), bukti kasih-Nya (Yes 30:18; Yoh 15:13). Lebih dari itu, luka-luka itu menunjukkan ketaatan-Nya pada kehendak Bapa (Ibr 5:8). 

(4AB) Misi murid adalah meneruskan misi Yesus dari Bapa. Misi tersebut adalah membawa kabar baik bagi keselamatan dunia ini. (5AB) Roh Kudus akan mengubah ketakutan menjadi keberanian dan keterbukaan, menjadi utusan yang disertai oleh wibawa sang pengutus sendiri. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 181/V/2020 » Renungan KPI TL – ONLINE Tgl 30 April 2020, Bapak Charlie).