Jumat, 22 Mei 2020

Komuni rohani


Misa Online atau Live Streaming Misa lebih tepatnya mengarah kepada tindakan Komuni Batin/Spiritual Communion merupakan bentuk dispensasi resmi dari Pimpinan Gereja Katolik setempat menanggapi pandemi COVID-19 dalam hal kewajiban umat merayakan Ekaristi. Dispensasi Misa dan instruksi Misa online dari Bapak Uskup sudah diberikan kepada kita sampai masa yang ditentukan. Oleh karena itu, umat tidak perlu merasa berdosa karena tidak mengikuti Ekaristi di Gereja.

“Komuni Batin” dipandang sebagai komuni meskipun secara sakramental tidak sempurna, tetap berniat ambil bagian dalam Tubuh dan Darah Kristus.

Yohanes Paulus II, Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan hubungannya dengan Gereja) 17 April 2003: “Sangatlah baik dalam hati kita menumbuhkan kerinduan akan Sakramen Ekaristi. Inilah asal usul ‘komuni batin’, yang dimaklumkan Gereja selama berabad-abad dan dianjurkan oleh para kudus, para guru hidup rohani. Santa Teresa dari Kanak-kanak Yesus menulis, “Ketika dirimu tidak dapat menyambut komuni dan tidak menghadiri Misa Kudus, engkau dapat melakukan komuni batin, suatu tindakan yang sangat bermanfaat; dengan komuni batin ini Cinta Kasih Tuhan bagimu akan terasa sangat menakjubkan.” (EE 34).

Marilah kita belajar dari Luk 24:13-35:

Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.

Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, (3A) datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi (1A) ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.

Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan (1B) muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?"

Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal (1C) kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat."

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu (3B) Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.

Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka.

(2A) Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.

Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah (3C) hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?" Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka.

Kata mereka itu: "Sesungguhnya (2B) Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.

» (1ABC) Perjalanan ke Emaus jelas, namun masa depan di sana tanpa harapan. Oleh karena itu wajah mereka muram. Saat ini kita juga mengalami hal yang sama, kita tidak tahu masa depan kita dengan adanya virus Corona ini, jika kita hanya bersandar pada kekuatan diri kita sendiri. Simbol-simbol di dunia yang melambangkan kehebatan manusia (kesombongan) pada akhirnya akan dihancurkan oleh Tuhan.

(2AB) Ketika Tuhan Yesus mengulang Perjamuan Malam Terakhir (Luk 22:19-20), mereka mengenali Yesus. Mereka melihat suatu hidup baru, di mana harapan-harapan mereka dipulihkan, bahkan mereka mengalami hidup yang kekal. Ini adalah suatu rahmat Tuhan yang paling baik, yaitu persatuan dengan-Nya (Yoh 17:3 » Mengenal Allah yang benar dan mengenal Yesus Kristus yang diutus-Nya).

(3AB) Sesungguhnya, di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka (Mat 18:20). Mereka mendengarkan Yesus, mendengarkan penjelasan sabda-Nya. Ini sebagai suatu bentuk komuni rohani (Liturgi Sabda » persiapan persatuan dengan Allah; Liturgi Ekaristi » persatuan yang penuh dengan Allah). 

[KGK 2653 » Doa harus menyertai pembacaan Kitab Suci, supaya terwujudlah wawancara antara Allah dan manusia. Sebab kita berbicara dengan-Nya bila berdoa; Kita mendengarkan-Nya bila membaca amanat-amanat ilahi (Ambrosius)]. Perkataan-perkataan yang dikatakan-Nya adalah roh dan hidup (Y

oh 6:63).

(3C) Hati mereka berkobar-kobar karena Yesus datang untuk melemparkan api ke bumi (Luk 12:49; KGK 696 » Dalam tradisi rohani, lambang api dikenal sebagai salah satu lambang yang paling berkesan mengenai karya Roh Kudus. Kalau setiap hari kita sungguh-sungguh bersatu dengan Tuhan lewat sabda-Nya, maka kita sudah menyatukan diri untuk komuni rohani. Kesatuan ini membuat hati kita berkobar-kobar untuk bersatu dengan Tuhan lebih dalam lagi. Oleh karena itu jangan padamkan Roh (1 Tes 5:19).

Komuni Kudus-lah yang membuat diriku tetap fokus dan meringankan beban-beban pekerjaanku, aku akan mendekat kepada Juru Selamat-Ku, memohon terang dan bimbingan daripada-Nya. Yesus Kristus adalah kekuatan dan andalanku (Santo Thomas More). 

Kisah hidup Santo Thomas More dibuat film dengan judul “A Man of All Seasons” (1966). Ia adalah contoh seorang kepala keluarga yang sangat mencintai istri dan anak-anaknya. Ia senantiasa meluangkan waktu untuk mereka semua yang dicintainya. Meskipun cukup kaya karena keberhasilan dalam karirnya serta memiliki status sosial yang tinggi, ia tetap mau hidup sederhana dan rendah hati. Menjadi martir karena mempertahankan imannya.

[Baca juga: Santo Thomas More]

Jika kita mendekat kepada Kristus melalui doa, membaca Kitab Suci dan merenungkannya, serta menyambut Komuni Kudus maka kita akan dibimbing-Nya sehingga kita memperoleh kekuatan dalam menjalani kehidupan yang berat ini dengan sukacita.

(Sumber: Warta KPI TL No.. 181/V/2020 » Homili Live Streaming Minggu Paskah III 2020, Romo Adrian A OP).