Minggu, 05 Januari 2020

Kej 1:1

[KGK 268*] Dari sifat-sifat Allah hanya kemaha-kuasaan yang disebut dalam simbolum; mengakui kemaha-kuasaan itu, mempunyai arti besar bagi kehidupan kita. Kita percaya bahwa kekuasaan itu menyangkut segala sesuatu, karena Allah yang menciptakan segala sesuatu (Kej 1:1; Yoh 1:3), juga memimpin segala sesuatu dan sanggup melakukan segala sesuatu. Kita percaya juga bahwa kuasa itu penuh cinta, karena Allah adalah Bapa kita (Mat 6:9); selanjutnya, bahwa ia penuh rahasia, karena hanya iman mampu menangkapnya, meskipun ia menyatakan "kekuatannya dalam kelemahan" (2 Kor 12:9) (1 Kor 1:18).


[KGK 279] "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kej 1:1). Kitab Suci dibuka dengan kata-kata yang meriah ini. Pengakuan iman mengambil alih kata-kata ini, dengan mengakui Allah, Bapa yang maha kuasa itu, sebagai "Pencipta langit dan bumi", yang menciptakan "segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan". Pertama sekali kita akan berbicara tentang Pencipta, lalu tentang penciptaan, dan akhirnya tentang kejatuhan dalam dosa dan bagaimana Yesus Kristus Putera Allah mengangkat kita lagi dari dosa oleh kedatangan-Nya.


[KGK 280] Penciptaan adalah "awal tata keselamatan", "awal sejarah keselamatan" (DCG 51) yang berpuncak pada Kristus

Sebaliknya misteri Kristus adalah terang misteri penciptaan yang menentukan; ia menyingkap tujuan, untuk apa Allah menciptakan "pada mulanya... langit dan bumi" (Kej 1:1). Sejak awal Allah telah memikirkan kemuliaan ciptaan baru di dalam Kristus (Rm 8:18-23).

[KGK 288#] Dengan demikian wahyu mengenai penciptaan tidak dapat dipisahkan dari wahyu dan pelaksanaan perjanjian, yang diadakan Allah yang Esa dengan bangsa-Nya. Penciptaan diwahyukan sebagai langkah pertama menuju perjanjian ini, sebagai bukti pertama dan universal dari cinta Allah yang maha kuasa (Kej 15:5, Yer 33:19-26). 

Kebenaran penciptaan juga muncul semakin jelas dalam pesan para nabi (Yes 44:24), dalam doa mazmur (Mzm 104) dan dalam liturgi serta amsal (Ams 8:22-31) bangsa terpilih.

[KGK 1043#] Kitab Suci melukiskan pembaharuan yang penuh rahasia itu, yang akan mengubah umat manusia dan dunia, sebagai "langit yang baru dan bumi yang baru" (2 Ptr 3:13) (Why 21:1). Pada waktu itu keputusan Allah, untuk "mempersatukan di dalam Kristus sebagai kepala segala sesuatu, baik yang di surga maupun yang di bumi" (Ef 1:10), akan dilaksanakan secara definitif.


[KGK 290] "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi" (Kej 1:1). Tiga hal dinyatakan dalam kata-kata Kitab Suci yang pertama ini: Allah yang abadi menciptakan segala sesuatu yang ada di luar-Nya; hanya Ia sendiri adalah pencipta (kata kerja ibrani "bara" selalu mempunyai Allah sebagai subyek): segala sesuatu yang ada - "langit dan bumi" - bergantung dari Allah, yang memberi keberadaannya.


[KGK 326#] Dalam Kitab Suci pasangan kata "langit dan bumi" berarti segala sesuatu yang ada: seluruh ciptaan. Ia menyebut juga ikatan yang dalam ciptaan sekaligus mempersatukan dan membedakan langit dan bumi: "Bumi" ialah dunia manusia (Mzm 115:16); "langit" atau "surga" dapat berarti cakrawala (Mzm 19:2), tetapi juga "tempat" Allah yang sebenarnya karena Ia adalah "Bapa kita di surga" (Mat 5:16) (Mzm 115:16) - dan sebagai akibatnya surga adalah kemuliaan definitif. Akhirnya perkataan "surga" berarti "tempat" makhluk-makhluk rohani, malaikat-malaikat, yang mengelilingi Allah.