04.57 -
SP Bilangan
Bil 21:4-9
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 20 Maret 2018: Hari Biasa Pekan V Prapaskah - Tahun B/II (Ungu)
Bacaan: Bil 21:4-9; Mzm 102:2-3, 16-18, 19-21; Yoh 8:21-30
Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak."
Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.
Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup."
Renungan
1. Tipologi
Lalu Musa membuat (*) ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.
Umat Israel gagal dalam tetap percaya. Mereka mengeluh dan kecewa kepada Tuhan dan Musa. Akibatnya, Tuhan mengirim ular-ular untuk memagut orang-orang Israel.
Menyadari kenyataan itu, mereka menyesali perbuatannya. Tuhan lalu meminta Musa membuat sebuah ular dan ditinggikan pada sebuah tiang. Orang-orang Israel yang terpagut ular akan selamat bila memandang ular tersebut.
(*) Ular yang ditinggikan pada sebuah tiang itu adalah simbol Yesus sendiri (tipologi). Ketika Yesus ditinggikan di kayu salib, barulah kita tahu bahwa Dialah Juruselamat kita. Marilah kita selalu memandang Dia yang tergantung di kayu salib. Dialah keselamatan kita.
Tipologi adalah studi mengenai gambaran/prototipe. Cara untuk menafsirkan pristiwa, pribadi, dan barang sebagai "tipe", yang menandakan "antitipe" PB yang memuat kepenuhan wahyu dan keselamatan.
Perjanjian Lama digenapi dalam Perjanjian Baru. PB menerangkan bagaimana Kristus dan Gereja-Nya telah dinyatakan secara figuratif di dalam PL (salah satunya Bil 21:9 ~ Yoh 3:14-15). Selubung masih tetap menyelubungi, jika membaca Perjanjian Lama, tanpa disingkapkan karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkan-Nya (KGK 128-130; 2 Kor 3:14).
Apabila hukum Taurat ditafsirkan secara keliru, ia berubah menjadi musuh manusia karena kaitannya dengan dosa (Rm 7:8-11).