Minggu, 29 Desember 2019

22.26 -

Yoh 15:18-21

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


 Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 5 Mei 2018: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun B/II (Putih
Bacaan: Kis 16:1-10; Mzm 100:1-2, 3, 5; Yoh 15:18-21


"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.

Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia, yang telah mengutus Aku.


Renungan


1. Konsekuensi mengikuti Yesus

Setiap orang dipanggil dan diutus sesuai dengan bidang kehidupan yang digelutinya. Perutusan kita, baik dalam panggilan hidup berkeluarga, karier, maupun sebagai imam dan biarawan/ti, tentu tidak mulus-mulus dan aman-aman saja. 

Banyak tantangan yang harus kita hadapi ketika kita mulai menghayati cara hidup kristiani dengan lebih bertanggungjawab, penuh cinta, jujur, rendah hati, dan sabar. Misalnya: dibenci dan dikucilkan bila melakukan sesuatu yang baik dan benar, diremehkan, tidak dipercaya, dan seterusnya.

Pengalaman itu sangat menyakitkan. Namun, apakah kita berani menerimanya sebagai anugerah untuk mendewasakan hidup rohani kita? Kedewasaan hidup sesorang bukan terletak pada pendidikan tinggi yang dimilikinya, melainkan pada cara menyikapi dan menerima semua pengalaman hidup, baik yang menyakitkan maupun yang menggembirakan itu sebagai anugerah.

Itulah konsekuensi mengikuti Yesus. Kalau Yesus, guru dan Tuhan kita mengalami kebencian dan dianiaya, maka kita pengikut-Nya harus berani juga mengalami hal serupa. 

Hanya satu yang perlu kita imani, yaitu: Tuhan tidak akan pernah membiarkan kita berjalan sendirian. Dia akan senantiasa menyertai dan memberi kekuatan kepada kita.