Minggu, 29 Desember 2019

22.48 -

Yoh 15:12-17

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Jumat, 4 Mei 2018: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 15:22-31; Mzm 57:8-9, 10-12; Yoh 15:12-17


Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."


Renungan


1. Kita dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan

Tuhan menyapa kita bukan sebagai hamba karena Dia memberi martabat baru kepada kita sebagai sahabat-Nya. 

Yesus adalah sumber cinta kasih yang benar. Dia tidak hanya berbicara bahwa Dia mengasihi kita tetapi Dia juga berkurban untuk mewujudkan cinta kasih-Nya itu. 

Bagaimana dengan kita? Apakah kita hanya pandai berteori tentang cinta tetapi tidak mampu melakukannya dalam perbuatan dan kebenaran? Pandanglah Yesus tersalib dan lihatlah dengan iman sungai kasih-Nya.

Kita semua juga diajak untuk selalu bersyukur kepada Tuhan. Mengapa? Karena kita masuk dalam rencana Allah: Dialah yang memilih dan menetapkan kita untuk pergi dan menghasilkan buah yang banyak. Buah yang dimaksudkan adalah iman semakin berkembang, cinta kasih semakin subur dan harapan akan keselamatan dari Tuhan semakin besar.

Memilih dan menetapkan adalah karya Tuhan bagi setiap orang. Lebih lagi ketika kita merenungkan sakramen pembaptisan sebagai saat awal kita dipilih dan ditetapkan oleh Tuhan menjadi orang kudus-Nya.