Kamis, 26 Desember 2019

23.55 -

Yes 30:19-21, 23-26

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Sabtu, 7 Desember 2019: Peringatan St. Ambrosius, Uskup - Tahun A/II (Putih)
Bacaan: Yes 30:19-21, 23-26; Mzm 147:1-2, 3-4, 5-6; Mat 9:35 - 10:1, 6-8; RUybs


Sungguh, hai bangsa di Sion yang diam di Yerusalem, (1) engkau tidak akan terus menangis. Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau, APABILA engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.

Dan walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia, dan (2) telingamu akan mendengar perkataan ini dari belakangmu: "Inilah jalan, BERJALANLAH MENGIKUTINYA," entah kamu menganan atau mengiri.

Lalu Tuhan akan memberi hujan bagi benih yang baru kamu taburkan di ladangmu, dan dari hasil tanah itu kamu akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah. Pada waktu itu ternakmu akan makan rumput di padang rumput yang luas; sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak. 

Dari setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh. Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu Tuhan membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas pukulan. 


Renungan


1. Pimpinan Tuhan

(1, 2) Dalam menempuh perjalanan hidup ini kita seringkali dihadapkan pada ujian, tantangan dan rintangan, dan tidak bisa dipungkiri hal itu membuat kita lemah, patah semangat dan frustasi. 

Melalui firman-Nya Tuhan menuntun dan memimpin langkah kita (Mzm 119:105 》Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku). Firman Tuhan itu ibarat kompas yang memberikan arah ke mana kita harus melangkah dan berjalan.

Tuhan selalu punya cara untuk memimpin kita, seperti seorang Gembala yang berjalan di depan dan kawanan domba mengikuti-Nya (Mzm 23:3). Adakalanya Tuhan sepertinya meninggalkan kita, dan tidak mempedulikan kita, padahal sesungguhnya Ia berada tepat di belakang kita untuk mengawasi, mendukung dan menopang, dan bahkan menggendong kita ketika jalan yang kita tempuh itu jalan yang berkelok-kelok, tidak rata dan mungkin jalan itu tidak kita kenal. Karena itu kita tidak perlu takut dan kuatir, karena Tuhan hendak melatih iman kita. Jadi, relakanlah untuk dipimpin oleh Tuhan, sebab hanya Dialah yang tahu jalan mana yang harus kita tempuh.