Minggu, 29 Desember 2019

06.15 -

Rm 6:12-18

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 23 Oktober 2019: Hari Biasa XXIX - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Rm 6:12-18; Mzm 124:1-3, 4-6, 7-8; Luk 12:39-48


Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 

Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.

Jadi bagaimana? Apakah kita akan berbuat dosa, karena kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia? Sekali-kali tidak!

Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran? 

Tetapi syukurlah kepada Allah! Dahulu memang kamu hamba dosa, tetapi sekarang kamu dengan segenap hati telah mentaati pengajaran yang telah diteruskan kepadamu. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. 


Renungan


1. Kebenaran sejati di dalam Kristus

Kematian Kristus di atas kayu salib memberi pesan yang jelas bahwa status kita diubah, dari hamba dosa menjadi hamba kebenaran. Namun kuasa dosa begitu kuatnya menarik kita untuk berbuat dosa. Dosa membuat kita terjerumus ke dalam perbudakan sehingga sulit untuk melakukan apa yang benar. 

Bahkan dalam zaman modern ini, kebenaran dipandang sebagai sesuatu yang bersifat relatif tergantung siapa yang mengatakannya dan dari sisi mana kita melihatnya.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk bertobat dan kembali kepada kebenaran sejati di dalam Kristus, yang akan membuat hidup kita senantiasa kudus dan berkenan kepada Allah.