Minggu, 29 Desember 2019

Kis 1:15-17, 20a, 20c-26

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 13 Mei 2018: Hari Minggu Paskah VII, Hari Minggu Komunikasi Sedunia - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Kis 1:15-17, 20a, 20c-26; Mzm 103:1-2, 11-12, 19-20ab; 1Yoh 14:11-16; Yoh 17:11b-19


Pada hari-hari itu berdirilah Petrus di tengah-tengah saudara-saudara yang sedang berkumpul itu, kira-kira seratus dua puluh orang banyaknya, lalu berkata: "Hai saudara-saudara, haruslah genap nas Kitab Suci, yang disampaikan Roh Kudus dengan perantaraan Daud tentang (*) Yudas, pemimpin orang-orang yang menangkap Yesus itu. Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini."


Renungan


1. Pentingnya latihan rohani

(*) Yudas ditentukan untuk binasa (Bdk. Yoh 17:12). Kata-kata ini sungguh keras. Mengapa Yesus mengatakan demikian? Di manakah letak kasih Allah? Bukankah Allah adalah kasih?

Allah memberi manusia "kebebasan" untuk memilih. Bukan itu saja, manusia dibekali akal budi dan banyak sarana agar bisa memilih dengan baik. Jika dengan segala tuntunan itu manusia masih memilih untuk melawan Allah, hanya Allah yang berhak menentukan nasib orang itu, termasuk Yudas.

Kalau Allah itu kasih dan benar-benar mengasihi manusia, mengapa Allah tidak mengingatkan manusia agar dia tidak jatuh dalam dosa? Karena Allah sungguh-sungguh mengasihi manusia, maka Dia memberi kebebasan dan tidak memaksa manusia membalas cinta-Nya.

Allah menghendaki agar cinta-Nya dibalas dengan cinta yang tulus, bukan cinta yang terpaksa. Karena Allah menciptakan manusia bukan sebagai robot, tetapi sebagai pribadi yang bebas membalas cinta-Nya.

Kebebasan itu adalah anugerah Allah, maka harus dilatih agar tidak menjadi kebebasan yang salah arah, kebebasan yang melawan Allah.

Latihan pertama adalah belajar melakukan pilihan-pilihan yang baik. Kedua adalah bersifat aktif dalam hidup menggereja (meningkatkan hidup rohani: meningkatkan kualitas doa, membaca Kitab Suci dan membaca buku-buku rohani) dan dalam masyarakat.

Latihan yang kita lakukan ini akan membuat hubungan kita dengan Allah semakin mesra. Jika hubungan pribadi dengan Allah semakin mesra, tidak mungkin kita akan mengkhianati Allah, seperti Yudas yang menjual Yesus.